Lima Orang Tewas Saat Antar Jenazah

Ucapan Waldono yang Pernah Bilang Ingin Pulang Bareng Lima Rekannya Jadi Firasat Kecelakaan di Tol

Tapi mobil (ambulans) itu ngebut banget, enggak bisa ngejar walau sudah kecepatan 120 km/jam juga,” papar Mardi

Editor: Dedy
Warta Kota/Zaki Ari Setiawan
Sahabat almarhum Imam Muflih, Sultan Kevin, di pemakaman sekitar Griya Serpong Asri, Desa Suradita, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (20/9/2019). 

Berbagai cerita firasat pun bermunculan menyusul meninggalnya lima orang warga Desa Suradita RT 01/05 Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, yang mengalami musibah kecelakaan tragis saat mengantar jenazah di ruas Tol Pejagan-Pemalang Km 300+400 Desa Kendayakan, Kecamatan Waruja, Kabupaten Tegal, pada Kamis (19/9/2019).

Seperti dituturkan Mardi (65) kerabat dari para korban, saat dijumpai Wartakotalive.com di rumah duka di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (20/9/2019).

Dijelaskan Mardi, saat Waldono menjalani operasi di rumah sakit, sahabat -sahabatnya ini selalu menemani.

“Saat di rumah sakit itu Dono pernah bilang enggak mau ditinggal temannya pulang waktu jenguk. Dono bilang pulangnya barengan saja,” kata Mardi mengenap ucapan Dono.

Menurutnya, mungkin itu firasat dari kejadian ini. Para sahabat itu menghadap Yang Maha Kuasa secara bersamaan.

“Firasat mungkin, mereka selalu main bareng. Di komplek ini bareng- bareng. Ikut karang taruna juga,” kata Mardi.

Sahabat Imam, Sultan Kevin (19), menceritakan bahwa komunikasi terakhir dengan teman SD-nya itu adalah ajakan untuk berkumpul bersama teman-teman lainnya secara tiba-tiba.

Menurut Kevin, ajakan terakhir itu dianggap menjadi pertanda sebelum Imam dinyatakan tewas akibat kecelakaan.

“Waktu tanggal 9 September kemarin, dia nge-chat saya, pengen ngumpulin anak-anak seangkatan tiba-tiba. Mungkin sudah tanda-tanda,” kata Kevin.

Sambil dirundung duka, Kevin mengingat sosok almarhum yang dikenal sangat peduli dengan teman-temannya semasa hidupnya.

“Sosoknya ramah, kalau dekat banget dia peduli banget sama teman-teman,” jelasnya.

Yeti (52), tetangga korban. Imam dan kawan- kawannya ini selalu saja meramaikan suasana diperumahan itu.

“Mereka itu riang, selalu ngajak bercanda. Bikin pos juga di komplek ini. Selalu nongkrong sama - sama,” ungkap Yeti.

Yeti menjelaskan Imam kesehariannya bekerja sebagai ojek online. Sedangkan Dono kerja di perusahaan yang berada di Kebon Nanas, Kota Tangerang.

“Keduanya tuh nempel terus biasanya kalau kemana-mana lagi ada di rumah. Mancing sama-sama dan ngeronda juga selalu barengan,” imbuhnya.

Kini para tetangga merasa kehilangan Imam beserta rekan-rekannya ini.

Dalam kecelakaan maut di ruas Tol Pejagan-Pemalang Km 300-400 Desa Kendayakan, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, Kamis (19/9) melibatkan mobil ambulans Grand Max nopol B 8702 CW dengan truk Hino nopol 9562 UIU.

Kejadian ini menelan lima korban jiwa. Mereka di antaranya Satimun (38), Imam (23), Nasid (37), Rohmadi dan Sartijo (45).

Mayoritas dari para korban ini bermukim di Desa Suradita RT 01 / RW 05 Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang. Satu dari korban bernama Imam dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Serpong Griya Asri.

Sedangkan yang lainnya di kampung halamannya. Masing-masing Klaten dan Lampung.

Haru biru

Suasana haru biru menyelimuti prosesi pemakaman kecelakaan maut di ruas Tol Pejagan - Pemalang Km 300+400 Desa Kendayakan, Kecamatan Waruja, Kabupaten Tegal, Jumat (20/9/2019).

Kepiluan yang mendalam pun terpancar di komplek perumahan kediaman Imam Muflih, salah satu korban, di Desa Suradita RT 01/05 Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.

Pantauan Warta Kota di lokasi, duka mendalam dirasakan oleh para tetangga dan kerabat korban. Jenazah Imam dibawa terlebih dulu ke Masjid dekat rumahnya sesudah dimandikan.

Warga terlebih dulu menggelar Salat Jumat. Kemudian melakukan Salat Jenazah.

Lalu jasad korban dibopong oleh warga dimasukan ke dalam mobil ambulans. Iring - iringan doa ayat suci Al Quran berkumandang.

Sirine ambulans berbunyi nyaring mengantarkan korban ke tempat pengistirahatan terakhir. Imam dimakaman di Tempat Pemakaman Umum Griya Serpong Asri.

“Imam dimakamkan di sini. Kalau korban lainnya dikubur di Klaten kampungnya,” ujar Zulheri, Wakil Ketua RW setempat.

Ia menjelaskan korban yang dimakamkan di kampung halamannya itu di antaranya Rohmadi, Sarjito dan Satimun.

Ketiganya dikuburkan di Klaten. Sementara itu Nasid yang bermukim di Balaraja disemayamkan di Lampung.

“Korban yang dimakamkan di Jawa itu memang warga sini,” ucapnya.

Seruduk truk

Wakil Ketua RW setempat Zulheri menjelaskan mengenai ikhwal peristiwa ini. Saat itu warganya bernama Waldono atau Dono (38) meninggal dunia akibat sakit kelenjar getah bening yang dialaminya.

“Dono meninggal, tapi keluarganya mau dimakamkan di kampungnya daerah Klaten,” ujar Zulheri ditemui di Cisauk, Kabupaten Tangerang, Jumat (20/9/2019).

Kakak Dono bernama Sarjito hendak membawanya ke Klaten. Sarjito menunggu terlebih dulu adiknya yang bernama Rohmadi bertolak ke Tangerang dari Klaten.

“Setelah kakaknya kumpul, baru bawa jenazah Dono ini dibawa menggunakan mobil jenazah yang ada di masjid komplek perumahan di sini,” ucapnya.

Menurutnya, sopir mobil ambulans yang kerap membawa kendaraan itu sedang berhalangan. Jadinya mobil jenazah dikemudikan oleh Satimun dan berganti-gantian dengan Imam.

“Mereka (Imam dan Satimun) anggota karang taruna di sini. Aktif orangnya dan memang teman dekat Dono. Jadinya keduanya bergantian membawa mobil jenazah tersebut ke Klaten,” kata Zulheri.

Di dalam mobil ambulans tersebut berisi lima orang yang mengantar jenazah Dono. Satimun dan Imam berada di depan, yang lainnya di belakang.

Nasid yang bermukim di Balaraja, Kabupaten Tangerang pun turut serta. “Dia (Nasid) teman kerja Dono, jadinya ikut nganter,” ungkapnya.

Namun nasib tragis terjadi. Di tengah perjalanan rombongan jenazah ini mengalami kecelakaan maut.

Mobil ambulans yang melaju kencang itu menabrak bagian truk yang berada di depannya.

“Kami juga ikut ngantar. Ada tiga mobil yang iring-iringan ikut mobil ambulans. Tapi mobil itu ngebut banget, enggak bisa ngejar walau sudah kecepatan 120 km/jam juga,” papar Mardi (65) satu dari kerabat korban.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved