Pasar Modal

Kenapa Harga Saham Start Up Tidak Naik? Ini Penjelasan Analisis Saham

Perusahaan rintisan teknologi atau start up kini mulai memenuhi lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

thinkstockphotos
Ilustrasi. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Perusahaan rintisan teknologi atau start up kini mulai memenuhi lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony, menilai fenomena tersebut sebagai ajang para start up untuk mencari pendanaan yang besar.

Bursa merupakan salah satu tempat yang baik untuk mencari modal besar yang dibutuhkan start up.

"Sehingga perusahaan digital listing," kata Chirs.

Menurutnya, prospek saham start up digital yang sudah IPO masih stagnan. Sebab, mereka adalah perusahaan skala kecil dengan aset fisik yang kecil.

Tarif Cukai Rokok Berdampak ke Emiten Rokok, Berikut Saham Alternatif Pengganti Saham Produsen Rokok

Di mana aset tersebut merupakan modal bagi mereka, sehingga masih cukup berisiko.

Selain itu, marjin laba yang dibukukan juga terhitung masih kecil.

Karenanya, Chris tidak merekomendasikan saham perusahaan start up digital.

Meski begitu Chris juga tidak menampik bahwa secara fundamental, kondisi perusahaan rintisan cukup solid karena tidak banyak mengambil pinjaman.

Namun, menurutnya itu karena struktur permodalan mereka yang lebih banyak didanai oleh investor internalnya.

Kenapa Jual Beli Emas di Marketplace Semakin Banyak?

Dia menyarankan para investor untuk tetap memperhatikan pendapatan dan laba bersih perusahaan.

Serta mengukur besaran pengeluaran perusahaan terutama untuk aktivitas pemasaran yang dirasa kurang efektif.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id setidaknya ada tujuh start up digital berstatus perusahaan terbuka, antara lain, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS), PT Kioson Komersial Indonesia Tbk (KIOS), PT Distribusi Voucher Nusantara Tbk (DIVA), PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS), PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), PT Hensel Davest Indonesia Tbk (HDIT) dan PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO).

Hampir semua start up tersebut mencatatkan pertumbuhan penjualan yang tinggi.

Misal, MCAS pada semester I-2019 berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,56 triliun.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved