Konser Musik
Konser Sewindu Tulus, Dari Malang ke Yogyakarta dan Solo, Makassar dan Berakhir di Jakarta
Tidak hanya sekali tampil, penyanyi bernama panjang Muhammad Tulus ini akan menemui para penggemar di seluruh Indonesia lewat Konser Sewindu Tulus.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Penyanyi Tulus (32) sedang bersiap menggelar konser tunggalnya berjudul Konser Sewindu Tulus.
Konser ini dilakukan setelah Tulus sukses menggelar Konser Monokrom di Istora Senayan, kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada 6 Februari 2019.
Tidak hanya sekali, penyanyi bernama panjang Muhammad Tulus ini akan menemui para penggemar di seluruh Indonesia lewat Konser Sewindu Tulus.

Di konser terbarunya ini, pemilik nama panjang Muhammad Tulus itu sekaligus merayakan perjalanan karir bermusiknya yang telah memasuki usia sewindu.
Konser Sewindu Tulus dimulai dari Malang, Jawa Timur, pada 24 September 2019. Dua hari kemudian, 26 September, Tulus mendatangi penggemarnya di Yogyakarta.
Dari Yogyakarta, pelantun single Monokrom ini mampir Solo, Jawa Tengah, dan menggelar Konser Sewindu pada 18 Oktober 2019.
• Jadi Box Office ke-11 di 2019, Film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot Telah Menyambar 1 Juta Orang
• Benarkah Tulus Terlihat Lebih Kurus Menjelang Digelarnya Konser Sewindu di 5 Kota di Indonesia?
Tulus kemudian menuju Makassar, Sulawesi Selatan, pada 25 Oktober 2019, dan mengakhiri konsernya di Jakarta pada 1 November 2019.
Mengapa memulai Konser Sewindu Tulus di akhir September ini? Tulus mengatakan, September adalah bulan saat ia mulai bernyanyi medio 2011.
"Dulu, pertama kali saya bernyanyi bikin pertunjukkan kecil," kata Tulus di Pisa Kafe Menteng, Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019).

Sewaktu mulai bernyanyi itu, lanjut Tulus, "Saya langsung bikin konser kecil sekali skalanya pada September 2011 di Bandung."
Saat itu Tulus berbincang ditemani Anas Syahrul Alimi, promotor kondang yang juga CEO Rajawali Indonesia.
Anas Syahrul Alimi baru saja memanggungkan grup vokal dunia Westlife di Konser Westlife The Twenty Tour 2019 di Candi Borobudur, Magelang, dan Kuil Sam Poo Kong, Semarang, Jawa Tengah.
• Tulus Gelar Konser Sewindu Sebagai Perayaan 8 Tahun Bernyanyi di Industri Musik Indonesia
• Sambil Bernyanyi, Tulus Mengampanyekan Pelestarian Gajah Sumatera dan Gerakan Peduli Pendidikan
Konser skala kecil itu sengaja dibuat Tulus untuk menandai karir bernyanyi pertamanya. "Sesuatu yang disengaja biar lebih terasa seperti peringatan," ujar Tulus.
Bagi Tulus, Konser Sewindu ini sebenarnya bukan konser. Ia merasa lebih nyaman menyebutnya rangkaian tur dan festival.
"Sebenarnya tidak ada kekhawatiran ketika secara teknis jaraknya (waktu konser) berdekatan," ucap penyanyi asal Padang, Sumatera Barat, itu.

Di setiap konsernya esok, Tulus akan beraksi dan bernyanyi dengan konsep yang benar-benar berbeda satu sama lain. "Tapi orangnya sama, mukanya masih ini-ini juga," ucap Tulus sambil menunjuk ke diri sendiri.
Tulus mengatakan, baginya, konser adalah konser, dan tur adalah tur.
Menurut Tulus, konser adalah satu konsep pertunjukkan yang dibuat sedemikian rupa untuk diaplikasikan di suatu tempat khusus.
Sementara tur adalah konsep pertunjukkan yang akan diduplikasi di beberapa kota.
Tidak Mampir Padang dan Sumatera
Namun diantara jadwal tur kelilingnya itu, Tulus justru tidak memasukkan Padang, tempatnya lahir dan dibesarkan, atau setidaknya satu kota di Sumatera.
Keinginan Tulus manggung di tanah Sumatera jelas ada. Hanya, padatnya waktu bernyanyi membuat Tulus harus lebih bersabar untuk sementara.
"Awalnya, saya berharap ingin bernyanyi di banyak kota. Saya ingin mendatangi banyak tempat. Tapi lagi-lagi berbenturan dengan berbagai pertimbangan teknis," ucap Tulus.

Saat ini bisa tampil dan bernyanyi di Padang atau tanah Sumatera lainnya masih menjadi harapan Tulus.
"Kalau Mas Anas (Syahrul Alimi) mau, saya juga mau (keliling Sumatera)," ucap Tulus sambil tertawa.
"Saya ingin keliling sebanyak-banyaknya, keliling dunia kalau bisa dan membawa nama Indonesia. Tapi ujung-ujungnya balik ke masalah teknis dan waktu ketersediaan tempat," kata Tulus mesem.