Berita Duka
Arswendo Atmowiloto Ungkap Nama Samaran Titi Nginung Saat Menulis Sejumlah Novel Terkenal
Tulisan itu mengungkap nama samaran yang digunakan Arswendo Atmowiloto disertai arti dan inspirasi yang menyertainya.
Penulis: Gede Moenanto | Editor: Gede Moenanto
ARSWENDO Atmowiloto merupakan nama jaminan mutu di dunia jurnalistik Indonesia meski mengakhiri kariernya di saat namanya berkibar.
Dalam sebuah kasus yang membawanya ke penjara, Arswendo Atmowiloto tidak bisa berhenti berkarya, tapi namanya memang sedang menjadi masalah.
Karena itu, salah satu jalan, dia memakai nama samaran.
Dengan demikian, dia tetap bisa berkarya.
Tidak semua tahu, nama Titi Nginung adalah nama samaran Arswendo Atmowiloto.
Nama yang terdengar aneh memang membingungkan, tapi ternyata ada arti di balik nama tersebut.
Nama tersebut diakui Arswendo Atmowiloto sebagai nama samarannya kepada seorang penulis, yang menulis resensi buku karya Titi Nginung.
Mungkin saja, masih ada sejumlah nama samaran lainnya yang digunakan Arswendo Atmowiloto, selain Titi Nginung.
• Terungkap Ini Gaya Fahri Hamzah Saat Bertemu Jokowi dan Prabowo Mengungkap Potensi Jadi Oposisi
Karena itu, dia menggunakan nama lain untuk tetap menulis.
Dunia menulis memang tidak bisa ditinggalkannya.
Karena itu, Arswendo Atmowiloto mau tetap menulis karena memang ide-ide mengalir deras di kepalanya di saat banyak orang tidak mampu menulis, dia menjadikan dunia menulis hanya sebagai dunia yang mudah.
Tidak heran, bukunya yang terkenal, Mengarang Itu Mudah telah menginspirasi banyak orang untuk menulis.
Banyak penulis lahir berkat membaca salah satu karyanya tersebut.
Meski, di masa itu, menulis memang tidak sulit, tapi bisa dimuat di media itu tidak mudah.
Apalagi, jumlah media massa sangat terbatas.
Banyak orang mau menulis, tapi hanya bisa menulis di buku catatan harian atau diari, tidak bisa dimuat di media massa, yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
Kala itu, belum ada Facebook atau media sosial lainnya.
Sehingga, meski menurut Arswendo, Mengarang Itu Mudah, tapi dimuatnya itu sulit.
Apalagi untuk bisa dimuat di media besar seperti Kompas, Tempo, dan sejumlah nama media lainnya, yang namanya bisa diingat dengan mudah karena jumlahnya sedikit.
Dunia menulis mungkin bukan dunia yang menyenangkan untuk semua orang.
Banyak penulis patah hati karena karya mereka dikembalikan padahal menulisnya tidak mudah.
Apalagi belum ada komputer, karya harus dikirimkan dengan tema aktual, yang dikirimkan dengan pos.
Padahal, tema itu bisa dengan mudah berganti dengan tema baru di saat naskah diterima redaksi.
Soalnya, email juga belum tersedia, jadi mengirimkan naskah butuh waktu paling cepat 3 hari kemudian diterima di redaksi.
Naskah yang diterima redaksi juga sangat banyak, tidak smeuanya bisa dibaca, apalagi setiap hari ada saja naskah yang masuk.
Karena itu, Arswendo Atmowiloto menambahkan catatan kecil setelah judul tersebut, yang terbaca jika dicermati di buku karyanya tersebut.
Mengarang Itu Gampang.
dengan anak judul yang nyaris tidak terbaca: Tapi Untuk Dimuat Itu Sulit.
Menulis di kala itu memang sering membuat banyak kalangan yang patah hati.
Meski, kemudian, banyak lahir penulis-penulis dan wartawan yang terinspirasi oleh karya Arswendo Atmowiloto tersebut.
Sejumlah kalangan menuliskan kesan mereka untuk Arswendo Atmowiloto, yang baru berpulang.
Nama samaran yang diakui Arswendo Atmowiloto adalah nama Titi Nginung.
Sama seperti sejumlah karyanya yang lain, novel dengan menggunakan nama Titi Nginung diawali dengan pemuatan secara bersambung di Kompas.
Titi Nginung misalnya melahirkan sejumlah karya seperti Opera Jakarta, yang kemudian difilmkan ke layar lebar.
Demikian juga dengan Opera Bulu Tangkis 1995, yang mengisahkan Bajang Kirek sebagai pebulu tangkis yang luar biasa hebat.
Sama seperti tokoh lainnya di novel Arswendo Atmowiloto lainnya, yang diduga terinspirasi oleh karya Eiji Yoshikawa, yang melahirkan Musashi.
Adaptasi Musashi bisa ditampilkan secara mengagumkan oleh Arswendo Atmowiloto yang melahirkan Senopati Pamungkas sebagai serial yang sangat ditunggu di Kompas karena juga dimuat secara bersambung.
• Saat Sedang Sakit dan Sebelum Meninggal, Arswendo Atmowiloto Menuliskan Buku Berjudul Barabas
• Polisi Ungkap Memburu Satu DPO Pemasok Sabu dengan Sejumlah Barang Bukti Kasus Nunung Ditunjukkan
Tokoh Upasara Wulung secara tidak langsung mirip dengan Miyamoto Musashi yang mempunyai nama asli Shimmen Takezo itu.
Salah satunya menarik untuk disimak, yang dibagikan di Facebook.
Tulisan itu mengungkap nama samaran yang digunakan Arswendo Atmowiloto disertai arti dan inspirasi yang menyertainya.
Salah seorang penulis yang dekat dengan Arswendo Atmowiloto, Ready Susanto, yang bekerja untuk penerbit buku menuliskan kenangannya tentang Arswendo Atmowiloto.
Ready Susanto adalah lulusan Ilmu Jurnalistik Universitas Padjadjaran Bandung, yang menuliskan kesannya terhadap sosok Arswendo Atmowiloto.
Saya menulis surat "iseng" kepada Arswendo Atmowiloto pada sekitar 1988, untuk mengonfirmasi apakah Titi Nginung itu adalah nama samarannya.
Sebelumnya, saya telah membaca novel-novel serial opera olahraga karya Titi Nginung dan yakin sekali penulisnya adalah Arswendo.
Berangkat remaja dengan membaca banyak sekali karyanya, seperti Kiki, Imung, Senopati Pamungkas, dan kemudian juga Dua Ibu dan Canting, saya rasanya kenal betul gaya menulisnya, bahkan, bila hanya membaca satu paragraf saja karangannya.
Sempat menulis dua kali resensi karya Titi Nginung yang dimuat di Kompas Minggu, lebih sebagai seorang fans, saya menulis surat untuknya.
Cepat sekali surat saya dijawab, dengan tulisan tinta hitam yang rapi dan menurut saya cara menulisnya artistik.
Isinya pendek dan lucu, kurang-lebih begini:
"Paling tidak, ini untuk pertama kalinya saya mengaku kepada kamu bahwa Titi Nginung adalah Arswendo... He... he... he..."
Dia juga mengatakan bahwa dia memilih nama Nginung karena "saking bingung".
Entah, ini serius atau bercanda, karena juga pakai "he... he... he".
Saya tidak kenal secara pribadi dengan Arswendo, mungkin pernah satu-dua kali melihatnya secara langsung tampil sebagai pembicara dalam acara di Bentara Budaya.
Tapi, saya tak ragu untuk menyebut dia sebagai "suhu" menulis saya.
Melalui Mengarang Itu Gampang, saya kira, banyak sekali anak muda sezaman saya yang kemudian menjadi berani menulis dan mengirimkannya ke koran atau majalah.
Padahal Mengarang Itu Gampang ternyata punya anak-judul: Tapi Untuk Dimuat Itu Sulit.
Tapi, itulah Arswendo, dia pandai memotivasi dengan menggampangkan urusan-urusan sulit dalam menulis.
Saat kehabisan ide, dia misalnya menyarankan kita untuk membuka kamus secara sembarangan dan mengarang dengan kata pertama yang terbaca di kamus itu.
Sore ini, kabar Mas Wendo wafat menyebar di media sosial.
Selamat jalan Mas Wendo, karya-karyamu akan tetap dikenang dan abadi.
Seperti katamu dalam sebuah cerita anak yang kau tulis:
"Semua kenangan tidak berbaring bersamamu... Kenangan itu hidup tetap dalam diriku. Dalam diri kalian."
Demikianlah, Arswendo Atmowiloto memang diakui sebagai seorang tokoh yang memiliki banyak kebaikan dan kelebihan.
Banyak kesan lainnya yang dituliskan dan dibagikan di media sosial seperti Facebook.
Selamat jalan Arswendo Atmowiloto.
• Ketika Lagu Harta Berharga Mengiringi Kepulangan Arswendo Atmowiloto ke Peristirahatan Terakhir
• Selesai Misa Requiem, Jenazah Sastrawan Arswendo Atmowiloto Dimakamkan di San Diego Hills
• Sosok Arswendo Atmowiloto Dalam Kenangan di Mata Sang Anak Ketiga Bernama Tiara
Arswendo Atmowiloto tidak bisa berhenti berkarya
Titi Nginung adalah nama samaran
diakui Arswendo Atmowiloto sebagai nama
Kapusdatin BPBD DKI Mohammad Insaf Meninggal Dunia, Sosok yang Rajin Beri Informasi Kebencanaan |
![]() |
---|
Innalillahi Penyanyi David Crosby Meninggal Dunia, Ayah Donor Sperma Anak Penyanyi Melissa Etheridge |
![]() |
---|
Koleganya Wafat, Zulhas: Taufik Kurniawan Tak Pernah Lelah Besarkan PAN |
![]() |
---|
Kabar Duka, Ayah Angelina Sondakh Meninggal Dunia |
![]() |
---|
Emil Dardak Kerap Ingat Lagu My Way karena Menjadi Filosofi Hidup Almarhum Ayah Tercinta |
![]() |
---|