Pertemuan Jokowi dan Prabowo Sinyal Rileksnya Hubungan Akibat Persaingan Politik

Pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, bermakna bagi persaingan di tingkat elite politik.

Penulis: |
Wartakotalive/Alex Suban
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto naik MRT dari Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Stasiun MRT Senayan 

DOSEN Ilmu Politik FISIP UIN Jakarta Ali Munhanif mengatakan pertemuan Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto, bermakna bagi persaingan di tingkat elite politik.

"Pertemuan Jokowi dan Prabowo hari ini menjadi sinyal rileksnya hubungan akibat persaingan politik," ujarnya, dalam sesi diskusi 'Susah-Gampang Rekonsiliasi' di Jakarta, Sabtu (13/7/2019).

Sehingga, dia meminta, agar masing-masing pihak memaknai pertemuan itu.

Setelah Lolos Seleksi Administrasi, Pekan Depan 192 Calon Pimpinan KPK Bakal Lakukan Ini

Jangan, kata dia, justru menjadi sarana untuk bagi-bagi kursi kekuasaan.

"Namun jangan diapresiasi sebagai jalan untuk pembagian kursi, karena itu terlalu jauh," katanya.

Dia menjelaskan, di politik tidak dikenal kata rekonsiliasi, yang ada hanyalah konsensus.

Daftar Lengkap 192 Calon Pimpinan KPK yang Lolos Seleksi Administrasi

Menurut dia, konsensus dapat dilakukan antara pihak pemenang dan pihak yang dikalahkan pada kontestasi pemilihan umum (pemilu).

"Yang tepat digunakan adalah konsensus antara pemerintah dengan pihak yang menang dan kalah," jelas Ali.

Bagi Bangsa Indonesia, lanjutnya, konsensus dapat dilakukan untuk membuat persatuan dan kesatuan kembali pasca-pesta demokrasi rakyat.

Kuasa Hukum Bilang Rizieq Shihab Oversytay di Arab Saudi karena Dicekal Pihak Tertentu di Indonesia

"Menyelamatkan Bangsa Indonesia dari keterbelakangan, fokus untuk membangun," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi akhirnya bertemu kompetitornya di Pilpres 2019, Prabowo Subianto.

Tanpa diduga, pertemuan digelar di Stasiun MRT, Lebak Bulus, Sabtu (13/7/2019).

KPU Ingin Situng Gantikan Rekap Manual Sebagai Hasil Resmi Pemilu, Bawaslu Belum Diajak Ngomong

Pantauan Tribunnews.com, pertemuan ini diawali dari Jokowi yang mengajak Prabowo Subianto bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus sekitar pukul 10.00 WIB.

Tampak Prabowo Subianto hadir lebih dahulu pukul 09.51. Selang beberapa menit, Jokowi hadir.

Sebelum masuk ke rangkaian MRT, keduanya saling bertegur sapa dan bersalaman.

Tidak Terima Divonis Dua Tahun Penjara, Ratna Sarumpaet Minta Kamus Bahasa Indonesia Dibongkar Lagi

Suasana akrab terus terlihat hingga mereka duduk santai berdua di gerbong satu.

Jokowi dan Prabowo Subianto hendak menuju Stasiun Istora Mandiri.

Dari sana, mereka jalan kaki ke FX Sudirman untuk makan siang bersama.

Janji Segera Berikan Amnesti kepada Baiq Nuril, Jokowi: Akan Saya Selesaikan Secepatnya

Seusai turun dari MRT, tepatnya di Stasiun Istora Mandiri, Jokowi dan Prabowo Subianto sempat memberikan keterangan pers terkait pertemuan mereka.

"Seluruh rakyat Indonesia yang saya cintai, pertemuan saya dengan Bapak Prabowo Subianto pada pagi hari ini adalah pertemuan seorang sahabat."

"Pertemuan seorang kawan, pertemuan seorang saudara," ucap Jokowi.

Kapten Persija Minta Bobotoh Contoh Jakmania Saat Macan Kemayoran Bertamu ke Bandung

"Yang sebetulnya ini sudah direncanakan lama, tetapi Pak Prabowo juga sibuk sering mondar-mandir ke luar negeri, saya juga begitu."

"Perga pergi dari Jakarta ke daerah dan ada juga yang keluar. Sehingga, pertemuan yang telah lama kita rencanakan belum bisa terlaksana," papar Jokowi.

"Alhamdulilah‎ pada pagi hari ini, kita bisa bertemu dan mencoba MRT, karena saya tahu Pak Prabowo belum pernah coba MRT," beber Jokowi lagi.

‎Parpol Pendukung Ramai-ramai Minta Jatah Menteri, Begini Respons Jokowi

Kembali ditanya awak media, kenapa memilih bertemu di MRT? Jokowi menjawab pertemuan di mana pun bisa.

"Sebetulnya pertemuan di mana pun bisa. Di MRT bisa, mau di rumah Pak Prabowo bisa, di Istana bisa. Tapi kami sepakat memilih di sini," paparnya.

Pertemuan ini merupakan momen yang paling ditunggu oleh seluruh rakyat Indonesia.

BREAKING NEWS: Jokowi Sudah Susun Kabinet, Katanya Bakal Banyak Menteri Lama yang Menjabat Lagi

Sebab, selama rangkaian Pilpres 2019, situasi sempat memanas, bahkan terjadi kerusuhan pada 21-22 Mei 2019 hingga memakan korban.

Sebelumnya Wartakotalive memberitakan, Presiden Jokowi angkat bicara atas usulan dari para akademisi di Yogyakarta.

Usul tersebut meminta Sri Sultan Hamengkubuwono X memimpin rekonsiliasi antara Jokowi dan Prabowo Subianto di Keraton Yogyakarta.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi menyampaikan, Keraton Yogyakarta menjadi lokasi yang paling tepat untuk rekonsiliasi.

 Ini Agenda Sidang Perdana Sengketa Pilpres 2019, Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo Sandi Bakal Hadir?

Terlebih, momennya sangat ‎tepat pula, yakni jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2019, serta masih nuansa halalbihalal seusai Idul Fitri 1440 H.

Yudian mengungkapkan, usulan ini tidak berdisi sendiri.

Melainkan, berasal pula dari Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Sutrisna Wibawa dan Rektor UNU Yogyakarta Purwo Santoso.

 Ini Pengalihan Arus Lalu Lintas di Sekitar Gedung MK, Beberapa Ruas Jalan Mulai Malam Nanti Ditutup

Merespons hal tersebut, menurut Jokowi, rekonsiliasi bisa dilakukan dimana saja.

Mantan Wali Kota Solo ini bahkan menyebut rekonsiliasi bisa sembari menunggang kuda.

"Rekonsiliasi bisa di manapun juga. Sambil naik kuda bisa, naik MRT bisa. Yang paling penting sama-sama kerja sama memajukan negara ini," ujar Jokowi di Pasar Sukawati, Bali, Jumat (14/6/2019).

 Tito Karnavian Akui Polisi Tak Nyaman Tangani Kasus yang Libatkan Purnawirawan TNI

Sebelumnya, seruan rekonsiliasi pasca-pemilu antara Jokowi dan Prabowo Subianto sudah banyak disuarakan, termasuk oleh Gerakan Suluh Kebangsaan yang digawangi oleh Mahfud MD.

Dari kubu Jokowi sendiri pasca-pencoblosan 17 April 2019, sudah mengutus Luhut Panjaitan untuk bisa bertemu Prabowo Subianto. Sayangnya, hingga kini pertemuan itu belum terlaksana.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon meminta jangan mencampuradukan masalah dugaan ketidakadilan dan kecurangan Pemilu 2019, dengan silaturahmi Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto.

 Pemprov DKI Anggarkan Rp 75 Miliar untuk Revitalisasi Trotoar Sepanjang 10 Kilometer

Katanya, jangan berpandangan dengan adanya silaturahmi antara kedua calon presiden tersebut, maka lalu masalah Pemilu 2019 dianggap selesai.

"Jadi jangan kita mau dikompromikan antara yang hitam dengan yang putih, air dengan minyak, tapi kalau silaturahmi, silaturahmi," kata Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (29/5/2019).

 Polisi Benarkan Isi Rekaman CCTV Ambulans Bagikan Amplop kepada Perusuh Aksi 22 Mei

Penyataan Fadli Zon tersebut merespons munculnya desakan permintaan pertemuan antara Jokowi dan Prabowo Subianto, untuk mengendorkan tensi politik yang tinggi sekarang ini.

Sehingga, seolah-olah permasalahan selesai dengan adanya pertemuan tersebut.

"Persoalan silaturahmi itu satu soal, persoalan kecurangan itu soal yang lain, jadi silaturahmi ya silaturahmi. Tapi kalau persoalan kecurangan, ketidakadilan, ketidakjujuran itu persoalan yang lain," tuturnya.

 Pimpinan Lembaga Survei Jadi Target Pertama Pembunuhan Pemilik Senjata Api ilegal, Ini Motifnya

Fadli Zon mengaku belum tahu kapan rencananya pertemuan dua kontestan Pilpres 2019 tersebut akan digelar.

Saat ini, pihaknya masih berjuang di Mahkamah Konstitusi, untuk menggugat hasil Pemilu 2019.

"Sekarang ini kan berada di proses MK, biarlah, dalam rangka mendewasakan politik kita, MK ini harus dihargai, karena di sini akan disampaikan tentang bukti-bukti kecurangan dari salah satu paslon," paparnya.

 Tiga Alasan Anak-anak Terlibat Kerusuhan Aksi 22 Mei, Salah Satunya Diduga Diajak Guru Ngaji

Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mendorong rekonsiliasi antara Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto, seusai gelaran Pilpres 2019.

Menurut Bara Hasibuan, pihak yang kalah harus bisa berbesar hati.

"Rekonsiliasi bisa terwujud jika ada kebesaran hati dari pihak yang kalah. Mengakui hasil. Seberapa pun mengecewakan harus diakui. Itu adalah kuncinya," ucapnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

 ‎BREAKING NEWS: Ini Empat Pejabat Nasional yang Jadi Target Pembunuhan

Legislator PAN itu pun menyayangkan ajakan Jokowi bertemu Prabowo Subianto, belum direspons mantan Danjen Kopassus itu.

Padahal, Jokowi telah memberikan sinyal untuk bertemu seusai pencoblosan pada 17 April lalu.

"Presiden Jokowi sudah memberikan sinyal ya. Memberikan gestur juga memberikan pesan pada Pak Prabowo, tapi sampai sekarang belum ada tanggapannya ya, saya sesalkan," beber Bara Hasibuan.

 Polisi Larang Doa Bersama di Depan Gedung Bawaslu, Fadli Zon Bilang Bakal Digelar di Masjid

Sebelumnya, Jokowi beberapa kali menegaskan bahwa ia telah berinisiatif sejak awal untuk bertemu Prabowo Subianto.

Jokowi menyebut inisiatif dirinya untuk bertemu Prabowo muncul setelah pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April.

"Sudah saya sampaikan, saya sudah berinisiatif sejak awal setelah coblosan," kata Jokowi dalam jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

 Dipanggil Polda Sumut Sebagai Saksi Kasus Dugaan Makar, Jubir BPN Bilang Ongkos ke Medan Mahal

Jokowi mengatakan, seusai pencoblosan ia sudah mengutus orang kepercayaan untuk berkomunikasi dengan Prabowo Subianto.

Orang tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil hingga saat ini.

"Sudah mengutus, tapi memang kelihatannya belum ketemu," ucapnya.

 ‎Jadi Target Pembunuhan, Wiranto: Nyawa Ada di Tangan Allah

Dorongan pertemuan Jokowi dan Prabowo Subianto kembali menguat setelah terjadi kerusuhan di sejumlah lokasi di Jakarta.

Namun, Prabowo Subianto hingga saat ini belum juga memberi respons positif ajakan pertemuan dari Jokowi.

Bahkan, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno menyebut Jokowi hanya akan diterima anggota direktorat komunikasi dan media serta juru bicara, jika ingin bertemu Prabowo Subianto(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved