Film
Lola Amaria Angkat Kisah Hidup Aries Susanti Rahayu yang Menginspirasi Banyak Orang ke Layar Lebar
From zero to hero. Begitu gambaran Aries Susanti Rahayu yang mampu meraih 2 medali emas dari panjat tebing di Asian Games 2018. Kisahnya difilmkan.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
Jauh sebelum menjadi atlet nasional cabang panjat dinding, Ari Susanti Rahayu kecil menerima cacian dan makian dari teman-teman seusianya.
Kemiskinan orangtuanya kerap membuat Ari Susanti Rahayu menjadi bahan ejekan teman-temannya.
"Sejak kecil, Aries Susanti Rahayu ini tinggal bersama tantenya dan hobi memanjat pohon, karena ibunya bekerja di Arab Saudi," kata Lola Amaria.
• Sepenggal Kisah Band Sabyan Gambus Diangkat ke Film, Nissa Sabyan: Kami Masih Receh
• Luar Biasa, Tanpa Latihan Akting dan Proses Reading, Nissa Sabyan Bisa Bermain Film
Atlet panjat dinding nasional yang dijuluki 'Spiderwoman' karena kecepatannya memanjat tebing itu mulai dikenal setelah berhasil meraih medali emas kategori Speed Climbing Performa di Kejuaraan Dunia Panjat Tebing (IFSC World Cup) 2018 di Chongqing, Cina.
Saat itu Aries Susanti Rahayu menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 7,51 detik dan mengalahkan pemanjat asal Rusia, Elena Timofeeva.
Setelah Kejuaraan Dunia Panjat Tebing 2018 di Chongqing, Cina, Aries Susanti Rahayu ikut mewakili Indonesia di Asian Games 2018.

Di Asian Games 2018, Aries Susanti Rahayu meraih medali emas dari cabang panjat tebing nomor speed relay putri dan speed relay.
Di sepanjang 2018, prestasi Aries Susanti Rahayu kemudian mulai tercatat apik setelah Asian Games 2018.
Ada tambahan 5 medali emas dari kejuaraan panjat dinding di Cina dan 2 medali emas dari kejuaraan di Solo, Jawa Barat, yang didapatkan atlet kelahiran Grobogan, 21 Maret 1995, setelah Asian Games 2018.
Rencananya, film 6,9 Detik akan diputar di seluruh bioskop Indonesia di akhir September 2019.