Temuan Baru Memperkuat Teori Pilot MH370 Membunuh Penumpang Lalu Bunuh Diri
Sebuah tim investigasi dari Prancis menguatkan teori pilot bunuh diri, dalam kasus hilangnya pesawat Malaysian Airlines MH370
Sebuah fakta baru ditemukan tim yang menyelidiki hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370, yang hilang secara misterius tahun 2014.
Temuan baru itu memperlihatkan bahwa pesawat tersebut masih dalam kendali pilot yang menerbangkannya, sampai saat ia jatuh di Samudra India.
Dengan fakta tersebut memunculkan dugaan yang sungguh menyeramkan, yakni pilot melakukan aksi bunuh diri dengan sengaja menjatuhkan pesawat yang mengangkut 239 penumpang tersebut.
Fakta baru itu ditemukan sebuah tim investigasi asal Prancis, yang mendapat akses penuh dari Boeing untuk memeriksa data penerbangan pesawat naas itu, sejak berangkat dari Kuala Lumpur, Malaysia, sampai jatuh.
Sebagaimana dilansir Daily Mail, dokumen yang diberikan itu termasuk data dari satelit telekomunikasi Immarsat, yang juga merekam aktivitas telekomunikasi di pesawat tersebut.
Temuan baru ini memperkuat beberapa hasil penyelidikan sebelumnya, yang menyatakan bahwa seseorang mengendalikan pesawat jenis Boeing 777 itu saat benda tersebut jatuh ke Samudra India.
Seluruh penyelidikan itu menyebutkan, pesawat membelok secara tidak wajar, dan gerakan tersebut hanya bisa dilakukan 777 saat dalam kendali manusia.
Beberapa penyelidikan sebelumnya itu juga secara tidak langsung menyatakan Zaharie Ahmad Shah, yang menjadi kapten pilot penerbangan tersebut, melakukan bunuh diri dan mengajak para penumpang.
Dugaan ini dilengkapi pula hasil pemeriksaan psikologis sang pilot, sebelum kejadian bertanggal 8 Maret 2014 tersebut. Di sana disebutkan, Zaharie adalah sosok pria penyendiri dan memiliki masalah.
Misterius
Peristiwa hilangnya pesawat MH370 itu sampai saat ini masih menjadi misteri dunia penerbangan internasional.
Pasalnya, bukti fisik yang ditemukan sangat minim sehingga sulit mengungkap penyebab jatuhnya peristiwa tersebut. Maka tak mengherankan jika muncul dugaan "kesalahan manusia" dalam kasus ini.
Pada tahun 2014, ketika pesawat baru saja dilaporkan menghilang, operasi pencarian digelar secara masif. Tidak hanya Pemerinta Malaysia, sebagai pemilik perusahaan Malaysia Airlines,yang terlibat, tapi sejumlah negara datang membantu.
Sejumlah negara tersebut memiliki kepentingan dalam kasus ini, sebab sejumlah warganya menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Termasuk pula Indonesia, karena 12 warganya berada di pesawat itu.
Namun, mencari puing-puing 777 itu ibarat mencari jarum dalam jerami, sehingga satu per satu negara yang datang membantu itu menarik diri dalam kurun waktu setahun setelah kejadian.
Meski begitu, penyelidikan melalui data penerbangan terus dilakukan selama beberapa tahun terakhir sesudah hari hilangnya pesawat tersebut. Tujuannya untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat MH370 itu.
Namun, sejumlah negara akhirnya menghentikan penyelidikan tersebut karena dianggap sudah menemui jalan buntu. Hanya Prancis yang masih melanjutkan pencarian kebenaran dari peristiwa itu.
Tiga warga negara Prancis berada dalam penerbangan tersebut, yakni seorang perempuan dengan dua orang anaknya.

Rahasia
Menurut Daily Mail, yang mengutip dari harian Prancis Le Parisien, para penyidik mendapat akses data dari Boeing pada Mei 2019.
Para penyidik ini harus menandatangani perjanjian soal kerahasian data itu, yang artinya hasil penyelidikan itu tak bisa menjadi bukti di pengadilan.
Hal pertama yang langsung menari perhatian mereka adalah, pesawat membelok secara tidak wajar dan hal itu hanya bisa terjadi saat 777 dalam kendali manusia.
"Memang masih terlalu dini untuk menjadi hasil resmi, namun tak ada petunjuk yang memperlihatkan bahwa ada orang lain yang masuk ke kokpit," kata sumber Le Parisien.
Ghyslain Wattrelos, warga Prancis yang kehiangan istri dan dua anaknya dalam peristiwa ini, sangat bersukur karena masih ada pihak yang menyelidiki peristiwa itu.
"Saya harap, dengan data dari Boeing ini mereka bisa mengungkapkan masalah yang terjadi, dan memberi kejelasan bagi perusahaan tersebut. Mereka berhasil menyelamatkan beberapa jejak komunikasi, namun belum menentukan,@ katanya.
Menurut Le Pariesien, selama ini Wattrelos memiliki asumsi bahwa komputer navigasi pesawat diretas, sehingga pesawat kehilangan arah dan akhirnya jatuh jauh dari rute penerbangannya.
Asumsinya itu muncul dari penemuan puing-puing, yang diduga milik MH30, di Samudra India.
Teori pilot bunuh diri
Sementara itu, sebulan lalu seorang jurnalis Amerika Serikat (AS), William Langewiesche, menulis di The Atlantic dan menyeutkan bahwa Zaharie ada di belakang peristiwa jatuhnya pesawt itu.
Dia tak ragu-ragu menulis bahwa piot itu membunuh ko-pilotnya, Fariq Hamid, agar tak menghalangi niatnya. Kemudian kapten pilot ini menambah tekanan di kabin penumpang, sehingga seluruh penumpang meninggal. Setelah itu dia menubrukkan pesawat ke laut.
Sementara seorang ahli radar menyatakan, Zaharie menerbangkan pesawat ke ketinggian 40.000 kaki untuk menambah tekanan.
Sedangkan data dari otoritas penerbangan Malaysia menyebutkan, pada pukul 1.01 dini hari tanggal 9 Maret 2014, Zaharie mengontak menara pengotrol dan melaporkan bahwa pesawat berada pada ketinggian 35.000 kaki.
Pada pukul 01.08 dia kembali melapor berada di ketinggian yang sama, karena pesawat akan meninggalkan wilayah udara Malaysia. Petugas menara membalas pada pukul 01.19 karena pesawat akan memasuki wilayah udara Vietnam, sambil mengucapkan selamat malam.
Zaharie membalas dengan ucapan ini, "Selamat malam. Malaysia tiga - tujuh - kosong." Itulah ucapan terakhir Zaharie.
Pada pukul 01.21, pesawat hilang dari radar sekunder milik Malaysia.
Belakangan, radar utama menunjukkan data, setelah pesawat keluar dari radar sekunder, benda itu melakukan gerakan membelok tajam meninggalkan jalur penerbangannya.
Pakar penerbagan menyatakan, gerakan itu hanya bisa dilakukan oleh manusia, dan tak mungkin dilakukan oleh fitur otopilot.
Berdasarkan data inilah Langewiesche mengeluarkan teorinya.
Beberapa hari lalu, Pemerintah Malaysia merilis laporan terakhir penyelidikan, Misteri MH370. Kepala tim investigasi, Kok Soo Chon, membenarkan bahwa pesawat memutar balik di bawah kendali manusia. Namun dia juga menyatakan bahwa pihaknya tidak menafikkan kemungkinan ada campur tangan orang ketiga, di luar kapten dan kopilot.
"Kami menyimpulkan bahwa MH370 memutar balik, dan tindakan itu bukan disebabkan kegaagalan sistem mekanik. Tindakan itu bukan di bawah kendali otopilot, melainkan kontrol manusia," kata Kok.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa pesawat terbang selama 7 jam setelah memutuskan komunikasi terakhir dengan menara kontrol.
Pernyataan resmi ini mendukung teori Langewiesche. Namun, ada lubang besar di teori itu, yakni mengapa untuk membunuh ratusan penumpang, Zaharie melakukannya dalam rencana yang sulit dan berbelit-belit?
Sejumlah temannya menyatakan Zaharie adalah sosok bermasalah. Dia selingkuh dengan beberapa pramugari, dan mengritik Pemerintah Malaysia di media sosial.
Namun istri Zaharie, Fizah Khan, membantah tuduhan terhadap suaminya itu. Dia menngatakan bahwa Zaharie adalah suami dan ayah yang baik, sehingga tak meungkin melakukan bunuh diri dengan menjatuhkan pesawat yang mengangkut 239 penumpang.