PPDB SMP Negeri, Sekolah Favorit Masih Melekat dalam Benak Calon Siswa Kota Bekasi

Banyak calon siswa mendaftar ke sekolah jauh dari lokasi rumah pada jalur zonasi radius saat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online SMP Negeri Kota Bekasi.

Seharusnya siswa yang mendaftar PPDB jalur zonasi radius memilih sekolah dekat rumah agar potensi diterima ke sekolah negeri lebih besar.

Pemilihan sekolah tersebut karena mereka menganggap sekolah favorit.

Misalnya, Fahmi (50), orang tua calon siswa SMP Negeri, ini mengaku mendaftarkan anaknya ke SMPN 1 Kota Bekasi.

Alasannya, SMPN 1 Kota Bekasi memiliki prestasi baik. Bahkan sekolah tersebut meraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Jawa Barat.

"Rumah saya di Aren Jaya, cukup jauh sih. Tapi anak maunya ke sini (SMPN 1)," ucap Fahmi kepada Warta Kota, di SMPN 1 Kota Bekasi, Senin (1/7/2019).

• Dapur Jadi Ruangan Favorit Bunga Citra Lestari Untuk Bereksperimen Mencipta Menu Baru

"Saya juga tahu ini sekolah rekam jejaknya bagus. Kemarin saja Nilai UN tertinggi dari siswa sini," ujar Fahmi kepada Warta Kota, di SMPN 1 Kota Bekasi, Senin (1/7/2019).

Fahmi mendaftarkan atas nama putrinya bernama Nur Azizah Fahira (12) dalam proses verifikasi jalur zonasi radius.  Lokasi rumahnya memiliki jarak 3.665 meter dari sekolah.

"Tadi kalau dilihat peringatnya jauh sih, kalau dekat rumah ada SMPN 11 sama SMPN 32, tapi nggak apa-apa coba dulu. Kalau enggak lolos kan ada pilihan kedua," ucap Fahmi.

Begitu juga dengan orang tua calon siswa bernama Darma (37). Dia sengaja mendaftarkan anaknya ke SMPN 1 Kota Bekasi lantaran sekolah tersebut sekolah favorit.

Warga Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur ini itu mendaftarkan anaknya bernama Edward Gautama Darma (12).

Menurut dia, sekolah terdekat dari rumahnya yakni SMPN 18 Kota Bekasi. Tetapi, dia ingin mencoba mendaftar di SMPN 1 Kota Bekasi karena kualitas sekolah bagus.

• Krisdayanti Tidak Izinkan Aurel Hermansyah Menikah Muda dan Jangan Terburu-buru Menikah

Meskipun nilai zonasi radius 1.328 meter atau cukup jauh dari lokasi sekolah, dia berharap agar anaknya bisa diterima.

"Ya mau gimana anaknya keukeuh (maksa) mau masuk sini (SMPN 1) coba saja dulu. Tadi terakhir lihat peringkat 125 dari 214 orang, diakses pukul 11.45 WIB," ucap Darma.

Jika anaknya tidak lolos, kata Darma, dia akan mendaftarkan anaknya di SMPN 18 Kota Bekasi yang lokasi jaraknya dekat rumahnya.

"Kita coba optimis di SMPN 1. Kalau tidak diterima, digelombang kedua paling coba di SMPN lain dekat rumah," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kota Bekasi Mawardi menganggap wajar jika ada yang menyebut sekolah favorit.

Dia tidak bisa melarang orang tua agar memilih sekolah untuk buah hatinya di dekat rumah agar potensi diterima di sekolah besar.

• Polisi Bakal Panggil Galih Ginanjar Terkait Laporan Fairuz A Rafiq Soal Penghinaan Bau Ikan Asin

"Silakan mungkin para calon siswa penasaran, tapi kalau seperti itu potensi tidak diterimanya cukup besar," ucapnya.

'Kalau jalur zonasi radius ini yang dekat dengan sekolah rumahnya itu yang mendapatkan poin besar," katanya.

Mawardi menuturkan, sistem zonasi memang dibuat untuk pemerataan sekolah. Bagi siswa memiliki nilai bagus, terdapat jalur prestasi .

"Kalau nilai kurang bagus lebih baik pilih jalur zonasi radius yang dekat dengan rumahnya."

"Kalau nilainya atau berprestasi bagus baru bisa menuju ke sekolah tujuan meski jauh dari rumah," kata Mawardi.

Berdasarkan laman situs PPDB Online https://bekasi.siap-ppdb.com, sejumlah siswa dengan jarak rumah cukup jauh terpantau mendaftar di SMPN 1 Kota Bekasi.

Jarak paling jauh mencapai 9.556 meter atas nama Fasha Putra Pratama, warga Jatimakmur, Pondok Gede Bekasi.