Berita Bekasi
Tumpukan Sampah Bambu Sudah 9 Kali Nyangkut di Bendung Kali Cikeas, Ini yang Paling Parah
Tumpukan sampah bambu di Bendung Koja Kali Cikeas, Jatiasih, Kota Bekasi sudah seringkali terjadi.
Tumpukan Sampah Bambu di Sungai Cikeas Sudah Terjadi 9 Kali, Ini Paling Terparah
Tumpukan sampah bambu di Bendung Koja Kali Cikeas, Jatiasih, Kota Bekasi sudah seringkali terjadi.
Bahkan berdasarkan catatan Komunitas Peduli Cileungsi Cikeas (KP2C), dalam satu tahun ini sudah terjadi sebanyak sembilan kali.
"Dengan yang terjadi saat ini jadi yang ke sembilan kali. Dan ini yang paling terparah, dilihat dari jumlah bambu yang ada," ujar Ketua KP2C Puarman kepada Wartakota, Kamis (17/10/2019).
• VIDEO: Sampah Potongan Bambu Kiriman dari Bogor Masih Memenuhi Kali Cikeas Bekasi
Sebelum saat ini tumpukan sampah bambu pernah terjadi pada bulan Mei 2019.
"Saat Mei itu hanya 400 meter kubik, sebelum-sebelumnya juga paling tidak lebih dari 700 meter kubik. Nah saat ini capai 1.236 meter kubik," jelas Puarman.
Rata-rata munculnya tumpukan sampah bambu usai hujan deras yang melanda wilayah Sungai Cikeas.
"Sumbernya kan dari hulu menuju ke hilir, tertahanlah disini karena ada bendungan itu tadi. Kalaupun engga ada bendung pasti tertahan bisa dilihat saja bukan tumpukan sampah bambu tapi banyak batang pohon besar," ungkap dia.
Dia menjelaskan, berdasarkan hasil penelusurannya, penyebab adanya sampah bambu dikarenakan ada hutan bambu disepanjang bantaran Sungai Cikeas tersebut.
• Tumpukan Sampah Bambu Penuhi Kali Cikeas, KP2C Ungkap Penyebabnya
Ada tiga wilayah disepanjang Sungai Cikeas itu, yakni Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kota Bekasi.
"50 persennya dari Kabupaten Bogor, 25 persen dari Depok, 25 persen dari Kota Bekasi," jelas dia.
Untuk lokasi hutan bambu di wilayah Kabupaten Bogor ada di Kecamatan Citeureup, Cibinong dan Gunung Putri.
Kemudian Kota Depok ada di wilayah Tapos, Cimpean, Leuwinanggung. Dan Kota Bekasi ada di Jatikarya dan Jatirangga.
"Banyak faktor, bisa jadi karena tumbang, bisa juga karena sengaja ditebang dan bekas pembangunan," kata dia.
Maka dari itu, sebut Puarman, perlu kerjasama yang baik antar tiga wilayah tersebut untuk menyelesaikan persoalan tumpukan sampah bambu agar tidak selalu muncul.
"Yang diselesaikan jangan hanya di hilirnya saja dengan cara diangkut kalau pas menumpuk. Tapi hulunya harus disesaikan,"jelas Puarman.
Jika tidak diselesaikan penyebab utamnya, lanjut Puarman, maka efek tumpukan sampah bambu itu akan selalu mengancam kawasan perumahan disekitar bantaran sungai itu banjir.
Diantaranya perumahan villa Nusa Indah Tiga, Villa Mahkota Pesona, Perumahan Mandosi Permai, Perumahan Puri Nusapala, dan Perumahan Jatisari.
Adapun untuk proses pengangkutan sampah bambu sudah dilakukan sejak kemarin, Selasa, (15/10/2019).
Pembersihan melibatkan petugas gabungan dari Pemerintah Kota Bekasi, Pemkab Bogor, BBWSCC, Perum Jasa Tirta II hingga unsur TNI dan Polisi.
Sampah bambu ini diperkirakan memiliki volume sebanyak 1.280 meter kubik dengan ketebalatan satu meter panjang kurang lebih 160 meter. Adapun proses pembersihan dan pengangkutan sampah bambu itu selesai dalam waktu satu pekan. (MAZ)