Demokrasi
Versi Bambang Soesatyo Kalangan yang Membuat Onar dan Kerusuhan Bukan dari Kalangan Mahasiswa
Bambang Soesatyo meyakini bahwa kericuhan yang terjadi di depan gedung DPR RI, semalam, bukan dilakukan oleh para mahasiswa.
Penulis: Joko Supriyanto |
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo meyakini bahwa kericuhan yang terjadi di depan gedung DPR RI, semalam, bukan dilakukan oleh mahasiswa yang melakukan unjuk rasa.
Kericuhan itu disebabkan oleh provokator yang mencoba melakukan tindakan anarkis, namun ia tidak dapat memastikan apakah aksi demo di DPR RI ditunggangi oleh oknum.
"Malam itu yang membuat kerusuhan bukan mahasiswa jadi beberapa mahasiswa dari beberapa bem menyampaikan bahwa itu bukanlah mereka. Mereka sudah menarik diri," kata Bambang Soesatyo saat ditemui di RS Pelni, Rabu (24/9/2019).
Bamsoet menyebut jika informasi itu di dapat oleh beberapa BEM yang menyampaikan jika para mahasiswa telah menarik mundur sebelum kericuhan itu terjadi dan meluas. Dirinya mengaku juga telah menjeguk beberapa mahasiswa yang di rawat di beberapa rumah sakit, kondisinya saat ini sudah stabil.
Ia juga menghimbau kepada para mahasiswa agar tidak melakukan perusakan ketika melakukan aksi penyampaian pendapatan di muka umum. Bahkan ia mengaku siap menerima para mahasiswa atas tuntutannya.
"Kita sebagai warga negara boleh menyampaikan aspirasi, kapan pun saya siap menerima. Tapi jangan timbulkan anarkis apalagi terprovokasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab," katanya.
Sebelumnya aksi demo dilakukan oleh mahasiswa di depan gedung DPR RI, mereka menolak RUU KUHP, hanya saja DPR RI menunda RUU KUHP itu, sedangkan para mahasiswa meminta RUU KUHP di batalkan.
Aksi ini pun berakhir dengan kericuhan, bahkan beberapa fasilitas umum di sekitar Gatot Subroto pun rusak, tak hanya itu aksi ini semakin anarkis hingga mengakibatkan 3 pos polisi di bakar oleh massa.
17 Pelaku Perusakan Diangkap
Aksi demo penolakan RUU KUHP dan UU KPK yang dilakukan sejumlah mahasiswa di depan gedung DPR RI, Senayan, berakhir ricuh dengan aparat kepolisian. Imbas dari kericuhan ini pun beberapa mahasisaa dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami luka.
Namun, meski begitu, ada beberapa fasilitas umum yang di rusak oleh oknum yang memanfaatkan situasi ditengah kericuhan mahasiswa dengan aparat kepolisian.
Hal ini terlihat ketika malam hari, beberapa bom molotov sengaja dilemparkan, bahkan salah satu yang menjadi sasaran bom molotov yaitu terbakarnya Polsubsektor Palmerah. Beberapa remaja tanggung ketika itu terlihat melempari bom molotov ke arah pos polisi.
Tak sampai di situ saja, pos polisi di Senayan hingga pos polisi Slipi pun juga menjadi sasaran keanarkisan massa yang berasal dari oknum yang memanfaatkan situasi ini dengan mengunakan bom molotov hingga petasan.
Atas kejadian itu, Polres Metro Jakarta Barat berhasil mengamankan 17 terduga pelaku perusakan pos polisi Slipi. Mereka diamankan tanpa mengunakan almamater yang diduga merupakan oknum yang memanfaatkan situasi untuk menyerang polisi.
Penangkapan itu pun dibenarkan oleh Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi. Ia mengatakan jika pelaku yang diamankan seluruhnya remaja dibawah umur yang ikut serta dalam kericuhan malam itu.
"Saat ini kami sudah mengamankan sebanyak 17 orang terkait kasus pengrusakan dan pembakaran pos lantas Slipi. Mirisnya, dari para pelaku yang berhasil diamankan rata-rata mereka masih dibawah umur," kata Hengki, Rabu (25/9/2019).
Hengki mengungkapan jika melihat dalam pola yang dilakukan para pelaku ini, hampir mirip ketika kericuhan yang terjadi pada saat 21-21 Mei lalu, dimana pelakunya merupakan anak-anak dibawah umur.
• Anies Baswedan Mengungkap Banyak Korban Luka Pasca Bentrok Didominasi Kalangan Mahasiswa
Apalagi barang bukti yang diamankan berupa bom molotov, gir, batu, dan petasan. Kini pihaknya mengaku masih mendalami pola yang digunakan para pelaku ini.
"Kami mencurigai aksi anarkis tersebut ditunggangi oleh oknum yang ingin memanfaatkan situasi dan kondisi saat ini," ujarnya.
Selain itu Polres Metro Jakarta Barat bersama Polda Metro Jaya masih terus berusaha mendalami kejadian ini, apalagi para pelaku yang diamankan berasal dari luar Jakarta.
"Para pelaku yang diamankan juga berasal dari luar daerah atau luar Jakarta, ini yang patut kita curigai dan akan terus kita dalami," ucapnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengungkapkan, mayoritas yang masuk di 24 rumah sakit, saat kericuhan unjuk rasa di gedung DPR pada Selasa (25/9/2019) malam, adalah dari kalangan mahasiswa.
Mereka mengalami luka dan cidera di bagian luar maupun di dalam tubuh.
“Kebanyakan korban memang berstatus mahasiswa. Tapi, harus dicek lagi satu-satu. Kalau yang saya temui, tadi malam (Selasa, 24/9/2019), mayoritas (korban yang dirawat di RS) adalah mahasiswa,” kata Anies di Balai Kota DKI, pada Rabu (25/9/2019).
Saat kunjungan itu, Anies mendapati mahasiswa banyak yang mengeluh sesak nafas akibat terpapar gas air mata petugas.
• MENGERIKAN Dokter Melakukan Aborsi pada Pasien yang Keliru yang Mengakibatkan Janin Tidak Tertolong
Kemudian, saat dilakukan pemeriksaan darah, tingkat kadar gula darah mereka rendah karena kelelahan saat berunjuk rasa.
“Tapi mayoritas sudah bisa pulang setelah mendapat perawatan dokter,” ujar Anies.
Berdasarkan catatannya, hingga Rabu (25/9/2019) pukul 10.00, tercatat ada 19 orang yang masih menjalani rawat inap. Angka ini berkurang dibanding saat bentrokan terjadi antara mahasiswa dengan aparat dengan mencapai 273 orang yang masuk rumah sakit.
“19 orang itu berada di beberapa rumah sakit, misalnya untuk di RS TNI AL Mintohardjo ada 11 orang, Rumah Sakit Pertamina ada tiga orang dan yang lainnya jumlahnya satu-satu, di RS Pelni, di RS Pasar Minggu, di RS Bhakti Mulia, RS Pasar Rebo, dan RSCM,” jelasnya.
Hingga kini, kata Anies 40 ambulan dan 100 tenaga medis yang dikerahkan pada Selasa (24/9/2019) malam masih disiagakan DKI. Tujuannya untuk mempercepat penanganan mereka dalam memperoleh pengobatan tim dokter.
“Sekaligus kami memfasilitasi pembiayaan pengobatan bagi warga yang menjadi korban luka,” ungkapnya.
• Effendi Simbolon sebagai Politisi PDIP Minta Presiden Jokowi Berani Hadir dan Pidato Sidang Umum PBB
Sebelumnya, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo mendatangi Rumah Sakit Pelni, Jakarta Barat, Rabu (25/9/2019).
Kedatangannya tak lain untuk mengetahui kondisi Faizal Amir yang di rawar di RS Pelni, setelah menjadi korban kericuhan di DPR RI.
Pantauan Wartakotalive.com pria yang biasa dikenal Bamsoet ini tiba sekitar pukul 11.30 dengan mengunakan kendaraan berkelir hitam tiba di halaman parkir RS Pelni.
Dengan mengenakan kemeja putih, Bamsoet yang saat itu di kawal oleh ormas Pemuda Pancasila langsung menuju ruangan tempat Faizal Amir di rawat.
Karena Faizal Amir masih dalam perawatan dan pengawasan di ruang ICU hanya Bamsoet saja yang diperbolehkan masuk ke dalam ruangan. Dalam kesempatan itu, Bamsoet menyampaikan kedatanganya merupakan ingin melihat kondisi Faizal Amir.
"Saya baru dapat kabar dari adik-adik saya pemuda pancasila, saya ke sini ingin melihat keadaanya, luka yang diderita," kata Bamsoet saat ditemui di RS Pelni, Rabu (25/9/2019).
Seperti diketahui jika Faizal Amir merupakan salah satu mahasiswa yang menjadi korban kericuhan di DPR RI semalam.
Amir ditemukan di kawasan Senayan dengan luka dibagian kepalanya, kini ia pun telah menjalani operasi, dan pihak Rumah Sakit Pelni memastikan kondisinya telah stabil.
• TB Hasanuddin sebagai Ajudan Habibie Ungkap Pertemuan Antara Habibie dan Prabowo Berlangsung Hangat