Merasa Ditelantarkan, Para Pencari Suaka Bakal Datangi Kantor UNHCR dan Ancam Bunuh Diri

Para pencari suaka yang merasa ditelantarkan mendatangi kantor UNHCR dan mengancam akan melakukan bunuh diri.

Penulis: Joko Supriyanto |
Warta Kota/Joko Supriyanto
Para pencari suaka di pelataran gedung eks Kantor Imigrasi. 

Para pencari suaka yang merasa ditelantarkan mendatangi kantor UNHCR dan mengancam akan melakukan bunuh diri.

Sejak satu bulan ini nasib sebagian para pencari suaka yang masih menempati gedung eks kodim Kalideres Jakarta Barat terkatung-katung tanpa ada kejelasan.

Mereka yang berharap adanya bantuan dari pihak UNHCR lepas begitu saja, bahkan kemarin, mereka sempat menggruduk kantor UNHCR yang berada di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Tapi kehadiran mereka justru tak menuai titik terang, hingga akhirnya mereka dikembalikan lagi ke Gedung eks Kodim Kalideres.

Tempat tinggal para pencari suaka di Kalideres, Jakbar.
Tempat tinggal para pencari suaka di Kalideres, Jakbar. (Warta Kota/Joko Supriyanto)

Mereka pun kini hanya dapat pasrah atas kondisi yang dialami beberapa bulan ini.

Para pencari suaka yang masih menghuni gedung eks Kodim Kalideres kurang lebih ada sekitar 509 orang.

Mereka hidup di sebuah gedung kosong yang kini tak ada penerangan, bahkan air untuk mandi.

Tidak ada perhatian dari pihak UNHCR selama sebulan ini, membuat para pencari suaka mulai resah.

Bahkan sebagian dari imigran itu dilanda kelaparan karena tidak ada bantuan makanan yang diberikan.

"Kita sudah 1 bulan ini tidak mendapatkan makanan. Bahkan di sini sudah tidak ada listrik, mau mandi pun tidak ada air. Saya sudah 2 hari tidak mandi karena tidak ada air," kata Wahid Ali (28) warga Afganistan di Kalideres, Jumat (11/10/2019).

Walau tidak lagi mendapatkan makanan dari UNHCR, dikatakan Wahid, beberapa imigran masih sering mendapatkan bantuan makan dari warga sekitar.

Sebagian Pencari Suaka Kembali ke Penampungan Setelah Uang Kompensasi yang Mereka Terima Habis

Beberapa warga masih memberikan makanan meskipun tidak mencukupi jumlah pengungsi yang ada.

Wahid tak mempermasalahkan jika dirinya tidak makan, asalkan beberapa anak-anak pengungsi dapat makan.

Sebab ia khawatir anak-anak para pengungsi akan jatuh sakit.

"Ya terkadang kami masih mendapatkan makanan dari warga. Seperti biskuit, air dan makanan walau itu tidak mencukupi, setidaknya anak-anak tidak kelaparan," katanya.

Atas kondisi ini, Wahid yang saat ditemui bersama beberapa rekan pengungsi lainnya, mengaku akan kembali turun ke jalan pada Senin (14/10) mendatang untuk menuntut agar UNHCR memberikan bantuan dan tempat yang layak bagi mereka.

Tempat tinggal pencari suaka.
Tempat tinggal pencari suaka. (Warta Kota/Joko Supriyanto)

Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, para pencari suaka akan mengancam akan melakukan bunuh diri di depan kantor UNHCR.

Aksi itu dilakukan karena UNHCR tidak memperlakukan para pencari suaka secara manusiawi.

"Kami ini pengungsi bukan kriminal. Jangan melakukan seperti ini kepada kami. Kami besok akan ke sana lagi. Jika tidak di respon, kami akan bunuh diri" ucap Wahid.

Sementara itu hal serupa juga dikatakan oleh Syed (35) warga Afganistan. Ia mengaku beberapa minggu ini, dirinya sudah kesulitan untuk mandi.

Biasanya mereka mandi dibeberapa WC umum, Musala, hingga ke Terminal.

Namun akhir-akhir ini dirinya sudah tidak boleh mandi di sekitar wilayah yang mereka tempati. Ia mengaku tak mengetahui secara persis kenapa ada penolakan.

"Saya tidak tahu sekarang tidak boleh mandi di sana. Saya hari ini mau mandi saja tidak bisa," katanya.

Syed menyebut jika UNHCR harus bertanggung jawab atas kondisi yang di alami oleh para pencari suaka.

Jika UNHCR tidak dapat mengatasi permasalahan ini, para pencari suaka meminta agar UNHCR membubarkan diri.

"Lebih baik UNHCR membubarkan diri saja. Jika tidak bisa membantu kami. Mereka pembohong, mereka tidak pedulikan kami," ucapnya. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved