Seorang Calon Jamaah Haji Tutup Usia Sebelum Diberangkatkan ke Tanah Suci
Satu orang calon jamaah haji dari kloter 12 Provinsi Banten tutup usia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Penulis: Rangga Baskoro |
Satu orang calon jemaah haji dari kloter 12 Provinsi Banten Embarkasi Jakarta - Pondok Gede, tutup usia usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Haji Jakarta.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta, dr Anas Maruf mengatakan, calon jamaah haji itu merupakan seorang pria berusia 52 tahun.
"Pas hari H jemaah calhaj ini dinyatakan sehat dan bisa berangkat."
"Memang, sebelumnya diketahui, dia punya riwayat kelainan detak jantung."
"Namun, pas pemeriksaan akhir, hasilnya bagus."
"Kemudian. dia mengikuti tiap proses hingga esoknya siap berangkat."
"Kemudian, ketika menuju bus jemaah tersebut pingsan dan langsung dibawa ke klinik," jelasnya, Rabu (17/7/2019).
Calon jamaah haji tersebut pingsan di depan Gedung SG 1, ketika hendak menaiki bus rombongan menuju Bandara Soekarno Hatta pada Senin (15/7) lalu, sekira pukul 05.30 WIB.
Calon jemaah haji yang berinisial EAAR itu kemudian dilarikan ke klinik untuk mendapatkan pertolongan pertama. Ia sempat sadarkan diri sebelum dirujuk ke RS Haji Jakarta.
"Di klinik masih sempat ngobrol ya sebelum di bawa ke RS Haji itu. Kemudian, tak berselang lama kita dapat kabar sekitar pukul 10.00 WIB si bapak meninggal dunia," lanjutnya.
Di hari yang sama, jenazah diantarkan ke rumah duka di Kota Serang menggunakan ambulans kembali ke tempat keluarganya.
Sebelumnya, diberitakan masih tersisa sebanyak 3 kloter calon jamaah haji asal DKI Jakarta yang belum diberangkatkan ke tanah suci dari embarkasi Jakarta - Pondok Gede di Asrama Haji Pondok Gede.
Tabroni, Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Jakarta Pondok Gede mengatakan, sejak tanggal 7 Juli 2019 lalu, pihaknya sudah memberangkatkan sebanyak 7 kloter calon jamaah haji asal DKI Jakarta.
"Kloter pertama berangkat sejak Minggu, 7 Juli kemarin."
"Rata-rata 1 per kloter ada 393 orang calon jamaah haji. Untuk gelombang pertama, tersisa 3 kloter lagi," ungkap Tabroni di lokasi, Rabu (17/7/2019).
Hari ini, rombongan dari kloter 29 dan 20 mulai memasuki asrama haji.
Hingga kemudian, dua hari berikutnya, kloter terakhir yakni 23 akan menyusul untuk diberangkatkan.
PPIH Embarkasi Jakarta - Pondok Gede melayani para calon jamaah haji dari tiga provinsi. Dua provinsi yakni DKI Jakarta dan Banten diberikan pengarahan di Asrama Haji Pondok Gede.
"Sedangkan satu lagi dari Provinsi Lampung, kami hanya mengurus perihal dokumennya saja, mereka hanya transit dan langsung melanjutkan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Hingga hari ini, sudah 9 kloter calon jamaah haji dari Provinsi Banten yang telah diberangkatkan.
Total, Embarkasi Jakarta - Pondok Gede melayani sebanyak 25.000 calon jamaah haji di keberangkatan gelombang pertama.
Sementara itu, bisa disimak, kisah pilu Ina Binti Halil Jutahir gagal berangkat haji, dan sempat Ina Binti Halil Jutahir ikut lepas tetangga berangkat ke Tanah Suci.
Kecewa, kesal, dan malu, mungkin itu yang kini tengah dirasakan calon jemaah haji Ina Binti Halil Jutahir gagal berangkat ke Tanah Suci pada tahun ini.
Wajar saja, Ina Binti Halil Jutahir urung niat berangkat haji tahun ini akibat kesalahan yang tidak diperbuatnya sedikitpun.
Kesedihannya makin tak terbendung ketika Ina Binti Halil Jutahir ikut melepas dua tetangganya yang berkesempatan berangkat haji pada tahun ini.
• Tahu Kapasitas Erick Thohir, Sandiaga Uno Ingin Erick Jadi Menteri Jokowi
• Panglima TNI Tinjau Latihan Pendaratan Marinir
• Kondisi Pencari Suaka Memprihatinkan Ditampung di Perumahan, Simak Foto-foto Protes Warga Setempat
Padahal, wanita yang tinggal di Dusun Aersoji, Desa Pagendingan, Kecamatan Galis, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur ini seharusnya berangkat haji bersama tetangganya itu.
Mirisnya, batalnya keberangkatan haji Ina bukan karena kesalahannya.
Gagalnya keberangkatan Ina ini berawal ketika namanya terdaftar dalam sistem komputerisasi haji terpadu atau SISKOHAT dan diumumkan berangkat tahun 2019 ini.
Mendapat kabar jika dirinya akan berangkat haji tahun ini, ibu 5 anak ini langsung berangkat ke bank.
Ia berangkat ke bank tersebut untuk melakukan pelunasaran setoran hajinya.
"Tanggal 1 April, Ibu mulai membayar setoran pelunasan biaya ke BRI Syariah Pamekasan"
Kata pihak bank pelunasan belum bisa dilakukan, karena sistem bank masih error," ungkap anak Ina, Uswatun Hasanah, dikutip Grid.ID dari Surya.
• Inilah SIKAP POLITIK Sandiaga Uno Usai Pertemuan Jokowi-Prabowo di MRT, Tak Akan Kecewakan Pendukung
• Panglima TNI Tinjau Latihan Pendaratan Marinir
• Kondisi Pencari Suaka Memprihatinkan Ditampung di Perumahan, Simak Foto-foto Protes Warga Setempat
Ketika hendak mencoba membayar lagi pada keesokan harinya, Ina kembali ditolak pihak bank dengan alasan belum mengikuti tes kesehatan.
Akhirnya, Ina langsung menjalani tes kesehatan ke puskesmas yang disarankan pemerintah.
Tak cuma itu, Ina juga sampai mengikuti 3 kali manasik haji hingga membuat paspor bersama rombongan jamaah haji.
Semua syarat telah dipenuhi, Ina malah harus menelan kabar pahit dari Kemenag setempat jika ia tak bisa berangkat haji tahun ini.
• Idap Penyakit Komplikasi, Dorce Gamalama Siapkan Perlengkapan Kematian: Aku Tak Mau Merepotkan Orang
• TERUNGKAP Rey Utami Tampil dengan Wajah Polos Tanpa Full Makeup saat Ditahan Jadi Sorotan
• Rizal M: Partai Golkar Solid Dukung Pemerintah Jokowi - KH Maruf Amin
Pasalnya, pihak bank penerima setoran haji Ina, terlambat memasukkan data pelunasan haji ke rekening haji.
"Padahal uang simpanan haji di rekening sudah lebih, sebesar Rp 11 juta 7 ratus ribu. Kenapa bank tidak bisa menginput. Ini janggal bagi kami," ucap Uswatun Hasanah.
Berdasarkan keterangan anak Ina yang biasa dipanggil Uus ini, ibunya kini merasa malu karena tak jadi terbang ke Tanah Suci.
Pasalnya, semua sanak saudara dan tetangga Ina sudah mendengar kabar jika dia akan berangkat haji tahun ini.
• Link Live Streaming Barito Putera vs Bali United Malam Ini, Punya Panca Pendawa Teco Target 3 Poin
• Edit Kualitas Pasfoto Jadi Berwajah Cantik, Caleg Terpilih Digugat, Ini Wajah Aslinya Sebelum Diedit
• Kabinet Jokowi Jilid II Dikhawatirkan Pengamat akan Lebih Banyak Utang, Ini Penjelasannya
Uus pun mengatakan jika ibunya lebih memilih mengurung diri di rumah pasca calon jamaah haji kloter 9 dan 10 asal Pamekasan diberangkatkan.
Ina juga tak mau ditemui orang lain kecuali keluarga sendiri.
Termasuk pihak bank yang hendak meminta maaf karena lalai mengirimkan setoran haji ke rekening haji, yang berakibat Ina tak bisa berangkat haji ke Tanah Suci.
"Kemarin ada pihak bank ke sini mau minta maaf. Ibu tidak mau menemui. Bahkan, meminta agar pihak bank suruh pulang," ujar Uus, dikutip Grid.IDdari Kompas.com.

Meski kecewa ibunya tak jadi berangkat haji, sang anak turut bersyukur.
"Hikmahnya, ibu semakin rajin ibadahnya. Meskipun kekecewaannya belum bisa terobati," imbuh Uus.
Bahkan, Uus mengatakan jika ibunya kini selalu bangun 03.00 WIB dini hari demi beribadah solat tahajud, dan menghatamka Al-Quran lagi. (*)
Tergiur Biaya Murah
Makin ketatnya bisnis penyedia jasa travel umroh membuat sejumlah agen perjalanan mencari strategi untuk bisa meraup jemaah.
Salah satunya adalah dengan menerapkan diskon atau biaya umroh murah.
Strategi ini nyatanya banyak membuahkan hasil, sehingga membuat agen perjalanan menerapkan strategi yang sama.
Namun, beberapa perusahaan travel kelimpungan menjalankan strategi ini.
Akibatnya, pemberangkatan jemaah justru alami ketidakjelasan.
Masni Yunus selaku Ketua Dewan Pembina Asosiasi My Halal Trip Indonesia (MHTI) mengatakan, kegagalan dalam memberangkatkan umroh oleh beberapa agen perjalanan bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Namun, faktor terbesar adalah tidak siapnya sistem perusahaan untuk menjalankan program umroh murah tersebut.
Sebab, perputaran uang harus dikelola dengan baik dan akuntabel.
"Mayoritas permasalahan gagal berangkat umrah adalah mereka yang ambil biaya murah. Jadi, masyarakat tergiur dengan promosi biaya murah, namun tanpa melihat risikonya," kata Yunus saat berbincang belum lama ini.
Untuk menghindari penipuan, ia mengimbau masyarakat supaya melihat track record agen perjalanan tersebut dan tidak mudah tergiur dengan tawaran biaya yang murah.
"Dari segi kepastian sangat penting. Masalah legalitas, visa, maskapai, hotel. Kalau itu semua sudah dipenuhi, pasti itu insyaAllah aman," imbuhnya.
Sedang Hamil Muda
Seorang calon jamaah haji asal Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat gagal berangkat menuju Tanah Suci.
Seorang calon jamaah haji itu bernama Neng Sarah Asep (25), ia batal berangkat haji.
Dikarenakan tidak lolos tes kesehatan terakhir di Asrama Haji Embarkasi Bekasi, pada Minggu (7/7/2019).
"Iya ada satu calhaj kloter 2 asal Kabupaten Cianjur setelah kita periksa ternyata dia dalam kondisi hamil dan umur kehamilannya tidak aman," kata Ketua Panitia Bidang Haji pada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Jawa Barat, Yani Dwiyuli Setiani, Senin (8/7/2019).
Yani mengatakan usia kehamilan Neng Sarah terbilang masih muda yakni baru 11 pekan.
Tentunya usia kanduang itu tidak masuk usia kehamilan yang aman yani antara 14 pekan hingga 26 pekan.
Jika usia kehamilan 14-26 pekan itu masih bisa berangkat dan itu sesuai Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Kesehatan.
"Dibawah angka itu ataupun melewati angka itu tidak diizinkan untuk berangkat Ibadah Haji," ujar Yani.
Yani mengungkapkan ketika disampaikan hasil pemeriksaan, Neng Sarah sempat tak menerima keputusan itu. Ia tetap ingin berangkat.
"Beberapa jam jelang pemberangkatan karena itu tes terakhir ternyata kondisi tidak bisa. Dia sempat nangis maksa tetap berangkat, tapi kita jelaskan berbahaya dan potensi keguguran," jelasnya.
Kemudian kata Yani, berdama panitia lainnya perlahan-lahan Neng Sarah diberikan penjelasan hingga akhirnya mengerti.
"Kita jelaskan kita potensi keguguran, kalau keguguran itu jatuhnya nifas, nah kalau nifas tidak boleh ibadah 40 hari, sehingga kalau memaksakan percuma juga karena hampir seluruhnya tidak bisa melaksanakan serangkaian ibadah disana," ujar Yani.
Yani menegaskan Neng Sarah bukannya gagal berangkat akan tetapi ditunda keberangkatannya untuk tahun depan.
"Bukannya gagal berangkat ya, tapi ditunda keberangkatan Ibadah Hajinya tahun depan," kata Yani.
Neng Sarah hendak berangkat bersama kakaknya, akhirnya tidak jadi berangkat setelah mengerti dan menerima keputusan PPIH Jawa Barat.
Ia pun sudah kembali menuju Cianjur setelah dijemput suaminya, Minggu (7/7/2019) kemarin, sebelum kloternya berangkat.
Sakit Keras
Pemberangkatan jemaah calon haji asal Jawa Barat tahun ini dari Asrama Haji Bekasi, memasuki hari kedelapan. Sudah 23 kloter yang diberangkatkan.
Selama proses pemberangkatan berlangsung, beberapa JCH yang masuk ke Asrama Haji Bekasi ada yang mengeluhkan kesehatannya, dan beberapa di antaranya ada yang mengalami gangguan kesehatan serius sehingga harus dirawat.
“Dari awal kloter 1 sampai hari ini kami sudah menerima JCH yang mengeluhkan kesehatannya, dan memang di antara mereka ada yang dengan status risiko tinggi,” ujar Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat Buchori, saat ditemui di Asrama Haji Bekasi, Selasa (24/7/2018).
Jemaah calon haji yang gagal berangkat tahun ini berjumlah enam orang.
Rinciannya, dua dari Garut, dua dari Cirebon, satu dari Bogor, dan satu dari Subang.
Semua karena alasan kesehatan, yang jika dipaksakan berangkat akan berisiko dan membahayakan diri sendiri dan jemaah lain.
"Penyakitnya beragam, itu dokter yang tahu. Tapi ada satu calon jemaah yang memang penyakitnya bisa dikatakan bukan hanya berisiko untuk dirinya, tapi bisa mengganggu calon jemaah lain," ungkap Buchori.
"Seperti aromanya sudah cukup luar biasa, lalu juga ada yang hilang ingatan atau linglung, kategorinya sudah pikun. Yang lainnya sakit yang memang sulit untuk diberangkatkan. Itu data sampai hari ini," sambungnya.
Ia mengatakan, keberangkatan mereka ditunda dahulu sampai mereka sembuh.
"Ya kalau yang sudah cukup serius dan parah, mmemang sulit untuk diberangkatkan. Mereka bisa lakukan proses penyembuhan sampai benar-benar sembuh sesuai persyaratan dan aturan yang berlaku," jelasnya.
Buchori juga menyebutkan, beberapa jemaah calon haji yang sakitnya tidak terlalu berat tetapi perlu penanganan serius, langsung dirujuk ke RSUD Kota Bekasi.
“Setelah itu kami menunggu keputusan status dari RSUD, apakah JCH tersebut layak terbang atau tidak. Kalau sudah tertangani dan layak, akan kami berangkatkan ke kloter berikutnya,” terang Buchori.