Pilpres 2019
Relakah Partai Pendukung Jokowi Jika Dimasuki Koalisi Prabowo-Sandi? Begini Jawaban Politisi
Setelah penetapan Jokowi-Maruf Amin sebagai pemenang Pilpres, bagaimana nasib elite parpol pendukung Prabowo?
KPU sudah tetapkan pasangan Jokowi-Maruf Amin sebagai pemenang Pilpres 2019.
Pasangan Prabowo-Sandiaga Uno di urutan kedua perolehan suara.
Capres-Wapres terpilih dilantik Oktober ini.
Lalu bagaimana cara Jokowi-Maruf Amin rangkul kubu Prabowo-Sandiaga?
Bisakah lewat bagi-bagi kursi menteri?
• Inilah Kriteria Kabinet Jokowi 2019-2024, Termasuk Kemungkinan AHY dan Sandiaga Gabung
Diulas di Mata Najwa Trans 7 Rabu (3/7/2019) malam dipandu Najwa Shihab
Apakah elite parpol Jokowi rela jika elite pendukung Prabowo tiba-tiba jadi menteri?
Jokowi-Maruf Amin diusung PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PPP, PKPI, Hanura.
Sementara Prabowo-Sandiaga diusung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat.
• Calon Menteri Kabinet Jokowi Putri Pengusaha, Muda dan Cantik, Angela Tanoe Soedibjo
Pekan lalu bahas tuntas soal perebutan Pilpres soal hasil akhir sengketa Pilpres 2019, kini Mata Najwa fokus pada pembahasan sosok calon menteri kabinet kerja Jokowi-Maruf.
Mata Najwa dipandu Najwa Shihab Live di Trans 7 pukul 20.00 WIB.
Sebelumnya KPU sudah menetapkan pasangan Capres Cawapres Jokowi-Maruf menang di Pilpres atas pasangan Prabowo-Sandi.
Protes terkait adanya kecurangan Pilpres 2019 tidak terbukti hingga Mahkamah Konstitusi menolak laporan itu.
• Anies Enggan Tanggapi Survei yang Menyebut Dirinya Kandidat Pilpres 2024
Selanjutnya kini pembahasan terkait siapa sosok yang akan masuk dalam slot jajaran menteri kini menjadi viral.
Sejumlah media dan sosok menyebutkan nama-nama tokoh tertentu.
Tokoh tersebut bukan hanya dari kalangan koalisi dan pendukung Jokowi-Maruf melainkan juga dari koalisi oposisi.
Hal tersebut dinilai sebagai langkah taktis dan politis agar sejumlah partai politik mengubah dukungannya kedepannya usai pimpinannya dijadikan menteri.
Inilah yang menjadi pertimbangan pengangkatan tema Mata Najwa dipandu Najwa Shihab malam ini.
"Selepas penetapan presiden-wakil presiden terpilih oleh KPU, publik disajikan drama politik terkait rekonsiliasi dua kubu yang berkontestasi.
Desas-desus soal adanya transaksi politik di balik rekonsiliasi jadi perbincangan.
Berbagai media merilis sejumlah dugaan tawaran posisi di pemerintahan buat lawan Jokowi.
Di sampung itu, sikap dan pernyataan-pernyataan para politisi yang berubah drastis pascapenetapan pun jadi sorotan.
Bagaimana dengan masa depan oposisi? Apakah politik transaksional bagi-bagi jatah kursi akan tetap menjadi tradisi yang sulit dihilangkan?
Bagaimana sikap para parpol pendukung Jokowi-Maruf Amin, apakah rela memberi kursi untuk mantan penantang?
Reaksi Elite Pendukung Jokowi Jika Gerindra cs Gabung
Najwa Shihab mengajukan tiga pertanyaan kepada elite parpol pendukung Jokowi-KH Maruf Amin.
Apakah perlu koalisi Prabowo-Sandiaga bergabung?
Apakah pantas jika koalisi Prabowo - Sandiaga bergabung?
Apakah rela jika koalisi Prabowo-Sandi bergabung?
Berikut jawbannya:
Sekjen DPP Nasdem Johny Plate menegaskan, pendukung Prabowo-Sandiaga tidak perlu bergabung.
Nasdem juga menyebut koalisi Prabowo-Sandiaga tidak pantas bergabung ke koalisi Jokowi-Maruf.
"Tidak membangun keadaban politik yang baik, jadi tidak pantas," kata Johny Plate.
Soal rela? "Rela saja tapi kalau tidak memenuhi kepantasan berarti tidak layak," kata Johny.
Sementara Ketua Bappilu PDIP Dedy Sitorus menyampaikan jawaban yang tidak jelas dan balik mendebat Najwa Shihab mengenai tidak pertanyaan di atas.
Sementara Ketua Bappilu DPP PKB Lukman Edy menyebut koalisi dibutuhkan di parlemen seperti DPR dan MPR.
"Di parlemen perlu koalisi, MPR perlu. Pemerintahan Tidak perlu," kata Lukman Edy.
Apakah pantas koalisi Prabowo dapat jatah kursi menteri?
"Pantas saja," kata Lukman Edy.
Apakah PKB rela ada menteri dari koalisi Prabowo-Sandi?
"Rela" jawabnya tegas. Tapi ada kalimat lanjutannya.
"Asal tidak mengurangi jatah PKB rela saja," kata Lukman Edy disambut tawa Najwa Shihab dan seisi studio.
Simak video selengkapnya: