Viral Medsos
Dulu Pengusaha Sukses, Kini Harus Kembali dari Nol Keliling Pakai Sepeda Pink dan Tidur di Masjid
Tak disangka perjalanan pengusaha ini mulai dari nol lagi bahkan sekarang tak punya tempat tinggal dan tidur di masjid
INGAT pedagang siomay pink? Dari sepeda, toko hingga baju yang dipakai penjualnya memakai baju pink.
Pernah viral, namun kini kehidupan penjualnya lagi jatuh, dagang keliling dengan sepeda pink dan tidur di masjid.
Perjalanan hidup setiap manusia tak ada yang sama. Dan perjalanan diyakini ada masanya.
Bahkan dalam peribahasa, seperti roda berputar, kadang di atas, kadang di bawah. Ada masanya berjaya, ada masanya hidup susah.
Nah, perjalanan hidup ibarat roda tersebut rupanya dialami seorang miliarder yang kini jatuh miskin.
• Viral di Medsos, Jual-Beli Data KTP Elektronik dan Kartu Keluarga Harganya Jutaan Rupiah
• Bikin Mewek, Driver Ojek Online Gendong Bayinya Sambil Menyusui Antar Penumpang
Kisah perjalanannya sedang viral dengan aktivitas sekarang menjadi pedagang siomay keliling dan tinggal di masjid
Orang kaya ini pernah mengalami masa kejayaan dengan menjadi pengusaha sukses.
Namun bisnisnya bangkrut pasca ditinggal sang istri. Jadilah kini bapak dua anak ini jatuh miskin.
Ia kembali menjadi pedagang siomay keliling. Tidak hanya itu, pria ini juga tidak lagi memiliki tempat tinggal.
Dia adalah Sriyono.
Kehidupan Sriyono kembali menjadi perbincangan setelah aktivitasnya diposting di akun Instagram komentator Valentino Simanjuntak.
Instagram komentator sepakbola, @radotvalent, merekam aktivitas penjual siomay keliling dengan penampilan nyentrik serba pink pada Senin (29/7/2019).
Bagi sebagian orang, sosok pria penjual siomay itu mungkin tampak tak asing.
Ialah Sriyono penjual siomay yang dikenal dengan sebutan 'Siomay Pink'.
Sriyono merupakan lelaki kelahiran Klaten, 21 Juli 1954.
Meski kini menjadi penjual keliling dengan memakai sepeda, siapa sangka Sriyono adalah mantan miliarder.
"Ini Siomay Pink yang dulu (red: terkenal) Pak?" tanya Valentino Simanjutak.
"Iya saya pelakunya," jelas Sriyono.
"Saya beli bukunya loh Pak," ucap Valentino Simanjutak.
"Ohya terima kasih," aku Sriyono.
Bapak sepedaan lagi?" tanya Valentino Simanjutak.
"Usaha saya miss manajemen karena saya enggak punya istri makanya jadi saya merintis kembali," jelas Sriyono.
Sriyono mengungkapkan, meski telah rugi dan harus berjualan di pinggir jalan, ia tetap menjalaninya dengan riang gembira.
"Saya mah enjoy dan pasti ada hikmahnya kok," imbuh Sriyono.
Meski demikian, Sriyono bercerita kini usahanya merintis bisnis dari nol mulai berkembang.
Sriyono mengaku akan kembali membuka ruko di kawasan Swadaya, Jakarta Selatan per 1 Agustus mendatang.
Ia mengaku akan memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya.
"Nanti ada tokonya lagi dan saya akan manfaatin media sosial," jelas Sriyono.
Kisah Hidup
Dikutip dari Nova.id, Sriyono pernah bercerita tentang perjalanan hidupnya.
Ia mengaku punya alasan sentimentil mengapa memilih atribut serba pink untuk berjualan.
"Alasan pertama, buat menarik pelanggan.
Kedua, saya berharap bisa masuk media massa, lalu dikenal banyak orang, dan beritanya sampai ke anak-anak dan mantan istri saya," ucap Sriyono dilansir dari Nova.id.
Sejak bercerai pada 2004 silam, Sriyono mengaku sulit bertemu kedua buah hatinya.
"Warna ini (pink, Red.) adalah warna kesukaan anak saya, Peksi Safira Miradalita dan Pramesti Dewi Angelita .
Biar mereka tahu kalau ayah mereka yang bernama Sriyono ini masih hidup dan sangat kangen sama mereka," ungkap Sriyono.
FOLLOW IG WARTAKOTALIVE
Sriyono menggeluti usaha berdagang siomay sejak tahun 1980.
"Tahun 1979 saya bertemu dengan seseorang asal Bangka keturunan China yang mengajarkan saya cara membuat siomay," terangnya.
Orang itu menjanjikan resep rahasia membuat siomay yang lezat dengan syarat Sriyono mau bekerja selama setahun tanpa digaji.
Pada 1980-an, Sriyono memberanikan diri memulai usaha siomay keliling di Jakarta dengan modal patungan dengan beberapa teman.
Berbagai cara ditempuh untuk membesarkan usaha tersebut.
Usaha terus berkembang hingga produk siomay Sriyono yang diberi nama 'Siomay Senayan' berkembang pesat.
Bahkan saat itu omset bisnis bisa mencapai angka Rp 2 miliar.
"Tahun 2003, usaha siomay saya, Siomay Senayan, awalnya bisa memberi pemasukan hingga Rp 2 miliar per tahun," ungkapnya.
Namun usaha itu goyah dan Sriyono mengalami kerugian.
"Tapi usaha itu pun goyah. Badai yang menerpa kian besar, usaha saya makin terpuruk."
"Saya kehilangan semua harta sampai pernah jadi tuna wisma di tahun 2008," kenangnya.
Hingga 2009, Sriyono memilih menetap di Masjid Al Bina di kawasan Senayan.
Beruntung saat itu ada yang memberinya modal.
Ia pun kembali berjualan siomay meski hanya keliling menggunakan sepeda. (TribunStyle.com)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul "SEDANG VIRAL Miliarder Jatuh Miskin Setelah Ditinggal Istri, Berdagang Keliling & Tinggal di Masjid"