ICW Minta Jokowi Larang Dua Putranya Ikut Pilwakot Solo, Kenapa?
KOORDINATOR Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz meminta Presiden Jokowi melarang dua putranya maju di Pemilihan Wali Kota Solo 2020.
"Jadi, ada 766 yang kami uji sampel dengan margin error 4 persen," jelas Suwardi.
• Bupati Kudus Jadi Tersangka Kasus Jual Beli Jabatan, Kemendagri: Memalukan!
Survei tersebut menguji tiga kategori, yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas.
Dari kategori popularitas, nama Gibran Rakabuming Raka muncul dengan angka popularitas tertinggi.
"Dari total jumlah responden, 90 persennya mengenal Gibran," ucapnya.
• Sebelum Jadi Tersangka KPK, Bupati Kudus dan Staf Khususnya Ternyata Pernah Dipenjara
Selain itu, dengan angka yang sama juga muncul nama Achmad Purnomo.
Achmad Purnomo adalah Wakil Wali Kota Surakarta mendampingi Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo.
"Di urutan ketiga adalah Kaesang dengan persentase popularitas 86 persen."
• Anggap Istimewa, PDIP Buka Pintu Bagi Sandiaga Uno Jika Ingin Jadi Kader Banteng Moncong Putih
"Dan di urutan keempat ada nama Teguh Prakosa yang merupakan Ketua DPRD Kota Surakarta dengan angka 49 persen," papar Suwardi.
Sementara, dari sisi kategori akseptabilitas, Achmad Purnomo menempati peringkat tertinggi dengan persentase 83 persen, diikuti Gibran Rakabuming Raka 61 persen, dan Teguh 49 persen.
Dari segi elektabilitas, Achmad Purnomo masih menempati urutan pertama dengan angka 38 persen.
• Belasan Orang Geber Knalpot Motor di Depan Hotel, Skuad Macan Kemayoran Tetap Tidur Nyenyak
Urutan kedua ada Gibran Rakabuming Raka dengan 13 persen, berikutnya Teguh Prakosa dengan angka 11 persen.
Selain empat nama tersebut, survei juga memunculkan beberapa nama tokoh lain di Kota Solo.
Di antaranya, Ketua Kadin Gareng S Haryanto, Pengasuh Pondok Pesantren Al Quraniy KH Abdul Kharim alias Gus Kharim, dan mantan Rektor UNS Ravik Karsidi.
• Besok 104 Calon Pimpinan KPK Wajib Ikut Psikotes, yang Absen Otomatis Gugur
Ada juga pengusaha Slamet Rahardjo, Ketua Tim Pemenangan Daerah Jokowi-Maruf Her Suprabu, dan akuntan publik Rachmad Wahyudi.