Kilas Balik
KISAH Heroisme RPKAD saat Misi di Papua: Ngotot Tak akan Menyerah meski Disergap Belanda
Prajurit Kopassus yang diterjunkan dalam misi tersebut banyak yang patah tulang saat terjun hingga disergap oleh pasukan Belanda.
PALMERAH, WARTAKOTALIVE.COM - Ini adalah satu kisah prajurit Kopassus saat misi penerjunan di Irian Barat (sekarang Papua), yang saat itu masih dikuasai Belanda.
Prajurit Kopassus yang diterjunkan dalam misi tersebut banyak yang patah tulang saat terjun hingga disergap oleh pasukan Belanda.
Dilansir dari Tribun Jatim dalam artikel 'Cerita Heroisme Kopassus di Hutan Belantara, Ngotot Tak Akan Menyerah ke Belanda Walau Lengan Hancur', berikut kisahnya.
Cerita ini merupakan bagian dari Buku: 52 Tahun Infiltrasi PGT di Irian Barat.
• SIMAK 3 Kisah Unik Perburuan KKB Papua, Mulai Mistis Prajurit Kopassus hingga Mimpi Komandan TNI AD
• KISAH Mantan Preman yang Jadi Anggota Kopassus, Sosok Untung Pranoto 17 Kali Naik Pangkat
• TERUNGKAP Danjen Kopassus Terapkan Strateginya Bikin Pimpinan KKB Papua Menyerahkan Diri

Pada saat pembebasan Irian Barat atau Operasi Trikora, para prajurit TNI disusupkan ke kantong-kantong pertahanan musuh.
Misi tersebut melibatkan personel Pasukan Gerak Tjepat (PGT) yang saat ini bernama Paskhas dan RPKAD (sekarang Kopassus).
Gabungan Kopassus dan Paskhas ini bakal diterjunkan di tengah wilayah hutan belantara di Irian Barat.
• Ramalan Zodiak Cinta Rabu 16 Oktober 2019 Virgo Tegang, Pisces Digoda si Dia, Gemini Mulai Ragu
Mereka ditugaskan untuk masuk ke dalam wilayah pertahanan Belanda dan mengacaukan konsentrasi pasukan Belanda.
Para prajurit yang siap bertempur tersebut dibagi ke dalam dua tim yakni Banteng I di Fak-fak dan Banteng II di Kaimana.
Banteng I dilakukan misi penerjunan di Fak-Fak yang dipimpin Letda Inf Agus Hernoto, sedangkan di Kaimana dipimpin Lettu Heru Sisnodo.
• Ramalan Zodiak Rabu 16 Oktober 2019 Pisces Diuji, Gemini Waspadai Musuh, Scorpio Sangat Sibuk
Penerjunan di Kaimana yang pertama terdiri dari tiga pesawat Dakota yang diterbangkan oleh Kapten Udara Santoso dengan kopilot LU II Siboen, LU I Suhardjo dengan LU II M Diran, dan LU I Nurman Munaf dengan LU I Suwarta.
Penerbangan ini dipimpin Kapten Santoso.
Operasi ini menerjunkan satu tim gabungan PGT dan RPKAD (23 RPKAD, 9 PGT, dan satu perwira Zeni) di bawah pimpinan Letda Heru Sisnodo dan Letda Zipur Moertedjo sebagai pimpinan penghancur radar di Kaimana.
• Ustaz Abdul Somad Ditolak Beri Kuliah di UGM, Ini Tanggapan UAS: Tausiyah Itu Bukan Kejar Target
Pada tanggal 26 April 1962 pukul 04.45 waktu setempat, tiga Dakota lepas landas menuju sasaran di daerah Kaimana dengan terbang rendah dalam keadaan hujan.