Lingkungan
Band The Rain dan Lagu Today for Our Tomorrow Menutup Pekan Diplomasi Iklim 2019 di Jakarta
Pekan Diplomasi Iklim 2019 --yang berlangsung sejak 23 September hingga 6 Oktober 2019-- bertema 'Kaum Muda dan Aksi Iklim'.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Uni Eropa dan negara-negara anggotanya resmi menutup rangkaian kegiatan Pekan Diplomasi Iklim di Indonesia, Minggu (6/10/2019).
Di acara penutupan tersebut, kaum muda Indonesia yang progresif berbagi pengalaman bagaimana mereka menjadi pelopor atau panutan dalam upaya mengatasi keadaan darurat iklim.
Mereka menyerukan pula agar kaum muda lainnya mengikuti jejak ambisinya.

"Gerakan kaum muda secara global dalam aksi iklim adalah bukti meningkatnya kesadaran masyarakat bahwa perubahan iklim sudah semakin mendesak saat ini," kata Charles-Michel Geurts, Kuasa Usaha Ad Interim Delegasi Uni Eropa, dalam siaran pers yang diterima Warta Kota, Selasa (7/10/2019).
Selama Pekan Diplomasi Iklim, Charles-Michel Geurts menyaksikan sudah banyak upaya dan program inovatif yang fokus pada iklim.
• CEO Amazon Merilis Rencana Baru soal Mengatasi Perubahan Iklim
• Norwegia Memperpanjang dan Memperluas Cakupan Kerja Sama Dalam Pengendalian Perubahan Iklim
"Yang lebih menggembirakan lagi adalah mengetahui bahwa anak muda Indonesia berada di belakang gerakan dan komitmen ini," kata Charles-Michel Geurts.
Pekan Diplomasi Iklim 2019 --yang berlangsung sejak 23 September hingga 6 Oktober 2019-- bertema 'Kaum Muda dan Aksi Iklim'.
Tema itu dipilih karena semakin banyak orang muda memimpin aksi iklim, membuat suara mereka didengar, dan menuntut pemerintah, perusahaan dan semua untuk mengambil tindakan.

Di Pekan Diplomasi Iklim tahun ini, Uni Eropa mempersembahkan 15 kegiatan dan bermitra dengan tujuh kedutaan besar Negara Anggota Uni Eropa, satu kementerian, 19 mitra institusi, organisasi dan komunitas, serta 12 pemimpin opini atau selebritas Indonesia.
Kegiatan-kegiatan tersebut mengangkat beragam persoalan perubahan iklim: mulai seputar pelestarian hutan dan lautan, energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, produksi dan konsumsi yang bertanggung-jawab, serta perencanaan tata kota berwawasan hijau.
• Dampak Perubahan Iklim, Warna Air Laut Bakal Berubah
• Peneliti Melakukan Penelitian Peristiwa Sejarah Berkaitan dengan Perubahan Iklim
Acara digelar dalam berbagai format, mulai lokakarya, forum diskusi, kompetisi dan permainan.
Ada pula demo masak, siaran podcast, pembuatan ilustrasi dan komik kartun, program pembersihan lingkungan hingga pertunjukan musik dan pemutaran film.
"Uni Eropa mendukung kaum muda karena kami prihatin atas perubahan iklim. Kami menghargai upaya mereka meningkatan perhatian dan kesadaran terhadap masalah yang mengkwatirkan dan mendesak ini," ujar Charles-Michel Geurts.

Uni Eropa berharap dapat melihat lebih banyak program komunitas kaum muda berjalan berkelanjutan di Indonesia.
"Kami tidak ingin kolaborasi yang konstruktif ini berakhir disini saja, dan nuansa positif yang terbangun ini memudar," lanjutnya.
Sebagai kelanjutan Pekan Diplomasi Iklim tahun ini, jelas Charles-Michel Geurts, "Kami melanjutkan kerjasama dengan mitra-mitra yang sudah ada melalui Kampanye Greenmix."
• Kritik Kebijakan AS tentang Perubahan Iklim, Spesies Amphibi Baru Nyaris Punah Dinamai Donald Trump
• Perubahan Iklim Membuat Pohon Tertua yaitu Pohon Baobab Sekarat
Acara penutupan Pekan Diplomasi Iklim 2019 ini dihadiri Duta Besar Polandia Beata Stoczynska dan Direktur Institut Francais d'Indonesie Stephane Dovert.
Band musik The Rain tampil membawakan lagu Today for Our Tomorrow yang mereka ciptakan secara khusus sebagai lagu tema Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa dan Indonesia.