Saksi Ahli Prof Eddy OS Hiariej Memukau di MK, Banyak Netizen Merasa Salah Pilih Jurusan, Siapa Dia?

MK jangan diajak juga menjadi Mahkamah Kliping yang kebenarannya berdasarkan kebenaran kliping koran

@KompasTV
Prof Eddy OS Hiariej saat jadi saksi ahli disidang MK 

"Di Strasbourg. Jadi saya katakan kepada pembimbing saya, Prof. Sugeng Istanto, ‘Prof, saya sudah punya bahan untuk disertasi’,” ujar Eddy.

Setelah mendapat persetujuan menulis, Eddy yang pernah menjadi Asisten Wakil Rektor Kemahasiswaan UGM periode 2002 – 2007, menyelesaikan draft disertasi pertamanya pada Maret 2008.

Disertasi Eddy membahas soal penyimpangan asas legalitas dalam pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM).

Ledakan Bola Api Bagaikan Bom Nuklir Mengamuk di Kilang Philadelphia Amerika Serikat

Kurang dari setahun, Eddy pun siap menghadapi ujian terbuka dengan promotor Prof. Marsudi Triatmodjo – sebab Prof. Sugeng sudah meninggal terlebih dulu – dan co-promotor Prof. Harkristuti Harkrisnowo.  

“Jadi saya terdaftar sebagai mahasiswa doktor itu 7 Februari 2007, saya dinyatakan sebagai doktor 27 Februari 2009,” kenang Eddy.

“2 tahun 20 hari. Dan memang Alhamdulillah rekor itu belum terpatahkan,” imbuhnya.

Pernah Gagal Masuk Fakultas Hukum

Keinginan dan ketertarikannya akan dunia hukum disampaikan Eddy sudah dimilikinya sejak lama, walaupun ia mengaku tak ingat sejak kapan.

FAKTA Soal Bayi Google dari Kebiasaan Sang Ayah hingga Harapan Kelak Saat Dewasa

Almarhum ayahnya pun pernah menyampaikan kepada Eddy, “kalau saya lihat karakteristikmu, cara kamu berbicara, kamu itu cocoknya jadi jaksa,” ucap Eddy menirukan sang ayah.

Meski jadi jaksa bukanlah amanah, tetapi di akhir hayatnya ayah Eddy kembali mengatakan agar Eddy kelak tak jadi pengacara bila benar ingin masuk fakultas hukum.

Pesan itu disampaikannya ayahnya saat itu Eddy masih duduk di bangku SMA.

Ini Alasan Persija dan The Jakmania Tidak Gelar Acara Perayaan Khusus di HUT Kota Jakarta

“Mungkin dia tahu kalau saya jadi pengacara, nanti orang yang salah dan saya bela  bisa bebas."

"Itu juga mengapa dia bilang saya untuk jadi jaksa. Ya saya kaget juga waktu itu,” ungkap pria berdarah Ambon ini.

Namun, jalan Eddy untuk bisa masuk FH UGM nyatanya tak semulus itu.

HUT Kota Jakarta: Hari Ini Transjakarta Koridor 1 Tak Lewat Halte Polda hingga BI

Di tahun 1992, begitu lulus SMA, Eddy tidak langsung lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved