Harga Cabai di Bekasi Terus Melonjak Naik Tembus Rp 80 Ribu Per Kilogram
Tak hanya cabai rawit merah, lonjakan harga juga terjadi pada cabai rawit hijau yang mencapai Rp 70.000 per kilogram.
Harga komoditi cabai di sejumlah pasar Kota Bekasi terus mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.
Dari pekan lalu, harga cabai rawit merah masih Rp 70.000 per kilogram, kini, sudah mencapai Rp 80.000 per kilogram.
"Harga cabai Rp 80.000 makin mahal," cetus Ibnu Fajar (28), pedagang cabai di Pasar Baru Bekasi, Jalan Insinyur Juanda, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, kepada Wartakota, Rabu (17/7/2019).
Ibnu mengatakan harga mulai merangkak naik sekitar satu bulan lalu.
Akan tetapi kenaikan harga cukup tinggi terjadi dalam kurun dua pekan ini.
"Waktu awal-awal cuman naik Rp 5.000-10.000. Sekarang naik dua kali lipat lebih dari normalnya paling Rp 25.000 per kilogram," katanya.
Ibnu menuturkan kenaikan harga cabai dikarenakan jumlah pasokan sedikit sehingga terjadi kenaikan harga dari pasar induk.
"Bisa jadi gara-gara musim kemarau, pasokannya dikit jadi barang kan naik. Sekarang saya ambil dari Pasar Induk aja udah Rp 70.000 per kilogram, ya otomatis kita jualnya Rp 80.000 per kilogram," imbuhnya.
Tak hanya cabai rawit merah, lonjakan harga juga terjadi pada cabai rawit hijau yang mencapai Rp 70.000 per kilogram.
Mono (36) pedagang cabai lainnya mengatakan penyebab kenaikan harga cabai rawit hijau tak jauh berbeda dengan cabai rawit merah. Dikarenakan pasokan menurun.
"Dari pasar induknya bilang pasokan langka, jadi harga mahal. Jadi biasa saya jual Rp 25-30 ribu per kilogram sekarang dijual Rp 70.000 per kilogram," ujar Mono.
Akibat kenaikan harga ini, Mono mengaku tidak sepi pembeli. Akan tetapi pembeli mengurangi jumlah cabai yang dibelinya.
"Pembeli si masih ramai, tapi pada beli sedikit. Paling aturan mau beli sekilo jadi setengah kilogram, aturan mau beli setengah jadi seperapat," ujar dia.
Selain itu, harga komoditi lain mengalami kenaikan, diantaranya cabai merah keriting dari yang semula harga normalnya Rp 25.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 65 ribu per kilogram.
Sejumlah harga lainnya juga terjadi kenaikan seperti harga kacang panjang dari yang semula Rp 10.000 per kilogram naik menjadi Rp 25.000 per kilogram dan harga timun dari semula Rp 5.000 per kilogram naik menjadi Rp 10.000 per kilogram.
• Persib Mengakhiri Paceklik Kemenangan Menaklukkan Kalteng Putera dan Merangkak Naik ke Posisi 11
• Rakyat Menjerit Harga Cabai di Pasar Koja Masih Terus Mencekik Leher
• Harga Cabai di Bekasi Makin Pedas, Naik dari Rp 40 Ribu per Kilogram Menjadi 70 Ribu per Kilogram
Sebelumnya diungkap, situasi harga cabai rawit hijau di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara terpantau masih tinggi.
Kondisi itu diperkirakan masih akan bertahan akibat pasokan yang kurang karena musim kemarau melanda sejumlah daerah.
Karena itu, rakyat menjerit akibat tingginya harga cabai.
Seorang pedagang, Agus (60) mengatakan harga cabai rawit hijau dan lainnya masih berada pada kisaran Rp 70.000 per kilogram.
Kondisi itu sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu pascalebaran.
“Harga cabe memang naik turun tapi belakangan ini naik terus.
"Dulu, paling mahal cuma Rp 45-55 ribu per kilogram, tapi sekarang beda,” ucapnya, Kamis (11/7/2019).
• Sebanyak 15 Titik Sumur Resapan Dibuat di Kalibata untuk Mencegah Genangan
Kondisi itu diperkirakan bakal terjadi hingga beberapa waktu kedepan karena musim kemarau yang melanda sejumlah daerah.
Sehingga, membuat pasokan cabe di pasar berkurang.
“Kan kalau musim kemarau kayak sekarang, otomatis pasokan jadi berkurang. Nanti kalau udah nggak kemarau, normal lagi,” ucapnya.
Pedagang lainnya, Ujang (43) juga mengeluhkan kondisi mahalnya harga cabe di pasaran.
Pasalnya, beberapa waktu lalu harga cabe dapat ditebus hanya Rp 15 ribu per kilogram.
“Sampe-sampe tuh yang belanja kaget sama harga cabenya. Sekarang kan bisa 60-70 ribu per kilogram,” kata Ujang.
• Terungkap Hasil Riset Manfaat Kulit Telur untuk Kesehatan di Antaranya Menumbuhkan Tulang dan Gigi
Mahalnya harga cabe membuat Ujang untuk mengurangi jumlah barang dagangannya. Selain harga yang mahal, para pembeli juga mengurangi jumlah pembeliannya.
“Biasanya ngambil lima kilogram sekarang dua kilogram aja susah lakunya. Mau ngelayanin yang minta Rp 3-5 ribu juga gimana yah, serba salah,” sambungnya.
Ujang pun berharap agar segera ada perubahan dari kondisi yang sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Sehingga dirinya dan pembeli dapat memperoleh cabe dengan harga terjangkau.
Harga cabai rawit merah di beberapa pasar di Jakarta Timur hingga Senin (6/3/2017) masih tinggi.
• Kisah Mengharukan Upaya Membebaskan Penyu Laut Terjerat Jala dan Plastik Mengambang di Air
Meskipun sebelumnya, aparat kepolisian telah menetapkan tersangka kartel cabe rawit merah, namun harga cabe rawit merah masih di atas Rp 120.000 per kilogram.
Di Pasar Induk Kramat Jati, Jalan Raya Bogor 20, Kramat Jati, Jakarta Timur, harga rawit setan dijual antara Rp 125.000 hingga Rp 130.000 per kilogram (kg).
Sementara di Pasar Enjo, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur ditawarkan Rp 140.000 hingga Rp 150.000 per kilogram.

Jiman, salah satu pedagang di Los H Nomor 133 Pasar Induk Kramat Jati mengatakan bahwa pengungkapan kartel cabe rawit merah itu tidak serta merta membuat harga komoditas tersebut di Pasar Induk Kramat Jati langsung turun.
Senin (6/3/2017) itu, dia menjual rawit merah Rp 125.000 per kilogram.
Selama pasokannya sedikit, kata dia, harga cabe rawit merah itu masih akan tetap tinggi.
Menurut Jiman, banyak petani lokal di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saat ini tidak bisa panen karena masih sering turun hujan.
Jiman sendiri mendatangkan cabe rawit merah dari Rembang, Jawa Timur.
"Kalau masih hujan terus, tanaman cabenya gampang mati. Kalau panennya bareng-bareng ya harganya jadi murah. Ini sudah tiga bulan harganya masih tinggi," tutur Jiman.
Menurut Jiman, di Pasar Induk Kramat Jati ada belasan pedagang besar yang mampu mendatangkan cabe rawit merah itu dalam jumlah banyak (bandar).
Namun, jika harga beli di tingkat pengepul di daerah sudah tinggi, mereka tetap saja tidak bisa mendatangkan dalam jumlah banyak.
• Suami Tewas Saat Melakukan Pemanasan Bersama Istri Sebelum Berhubungan yang Diinspirasi Film Kungfu
Sebab, harga beli yang sudah cukup tinggi di tingkat pengepul akan mempengaruhi daya beli pedagang di Pasar Induk.
Selain itu, pedagang di Pasar Induk terbesar di Jakarta itu juga tidak bisa membeli banyak untuk kemudian disimpan.
"Pedagang di sini nggak mau menyimpan dagangan, karena harganya pasti susut. Nggak usah disimpan, besok juga datang barang lagi," kata Jiman.
Udin, pedagang lainnya menyebut, akibat tingginya harga, daya beli pedagang juga turun drastis. Ibaratnya, kata dia, mereka yang biasanya beli 15 kilogram untuk dijual lagi secara eceran, sekarang paling banyak hanya 8 kilogram.
Udin mengaku mendatangkan cabe rawit dari Muntilan, dan Rembang, Jawa Tengah.
Pasokan cabe rawit merah dari Jawa Barat seperti dari Garut dan Bandung tetap ada, tapi jumlahnya sedikit.
"Biasanya kalau barang dari Bandung atau Garut, angkutnya nebeng angkutan sayur, jadi jumlahnya hanya satu dua kuital," ujarnya.
Selain dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, pasokan lain datang dari Ambon dan Manado. Pasokan itu didatangkan menggunakan pesawat kargo.
Asal harganya di atas Rp 100.000 per kilogram, kata Udin, pasokan dari luar Jawa masih bisa masuk ke pasar induk karen bisa menutup ongkos transportnya.
Namun dari sekian banyak pasokan, Udin menyebut cabe rawit merah dari Rembang, Tuban dan dataran rendah lainnya lebib tahan terhadap kondisi cuaca Jakarta.
Sementara itu, pasokan dari dataran tinggi seperti Bandung, kurang bisa tahan lama.
"Rembang dan Tuban itu panasnya melebihi Jakarta, jadi cabenya dibawa ke Jakarta masih bisa tahan lama. Kalau dari dataran tinggi seperti Bandung, lamaan dikit mudah lembek cabenya," beber Udin.
Selain cabe rawit merah, Udin juga menjual jenis cabe rawit lainnya yang lebih murah, yaitu cabe rawit hijau ditawarkan seharga Rp 35.000 per kilogram dan cabe rawit putih Rp 30.000 per kilogram.
Di Pasar Enjo, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur, harga cabe rawit eceran ditawarkan Rp 140.000 hingga Rp 150.000 per kilogram.
Sebut saja, Danang, salah satu pedagang di dalam Pasar Enjo, menawarkan cabe rawit merah itu seharga Rp 35.000 seperempat kilogtam.
"Dari sananya masih tinggi harganya, belum turun juga," katanya.
Sementara di luar Pasar Enjo, tepatnya di lapak Loksem (lokasi sementara), cabe rawit merah dijual Rp 150.000 per kilogram.
"Kalau mau yang lebih murah, ada cabe rawit hijau, sekilonya bisa dapet Rp 50.000, cabe merah kriting malah Rp 40.000," kata Nyonya Endah.
