Unjuk Rasa Mahasiswa

UPDATE Tangani Demo Mahasiswa Secara Keras hingga Jatuh Korban, Kapolda Metro akan Beri Penjelasan

Sedikitnya sebanyak 83 mahasiswa menjadi korban bentrokan dengan aparat kepolisian saat unjuk rasa atau aksi demonstrasi elemen mahasiswa

Penulis: Budi Sam Law Malau |
Warta Kota/Budi Sam Law Malau
Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono 

SEMANGGI, WARTAKOTALIVE.COM -- Sedikitnya 265 mahasiswa dan 39 polisi menderita luka-luka saat peristiwa kericuhan aksi unjuk rasa atau demonstrasi mahasiswa di depan gedung DPR/MPR, Selasa (24/9/2019) kemarin.

Hal itu dikatakan Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9/2019).

"Korban di antaranya ada petugas polisi lebih kurang sebanyak 39 orang..

Mereka ada yang terkena lemparan batu, ada juga yang tangannya patah dan lain

sebagainya. Sekarang sedang dirawat inap," kata Gatot.

Sementara untuk korban dari mahasiswa kata Gatot sebagian besar akibat gas air mata.

Dari 265 korban mahasiswa, sebanyak 254 dirawat jalan dan 11 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit di Jakarta.

"Kemudian juga di samping itu, ada adik-adik mahasiswa yang terkena gas air mata.

Kemudian karena dorongan, mungkin kena gas air mata dan mereka lari dan sebagainya.

Nanti kita masih dalami penyebabnya apa. Sehingga kita sudah mendatakan ada

sebanyak 254 mahasiswa yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit, kemudian yang

dirawat inap 11 orang. Ini kita akan masih dalami dari keterangan dokter apa luka dan

kemungkinan penyebabnya," kata Gatot.

Menurut Gatot, sebagai bentuk kepedulian, Polda Metro diwakili Kabid Humas Polda

Metro Jaya berencana melihat dan menjenguk beberapa mahasiswa yang dirawat di rumah sakit.

Gatot menjelaskan dalam aksi demo mahasiswa pada Selasa kemarin, diketahui

sampai Rabu dini hari masih ada beberapa kelompok mahasiswa yang terus bertahan

di beberapa lokasi di sekitar gedung DPR/MPR.

"Ini terus berlangsung dan berakhir tadi malam atau dinihari, sampai dengan lebih

kurang pukul 01.15 pagi. Kita sudah mengamankan beberapa orang yang diduga

pemicu kericuhan," kata Gatot.

Sebelumnya Wartakotalive melaporkan, sedikitnya sebanyak 83 mahasiswa menjadi korban bentrokan dengan aparat kepolisian saat unjuk rasa atau aksi demonstrasi

elemen mahasiswa dari Jabodetabek digelar di depan Gedung DPR/MPR dI Jalan Gatot Subroto, Selasa (24/9/2019).

Mereka yang terluka kemudian dilarikan ke rumah sakit sekitar.

Yakni mulai dari RS Bhakti Mulia di Jakarta Barat, dan Rumah Sakit Pusat Pertamina

(RSPP) di Jakarta Selatan, untuk mendapatkan perawatan.

Luka yang dialami mahasiswa yang dirawat, diantaranya mulai dari sesak nafas akibat

tembakan gas air mata, luka sobek di kepala, hingga memar dan berdarah di

beberapa bagian tubuh.

Massa membakar sebuah bus dan mobil Jeep di kawasan Senayan, Selasa (24/9/2019) malam
Massa membakar sebuah bus dan mobil Jeep di kawasan Senayan, Selasa (24/9/2019) malam (Warta Kota/Mohammad Yusuf)

Meski begitu, sampai Rabu (25/9/2019) dinihari, sekira pukul 01.00, puluhan massa

dari kelompok mahasiswa masih tetap bertahan di kawasan Senayan dan Slipi, Jakarta

Barat, meski sudah diusir polisi.

Dua kawasan itu menjadi titik kumpul para mahasiswa yang sebelumnya sempat

dipukul mundur petugas dari depan Gedung DPR.

Demo Mahasiswa di DPR RI Berujung Pembakaran Pintu Tol Pejompongan
Demo Mahasiswa di DPR RI Berujung Pembakaran Pintu Tol Pejompongan (Warta Kota)

Bahkan Selasa (24/9/2019) malam pukul 23.00, kelompok mahasiswa dan polisi

kembali berhadapan di flyover Slipi dan sempat bentrok beberapa saat.

Bukan itu saja, di sekitar Lapangan Tembak Senayan, sebuah bus tampak terbakar.

Polisi beberapa kali melepaskan gas air mata untuk membubarkan massa aksi di sana.

Sedangkan, di depan gedung DPR mulai sepi dari massa pendemo.

Sejumlah mahasiswa menggoyang pintu gerbang saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Mereka menuntut DPR untuk membatalkan RUU KUHP dan revisi UU KPK.
Sejumlah mahasiswa menggoyang pintu gerbang saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta Pusat, Selasa (24/9/2019). Mereka menuntut DPR untuk membatalkan RUU KUHP dan revisi UU KPK. (Evan Johanto)

Meski begitu, sejumlah petugas kepolisian tampak masih berjaga di sejumlah titik lain,

terutama di depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Jalan Gatot Subroto.

Terkait penanganan aksi unjuk rasa oleh kepolisian ini, dimana beberapa mahasiswa

menjadi korban hingga mesti dirawat di rumah sakit, Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot

Eddy Pramono mengaku akan menjelaskan seputar hal itu, Rabu (25/9/2019) pagi.

"Kapolda Metro Jaya akan menggelar konfrensi pers terkait penanganan unjuk rasa

mahasiswa di depan Gedung DPR.

Ribuan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). Mereka menolak Revisi UU KPK dan RKUHP.
Ribuan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2019). Mereka menolak Revisi UU KPK dan RKUHP. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

Penjelasan dilakukan di Gedung Promoter Mapolda

Metro Jaya, Rabu pagi" kata Kabid Humas Pold Metro Jaya Kombes Argo Yuwono,

Selasa (24/9/2019) malam.

Karenanya kata dia, diharapkan seluruh jurnalis dan para pewarta dapat hadir untuk

mendengar penjelasan Kapolda Metro Jaya terkait seputar aksi demo mahasiswa ke

Gedung DPR/MPR.(bum)

Makin Malam Kericuhan Semakin Beringas

Sementara itu kericuhan imbas dari demonstrasi di gedung DPR RI, Jakarta Pusat masih berlanjut hingga malam hari.

Namun makin malam justru makin beringas hingga adanya pelemparan bom molotov

ke Polsubsektor Palmerah.

Aksi yang dilakukan ini tak lagi mèlibatkan mahasiswa namun ada beberapa massa

lain yang terlibat dalam bentrokan ini, bahkan bentrokan sudah mengunakan bom molotov.

Beberapa massa yang didominasi anak-anak tanggung ini nampak melakukan pelemparan batu ke arah Polsubsektor Palmerah,

bahkan kurang lebih 6 bom molotov sempat di lempar ke arah pos polisi itu.

Akibatnya kebakaran pun terjadi pada Polsubsektor Palmerah, meski begitu beberapa

kali water cannon sempat memadamkan api dari dalam komplek DPR.

Namun massa justru kembali melempari dengan bom molotov.

Arus lalu lintas sekitar Stasiun Palmerah pun sempat lumpuh, bahkan sebuah kereta

pun sempat tak beroperasi, sebab masih terjadi bentrokan antara massa dan polisi di

fly over Slipi.

Salah seorang warga, Udin (40) mengatakan terlibatkan massa dari warga ini

disebabkan adanya pelemparan gas air mata ke arah rumah warga, sehingga warga

geram dan sempat membalas lemparan batu ke arah petugas.

Sehingga kericuhan semakin meluas, dan telah bercampur antara mahasiswa dan juga massa lain.

Meski begitu ada beberapa mahasiswa yang sudah kembali dengan mengunakan bus-

bus yang mereka naiki tadi.

"Sekarang udah kebanyakan ama warga, jadi ya mereka kena gas air mata gak terima

jadi ikutan. Jadi bukan mahasiswa lagi," kata Udin, Rabu (25/9/2019).

Selain itu kondisi sekitar Gedung DPR RI sendiri sudah kondusif, hanya menyisakan

sampah dan serpihan batu di sekitar lokasi. Namun masih ada beberapa kendaraan

roda dua yang tergeletak di pinggir jalan yang diduga milik para Mahasiswa.

Meski kendaraan yang dari arah Semanggi sudah dapat di lalui, namun ketika di Fly

over Slipi kendaraan tidak bisa masuk, karena masih adanya kericuhan antar polisi

dan massa. (JOS)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved