Ibu Kota Pindah
Pengamat Malaysia Bicara Soal Dampak Pemindahan Ibukota Indonesia
Pemindahan Ibukota Indonesia ke Kalimantan Timur akan mendekatkan Indonesia dan Malaysia secara geografis.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Negara tetangga, Malaysia turut komentar soal rencana pemindahan Ibu kota Indonesia ke kawasan Kalimantan Timur.
Pengamat dari Malaysia menilai pemindahan Ibukota tersebut tidak berdampak cukup siginifikan kepada Malaysia.
Dikutip dari Malay Mail, Pengamat Ekonomi dari Universitas Sarawak Rayenda Khresna Brahmana mengatakan secara umum Ibukota baru Indonesia tidak membawakan dampak banyak untuk Malaysia dalam waktu dekat.
“Saya tidak berfikir akan memberikan dampak banyak untuk Malaysia untuk 5 tahun kedepan,” kata Khresna dikutip dari Malay Mail Senin (2/8/2019).
• Kebakaran Hutan di Ibu Kota Baru Peringkat Lima, Gempa dan Tsunami Bisa Timbul dari Wilayah Ini
Tetapi jelas Khresna, seharusnya tidak memerlukan waktu lebih untuk Ibukota tumbuh.
Namun selama Kalimantan dapat berkembang lima tahun kedepan, disana tentu akan memberikan dampak besar untuk Malaysia.
“Tetapi saya pesimis karena Kalimantan sangat kurang infrastruktur dan SDM yang tidak memadai,” jelas Khresna.
Diketahui Indonesia memiliki wilayah 73 persen untuk Kepulauan Borneo sedangkan Sabah dan Sarawak hanya 26 persen dan sisanya Brunei Darusallam hanya satu persen.
• Ridwan Kamil Sebut Brasil Gagal dalam Pemindahan Ibu Kota, Padahal Itu yang Dicontoh Indonesia
Khresna menjelaskan jika secara geografis Kalimantan Timur memang dekat dengan Sabah dan Sarawak namun bagaimanapun juga hingga saat ini wilayah tersebut tidak terkoneksi dengan Sabah.
“Pan Borneo dan proyek Trans Kalimantan masih dalam progres, tetapi rencana mengkoneksikan keduanya baru hanya sebatas wacana sejauh ini. Hal itu menjelaskan mengapa perdagangan keduanya Sabah dan Sarawak dan Kalimantan tidak masif dan signifikan,” jelas Khresna.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Malaysia James Alin juga mengatakan jika pemindahan Ibukota yang dilakukan Presiden Jokowi hanya stabilitas politik.
Dimana tidak akan menimbulkan dampak pada Sarawak dan Sabah.
“Kalimantan Timur mungkin dekat dengan Sabah tetapi lebih dekat lagi dengan Sulawesi Barat dan Utara yang hanya dipisah dengan Selat Makassar,” kata James Alin.
Sehingga kata James Alin limpahan pertumbuhan akan lebih dominan di Sulawesi Barat dan Utara ketimbang di Sarawak dan Sabah.