Pelayanan Publik
Terkuak Seorang Ibu Jadi Sopir Angkot Sambil Mengasuh Bayinya Demi Mencari Nafkah Banjir Empati
Sopir angkot perempuan itu tampak biasa saja mengendarai angkot di tengah keramaian Kota Bandung.
Sementara itu, sebelumnya, diungkap, PA (18) merupakan korban pengeroyokan dan dibakar hidup-hidup hingga tewas, namun di balik itu, ia merupakan sosok periang dan sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot K21A Pabuaran-Kampung Rambutan.
“Dia (putra) anak ketiga dari empat bersaudara dan pekerjaannya sudah dua tahunan sebagai supir angkot K21A,” ujar ibu korban, TA (45), saat ditemui di kediamannya, Jalan Kampung Sawah, Jatimurni, Pondok Melati, Kota Bekasi, Kamis (13/6/2019).
Selain itu, sang ibu menyebut anaknya itu merupakan sosok periang dan selama ini juga dikenal bergaul cukup luas dengan siapa saja, bahkan, menurutnya, sejak bekerja almarhum PA telah hidup secara mandiri tidak lagi bergantung pada orang tua.
"Sehari-hari dia tinggal di mes (tempat tinggal), jadi yang punya angkot itu sediain mes di Pasar Kecapi, jadi dia jarang pulang ke sini, paling kalau pulang seminggu sesekali aja,” katanya.
Bahkan, saat berada di rumah sakit, banyak temen-temennya memberi dukungan dan perhatian serta melayat saat anaknya itu mengembuskan nafas terakhir.
“Iya, pergaulannya luas banyak temennya, makanya pas lagi pulang dari ambulans, saat itu, berjubel banyak banget temen-temennya,” imbuhnya.
“Saya juga gak nyangka anak saya punya banyak temen segitu, banyak yang peduli ke anak saya juga, dan dirumah sakit juga penuh mulu ditengokin sama temen-temennya,” lanjut dia.
Selama ini, TA juga merasa, anaknya tak pernah terlibat keributan dengan siapa pun, hingga membuatnya tak menyangka dengan kejadian ini hingga anaknya dikeroyok dan dibakar hidup-hidup.
"Kalau kata teman-temannya dia ditarik dari motor, abis ditarik jatuh itu lalu dia dipukulin, sempet lari cuma dikejar sampai dibakar gitu dan posisinya di TKP itu kan memang lagi ada warung yang jual bensin eceran, mungkin kalau gak ada yang jual bensin gak mungkin dibakar,” katanya.
PA tewas setelah dikeroyok dan dibakar oleh delapan remaja tak dikenal di depan warung Riyan, Jalan Raya Kodau, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (5/6/2019) lalu.
Saat ini, lima pelaku telah ditangkap mereka di antaranya yakni RAS (17), NS (24), TGP (16), AP (22), dan MH (20).
Sementara, sisa tiga pelaku lainnya masih dalam pengejaran sebagai DPO hingga kini, yakni antara lain pelaku R, Z, dan R.
Ibu korban, TA (45) meminta pelaku dihukum seberat-seberatnya agar baginya semua menjadi setimpal.
"Ya, harusnya bisa kayak gitu hukumannya (hukuman mati), harus setimpal karena anak saya hilang nyawa," ujar dia.
Lebih lanjut, dirinya berharap, polisi juga segera menangkap seluruh pelaku, karena ia ingin melihat secara langsung muka pelaku yang membunuh anaknya tersebut.