Ini Saran Wali Kota Risma untuk Pengelolaan Sampah di Jakarta yang menakutkan Padahal Dana Melimpah
Makanya kemarin saya ngomong, itu (pembangunan TPA) harus dipercepat dan mereka (Pemprov DKI Jakarta) punya uang,
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan saran untuk pengelolaan sampah di DKI Jakarta yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Risma mengatakan, sebelumnya dia diberitahu bahwa sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton, sedangkan TPA tidak cukup menampung sampah sebanyak itu.
Karena itu, saat kunjungan kerja DPRD Provinsi DKI Jakarta ke Surabaya, Risma menyampaikan agar pembangunan tempat pembuangan akhir (TPA) bisa dipercepat.
• Wali Kota Risma Ubah Lokasi Pelacuran Jadi Taman Wisata Bunga, Eks PSK Cari Rezeki Halal
• TPST Bantargebang Cuma Mampu Tampung 10 Juta Ton Sampah Jakarta Lagi
• Polisi Amankan Sekelompok Pemuda Beringas Bertikai Pakai Pedang di Kawasan Pasar Induk Tanah Tanggi
Terlebih, DKI Jakarta memiliki anggaran yang melimpah. Jika anggaran pengelolaan sampah di Surabaya hanya Rp 30 miliar, Jakarta memiliki anggaran yang lebih besar untuk pengelolaan sampah yakni Rp 3,7 triliun.
"Makanya kemarin saya ngomong, itu (pembangunan TPA) harus dipercepat dan mereka (Pemprov DKI Jakarta) punya uang, sehingga tidak ada alasan tidak bisa. Mereka punya uang, SILPA-nya Rp 17 triliun sampai Rp 20 triliun," tutur Risma, Selasa (30/7/2019).
Risma menilai, apabila anggaran itu bisa dipakai, Pemprov DKI Jakarta tidak perlu lagi melakukan investasi untuk tendernya.
• TERUNGKAP Penyebab Batalnya Dokter Gigi Romi Jadi CPNS Ternyata karena Laporan Dokter Gigi Juga
DKI Jakarta bisa langsung menggunakan APBD saja.
"Dua tahun sudah bisa banyak asing itu, dari negara-negara luar sudah banyak bisa menyiapkan fabrikasi (pembangunan sesuatu) untuk itu. Karena kalau enggak cepat, medeni (manakutkan) ini. Coba bayangin sampah (Jakarta) segitu banyak," katanya.
Menurut Risma, yang paling penting untuk saat ini adalah bagaimana DKI Jakarta bisa menyelesaikan masalah sampah tersebut.
Sebab, apabila sampah tidak dikelola dengan baik, dampaknya akan sangat besar.
• Belum Pulang, Bibi dan Bayi yang Dibuang di Teluk Gong Keliling Kampung Cari Ibu
Terutama terhadap kondisi lingkungan, seperti banjir, penyakit menular dan lainnya.
"Bisa dibayangin kalau (sampah) enggak keangkut. Sampah di Jakarta itu 7.500 ton per hari, (TPA) yang dikelola tahun 2022 itu hanya 2.200 yang bisa diselesaikan di TPA itu. Masak rek Ibu Kota (banyak sampah), kan tidak mungkin itu. Itu (sampah) kalau tidak keangkut 1.000 ton saja sudah messy (kotor)," ujarnya.
Sebelumnya, DPRD bersama DLH Provinsi DKI Jakarta melakukan studi banding pengelolaan sampah mulai dari hulu sampai dengan proses akhir yang telah diterapkan Kota Surabaya dan langsung diterima Risma di Balai Kota Surabaya.
• VIDEO: Selain Kasus Ikan Asin, Pablo Benua Akui Gelapkan Mobil Honda HRV dan Jazz yang Masih Kredit
Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta Bestari Barus mengatakan, alasan melakukan kunker ke Surabaya karena banyak hal yang patut ditiru dari teknologi pengelolaan sampah yang telah diterapkan di Surabaya.
Salah satunya, kata dia, bagaimana mengelolah sampah yang murah dari hulu hingga akhir dengan anggaran terbatas.
"Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kami yang dari Jakarta dengan anggaran yang begitu besar masih harus belajar ke Surabaya. Bagaimana pengelolaan sampah yang baik, efektif dan efisien," kata Besari.
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menilai Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini alias Risma sangat baik mengelola Surabaya.
• 59 IKM Kreatif Ikut Pameran di Kantor Wali Kota Jakarta Utara
Ia pun secara terang-terangan tertarik untuk memboyong Risma ke Jakarta pada Pilkada 2022 mendatang.
Hal itu ia ungkapkan saat studi banding DPRD Provinsi DKI untuk menyelesaikan Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Sampah dengan konsep ITF (intermediate treatment facility) di Balai Ruang Sidang Wali Kota, Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).
"Apakah ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau di pilkada yang akan datang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari, Senin.
Bestari menyebut, jumlah anggaran pengelolaan sampah di DKI Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun. Jumlah itu jauh lebih besar dari anggaran pengelolaan sampah di Kota Surabaya yang hanya Rp30 Miliar.
• Mantan Pelatih Arema FC Milan Petrovic Senang Bisa Kembali ke Indonesia, Kini Tangani Badak Lampung
Namun, di tangan Risma, kata dia, dengan terbatasnya anggaran tetapi mampu menciptakan suatu hal yang baik, efektif dan efisien.
"Anggarannya Rp 3,7 triliun, lalu di Surabaya berapa Bu Risma," tanya Bestari.
Mendengar nilai anggaran sebesar Rp 3,7 triliun, Risma kaget dan menyampaikan bahwa anggaran pengelolaan sampah di Surabaya hanya Rp 30 miliar.
Menurut Bestari, pengelolaan sampah di Jakarta masih menggunakan pola konvensional, yakni dengan cara ditumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang.
"Namun pada 2021 nanti, TPA tersebut akan mengalami overload, sehingga dibutuhkan teknologi pengelolaan seperti di Kota Surabaya," ujar dia.
Ia menyampaikan, sampah di DKI Jakarta mencapai 7.500 ton per hari, sementara kapasitas di TPA terus mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, Jakarta butuh empat teknologi pengelolaan sampah seperti yang telah diterapkan di Surabaya.
Di sisi lain, imbuh dia, DKI Jakarta juga butuh figur pemimpin seperti Risma. Karena itu, dia berharap, Risma bisa turut serta pada Pilgub DKI Jakatta 2022 mendatang.
Wakil Ketua DPW Nasdem DKI Jakarta ini menilai Risma sosok yang dengan masyarakat. Baginya, pemimpin yang dekat dengan rakyat, seperti Risma, mudah mengkomunikasikan program dan kebijakan
"Mudah-mudahan bisa saya sebutkan ke beliau itu, selamat datang di Jakarta, kita menunggu Bu Risma di Jakarta," imbuh dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saran Risma untuk Pengelolaan Sampah DKI Jakarta yang Sudah Mengkhawatirkan",