Unjuk Rasa Mahasiswa
Bedanya Mahasiswa Milenial dan Orde Baru Ikut Demo, Spanduk yang Dibawa Isinya Curhatan Cinta
Aksi Gejayan Memanggil viral di twitter. Aksi itu mencuri perhatian karena dipenuhi dengan spanduk-spanduk bertuliskan kritik yang unik.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Gejayan Memanggil menjadi satu aksi mahasiswa yang cukup masif di Indonesia sepanjang tahun 2019.
Mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia turun ke jalan menyuarakan kritik kepada pemerintah dan anggota dewan.
Dibantu dengan kekuatan media sosial, aksi yang dipelopori beberapa universitas di Indonesia itu viral selama sepekan terakhir.
Misalnya saja Selasa (24/9/2019) tagar #HidupMahasiswa menjadi trending topik pertama Indonesia.
• 5 Fakta Ketua BEM UI yang Viral Karena Sebut DPR RI Sebagai Dewan Pengkhianat Rakyat
Beragam foto aksi yang diambil dari jarak lebih dekat viral di media sosial.
Gaya antara mahasiswa era Orde Baru dan mahasiswa era milenial terlihat jelas dari spanduk yang mereka bawa.
Kata-kata yang dimuat dalam aksi itu tidak terlalu serius. Justru kata-kata yang ditulis di spanduk cukup unik, mengikuti gaya hidup anak muda saat ini.
• Begini Sikap Presiden Jokowi Hadapi Demo Mahasiswa Tolak Revisi UU KPK
Berikut Wartakotalive.com rangkum 7 spanduk unik aksi demonstrasi mahasiswa Senin (23/9/2019).
Tolak RKUHP Zina
Diketahui Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) yang akan disahkan oleh DPR RI menuai kontroversi.
Satu diantaranya ialah soal zina. Pada pasal 417 dijelaskan jika anak yang diadukan berzina oleh orang tuanya dapat dipenjara 1 tahun.
Isu ini sepertinya menuai protes dari mahasiswa.
Uniknya protes ini disampaikan dengan gaya milenial.
“Aku ingin yang-yangan tanpa takut ditangkap polisi.”

Kesel Ikut Demo
Ternyata aksi Senin lalu tidak hanya diikuti oleh mahasiswa yang aktif di organisasi kampus.
Banyak juga diantara mereka mengaku terpaksa ikut aksi tersebut.
Di spanduk demonstrasi, mereka justru mencurahkan isi hati mereka yang terpaksa turun ke jalan.
“RKUHP dan RUU KPK is so fucked up, even introverts like me join the protest (RKUHP dan RUU KPK itu sialan, buat introvet seperti saya ikut protes).”

“Asline mager pol, tapi piye maneh? DPRe pekok,” (Aslinya males gerak banget, tapi gimana lagi, DPRnya pekok).
“Introvert hobi rebahan, terpaksa turun ke jalan, Geyajan Memanggil”

“Jane penak turu, tapi pemerintahe bobrok (Sebenarnya enakan tidur, tapi pemerintahannya bobrok)”
Tolak Pelemahan KPK
Selain RKUHP para demonstran juga menolak pelemahan KPK. Lewat spanduk mereka menyuarakan penolakan pelemahan KPK dengan cara milenial.
“Cukup cintaku yang kandas, KPK jangan,”
“Aku kira yang lemah cuma hatiku, ternyata KPK juga”
Kecam Kabut Asap
Para demonstran juga membawa isu kabut asap dalam aksi Gejayan Memanggil. Di aksi itu mereka menyuarakan kecaman terhadap kabut asap yang menimpa Riau, Jambi dan Palangkaraya.
Uniknya, kritik ini disampaikan secara milenial. “Asap ini menutupi ketampananku,”

“Gara-gara polusi, jodoh gak kelihatan,”

Kritik DPR RI
Pada aksi itu selain membawa isu penolakan pelemahan KPK, RKUHP dan kabut asap, mereka juga mengkritisi kinerja anggota dewan.
Kritik itu disampaikan dengan cara milenial. “DPR butuh dosen pembimbing?”
“Itu laporan praktikum apa UU? Kok ngejar deadline?”

“Itu DPR atau lagunya Afgan? Kok SADIS?”
“DPR udah paling bener disuruh tidur, malah disuruh kerja,”