Pihak Universitas Pancasila Belum Minta Cek Kelayakan Pohon dalam Kasus Warga Tewas Tertimpa Pohon
Pihak Universitas Pancasila rupanya belum melakukan penilaian kekuatan serta kelayakan pohon besar di lingkungan kampus.
ISTIMEWA
Evakuasi penumpang sebuah mobil yang tertimpa pohon di Universitas Pancasila, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2019).
Menyusul tewasnya seorang warga akibat tumbangnya sebuah pohon ficus lyrata berukuran besar di area parkir kampus, pihak Universitas Pancasila rupanya belum melakukan penilaian kekuatan serta kelayakan pohon besar di lingkungan kampus.
Padahal, diketahui, terdapat sejumlah pohon berukuran besar dan berpotensi tumbang di area kampus saat ini.
Belum adanya pemeriksaan kelayakan pohon, diungkapkan Kepala Suku Dinas (Kasudin) Kehutanan dan Pertamanan Jakarta Selatan, Sabdo Kurnianto lantaran pihak Universitas Pancasila belum mengajukan permintaan kepada pihaknya, hingga Kamis (22/8/2019).
Sementara, pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena sejumlah pohon besar tersebut berada di dalam kawasan kampus.
"Belum ada permintaan ke kita, karena memang kita nggak punya kewenangan kalau di area privat."
"Jadi, tahapannya itu pihak kampus ajukan pemeriksaan untuk diambil langkah-langkah pencegahan, mulai dari penopingan atau peremajaan lewat penebangan," ungkapnya dihubungi pada Kamis (22/8/2019).
Terkait pencegahan pohon tumbang, pihaknya telah memetakan sejumlah wilayah rawan pohon tumbang di sejumlah wilayah Jakarta Selatan.
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai kekuatan dan kelayakan pohon, terlebih memasuki musim penghujan.
Sejumlah wilayah rawan pohon tumbang disebutkannya berada di kawasan Kebayoran Baru, Tebet, Cilandak, Pasar Minggu, Jagakarsa dan Pesanggrahan.
Seluruh pohon yang dinilai rawan tumbang dilakukan penopingan, sedangkan pohon yang dinilai keropos atau tua ditebang sekaligus.
"Penopingan dilakukan untuk meringankan beban cabang pohon, jadi resiko tumbang bisa dikurangi. Begitu juga begitu kita nilai ada pohon keropos, kita tebang sekaligus untuk diganti pohon baru," jelasnya.
Pengawasan
Diberitakan sebelumnya, guna mencegah tumbangnya kembali sejumlah pohon besar, Kepala Biro Humas Universitas Pancasila, Putri Langka menyebut pihaknya akan berkoordinasi dengan Suku Dinas (Sudin) Kehutanan dan Pertamanan Jakarta Selatan untuk melakukan pemeriksaan pohon di lingkungan kampus.
"Kami sendiri sebetulnya untuk segi keamanan itu kami sudah punya tim sendiri untuk melakukan perawatan taman."
"Tapi, ke depannya kami akan berkoordinasi dengan pihak Pertamanan. (Penopingan) sebetulnya sudah kami lakukan rutin sih, kemarin kami juga sudah melakukan peremajaan, ada yang memang sudah kami potong semuanya," ungkap Putri.
"Tapi, ternyata, mau diupayakan sekalipun, ketika ada musibah terjadi ya terjadi juga."
"Nah, ke depannya, kita akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pihak lainnya supaya bisa lebih dijaga (mencegah) lagi aja," tambahnya.
Kronologis Kejadian
Musibah yang dialami sepasang suami istri, Siti Hodijah (46) dan Hera Laksana (55) warga Jalan Aria Jaya Sentika RT 01/05 Kelurahan Tigaraksa, Kecamatan Tigaraksa, Tangerang itu diungkapkan Putri terjadi ketika keduanya tengah menunggu anaknya yang tengah menyelesaikan tes bahasa inggris di Fakultas Farmasi Universitas Pancasila pada sekira pukul 10.20 WIB.
Korban yang mengendarai mobil Isuzu Panther bernomor polisi A 1000 ZY itu kemudian berteduh di bawah Pohon Biola Cantik yang berada persis di depan gedung tempat anaknya menjalani ujian.
Namun, sayang, angin puting beliung yang melintas di kampus menumbangkan Pohon Biola Cantik berukuran besar.
Pohon berusia tua dengan diameter batang lebih dari 50 cm itu menimpa keduanya yang tengah beristirahat di dalam mobil.
Siti Hodijah ditemukan tewas seketika dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, sedangkan suaminya, Hera Laksana dilarikan ke Rumah Sakit Zahirah guna mendapatkan perawatan.
"Anaknya memang sudah diterima di Fakultas Farmasi UP, nah hari ini itu tes bahasa inggrisnya, untuk mengetahui tingkat kemampuan bahasa anak."
"Karena, kan kami itu paket, begitu masuk, anak berhak untuk ikut kursus bahasa Inggris, jadi, tes itu untuk tahu anaknya sudah di level berapa, gitu," ungkap Putri.
"Nah, orangtua memang lagi menunggu di situ dan ada puting beliung sampai akhirnya menimpa pohon."
"Anaknya sekarang sudah sama bapaknya di Rumah Sakit Zahirah didampingi juga sama pihak kami," tambahnya.