Artis
Raditya Dika Menyalahkan Cara Lulusan UI Melontarkan Penolakan Gaji Rp 8 Juta per Bulan
"Buat gue, kalau lo merasa lulusan UI atau luar negeri, interview tidak sesuai gaji yang ditawarkan, enggak apa-apa untuk bilang tidak."
Unggahan lulusan Universitas Indonesia (UI) yang menolak gaji Rp 8 juta per bulan menjadi viral di media sosial 'mengundang' komika Raditya Dika untuk angkat bicara.
Raditya Dika yang alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UI meragukan unggahan itu dari fresh graduate UI.
"Pertama, kita enggak tahu darimana sumber Insta story ini ya. Jangan-jangan juga orang iseng terus bikin insta story dan akhirnya disebarin, apalagi namanya kan disensor tuh," kata Raditya Dika.
Dia mengatakannya dalam videonya yang diunggah dalam akun YouTube pribadinya berjudul "GAJI LULUSAN UNIVERSITAS INDONESIA 8 JUTA?, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (26/7/2019).
"Seperti banyak hal-hal viral di dunia maya, di internet belakangan-belakangan ini, baru akhirnya kita tahu kalau itu hoaks," ujarnya.
Dia mengatakan, masyarakat harus mewaspadainya.
• Ibunda Kriss Hatta Sedih Lihat Putranya Kembali Masuk Penjara, Ini Jadi Pelajaran Berharga
Alasannya, insta story tersebut tak jelas asal usulnya.
"Jadi gue rasa kita juga harus bisa menjaga semacam kecurigaan, jangan-jangan ini enggak benar, ini bukan orang UI asli."
"Bukan yang benar-benar mau melamar kerja dan kejadiannya enggak seperti yang di insta story, karena kita enggak tahu sumbernya," ujar Raditya Dika.
Namun, jika unggahan tersebut benar, Raditya Dika mengatakan bahwa caranya itu salah.
Menurut dia, wajar jika seseorang meminta gaji yang sesuai dengan kemampuannya.
Namun, harus disampaikan secara benar dan tanpa merendahkan pihak lainnya.
"Ini contoh bahwa yang kita omongkan bisa saja benar, tetapi cara ngomongnya yang salah."
• Dikabarkan Pacaran, Ini Tanggapan Indah Permatasari dan Arie Kriting
"Buat gue, kalau lo merasa lulusan UI atau luar negeri, interview tidak sesuai gaji yang ditawarkan, enggak apa-apa untuk bilang tidak, terima kasih, dan pulang."
"Enggak perlu jelek-jelekin perusahaan atau universitas lain," kata Raditya Dika.