Demokrasi
Ada Demonstrasi Pelajar Membuat Warga Kesulitan Akses Menuju Stasiun Palmerah
Namun, juga berdampak pada lalu lintas kereta api di Stasiun Palmerah hingga akses pejalan kali yang akan menyeberang ke Palmerah Selatan.
Penulis: Joko Supriyanto |
Warta Kota/Ika
Suasana di sekitar Stasiun Palmerah terkait unjuk rasa pelajar di belakang Gedung DPR RI, Rabu (25/9/2019). Massa unjuk rasa masuk ke jalur kereta.
Aksi yang berujung pada bentrokan dan kericuhan antara kalangan pelajar dengan petugas Kepolisian di sekitar Stasiun Palmerah ini tak hanya berimbas pada penutupan jalan Gelora, Senayan untuk kedua arah.
Namun, juga berdampak pada lalu lintas kereta api di Stasiun Palmerah hingga akses pejalan kali yang akan menyeberang ke Palmerah Selatan.
Mereka yang bekerja di sekitar Senayan dan akan menuju ke Stasiun kesulitan untuk menyeberang jalan imbas jalur perlintasan kereta api di duduki para pelajar, mereka melempari petugas kepolisian pun terpaksa memberikan tembakan gas air mata.
Tentunya, dengan keberadaan mereka arah tembakan tepat pada pintu perlintasan kereta api stasiun Palmerah, sehingga membuat warga yang akan melintas ketakutan.
Hal itu yang dirasakan oleh Yuni (32) salah seorang pekerja yang melintas di sekitar lokasi.
Dia sempat kebinggungan untuk ke arah stasiun Palmerah.
"Jadi ribet ini, saya mau ke Stasiun takut lewat, ini bisa nggak sih pak," kata Yuni, ketika itu bertanya kepada petugas Brimob yang berjaga, Rabu (25/9/2019).
• MENGERIKAN Dokter Melakukan Aborsi pada Pasien yang Keliru yang Mengakibatkan Janin Tidak Tertolong
Karena, Stasiun Palmerah tidak dapat dilintasi kereta api, ia pun terpaksa mengunakan ojek online, hanya saja ia harus menyeberang jalan dengan melintasi kerumunan pelajar.
"Ya, mau nggak mau ke Tanah Abang dulu naik keretanya," katanya.
Selain itu, hal senada juga dikatakan oleh Rudi.
Ia mengatakan, tak mempermasalahkan jika para pelajar melakukan aksi demo untuk melanjutkan perjuangan kakak-kakaknya kemarin.
Hanya saja ia minta agar tertib.
"Ya kalo demo ya boleh aja. Kita ini kan emang negara demokrasi, cuma ya harus tertib, jangan kayak gini," ujarnya.
Sementara itu, kericuhan ini sempat terhenti ketika adzan Maghrib berkumandang, beberapa pelajar pun tak terlihat melakukan pelemparan batu ke arah petugas.
Meski begitu, aksi yang memicu kericuhan ini tidak semua pelajar yan hadir melakukan pelemparan batu ke arah petugas, beberapa diantaranya ada yang duduk di pinggir rel menyaksikan rekanya melakukan tindakan anarkis itu.
Selain itu, ada pula pelajar yang justru berdampingan dengan para personil berimob yang tengah berjaga di dekat SMA 24 Jakarta, mereka bahkan terlihat duduk bersama.