Viral Medsos
Mahfud MD KRITIK Tajam BPJS, Kerap Utang dan Bayar Murah RS hingga Picu Kecerobohan Dokter Indonesia
Mahfud MD menganggap kecerobohan dokter-dokter di Indonesia tidak lepas dari bayaran yang kecil dari BPJS kesehatan.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Suprapto
Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) 2008-2013 Mohammad Mahfud MD mengkritisi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Menurut Mohammad Mahfud MD mengungkap pemicu kecerobohan dokter di Indonesia, antara lain adalah bayaran BPJS yang kecil.
Kritik Mahfud terhadap BPJS ini bukan tanpa bukti, ia menceritakan soal pengobatan salah seorang sahabatnya Amarjit Sarma yang akhirnya terpaksa menjalani pengobatan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Lewat akun twitternya @Mohmahfudmd pada Jumat (26/7/2019) Mahfud menceritakan bahwa Amarjit Sarma merupakan korban kecerobohan dokter di Jakarta.
“Masalahnya bukan keahlian dokter kita tapi kecerobohan yang membahayakan. Saya ketemu dia di bandara internasional Kuala Lumpur, Senin kemarin, saat sama-sama akan pulang ke Jakarta. Begini ceritanya,” cuit Mahfud mengawali kultwitnya.
Saat itu kata Mahfud, sahabatnya merasakan sakit di pundak dan dada hingga membuatnya sulit berjalan.
“Diperiksa ke dokter X di Jakarta, tapi kata dokter tidak apa-apa, hanya soal asam lambung,” jelas Mahfud.
Namun saat diberi obat, sahabatnya itu tidak kunjung sembuh. Sehingga sahabatnya itu kembali ke dokter yang bersangkutan.
Tetapi si dokter tetap mendiagnosa hal yang sama dan memberikan terapi yang sama dengan sebelumnya.
“Malahan semakin sakit dan terus sakit,” kata Mahfud.
Akhirnya sahabatnya itu berangkat ke Kuala Lumpur untuk berobat. Dibuat kaget, ternyata dokter di KL mendiagnosa sahabatnya itu terkena sakit jantung.
“Dokter jantung di RS tersebut kaget karena 99 persen saluran jantungnya sudah melengket dan dia harus dioperasi segera,” kata Mahfud.
Dari pemeriksaan di KL itulah akhirnya sahabatnya itu bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.
Ia pun bertemu dengan sahabatnya itu di Bandara KL saat hendak pulang ke Jakarta.
Guru Besar dari Universitas Gajah Mada (UGM) itu mengkaitkan kisah sahabatnya itu dengan pengalamannya selama berobat di Indonesia.