Semua Sekolah Negeri Wajib Terima Anak Berkebutuhan Khusus yang Daftar Sekolah Lewat Jalur Inklusi
Semua sekolah negeri diwajibkan menerima anak berkebutuhan khusus yang mendaftar untuk sekolah lewat jalur inklusi.
Penulis: Rangga Baskoro |
Orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dipersilakan mendaftarkan diri ke sekolah negeri mana pun yang ada di Jakarta melalui jalur inklusi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2019.
Namun demikian, tak banyak sekolah negeri yang menyediakan tenaga pengajar yang mampu menangani ABK sesuai dengan keterbatasan masing-masing anak tersebut.
Kadis Pendidikan Pemprov DKI Jakarta Ratiyono menyatakan aturan menerima pendaftar inklusi di PPDB 2019 ini tetap berlaku meski sekolah belum memiliki tenaga pengajar.
"Harus diterima, enggak boleh enggak. Nanti kalau enggak bisa menangani bisa laporan ke Dinas Pendidikan. Harus diterima, mengenai nanti gurunya perlu dilatih lapor kepada dinas," kata Ratiyono di Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (21/6/2019).
• SMA 2 Jakarta Barat Tidak Terima Siswa Inklusi
Ratiyono menjelaskan bahwa guru yang menangani ABK merupakan tenaga pengajar biasa, namun telah digembleng agar cara mengajarnya mampu diterima ABK.
Dia meminta pihak sekolah yang kedapatan pendaftar lewat jalur inklusi namun belum memiliki tenaga pengajar yang sesuai segera melapor ke Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
"Pelatihannya lama, tapi sambil jalan kan bisa. Gurunya biasa, hanya dibekali keterampilan untuk lebih sabar, bisa mengakomodir kebutuhan anak. Jadi semuanya berproses," ujarnya.
• Film Down Swan Meninggalkan Kesan Mendalam Bagi Putri Ayudya Bersama Anak-anak Berkebutuhan Khusus
Di Jakarta Timur, satu sekolah yang pendaftaran jalur inklusinya kosong hingga ditutup pada tanggal 13 Juni lalu yakni SMPN 255 Jakarta.
Meski tanpa pendaftar, Wakil Kepala SMPN 255 Jakarta Tumeri mengaku kedatangan sejumlah orang tua ABK yang hendak mendaftarkan anaknya.
"Bukan kami tidak menerima, tapi kami berikan pengertian coba pilih sekolah yang ada guru inklusinya agar bisa ditangani dengan baik. Bukan berarti kami menolak, hanya memberikan gambaran saja karena memang harus ditangani secara khusus," tutur Tumeri, Rabu (19/6/2019) lalu.
• SMP 259 Jadi Sekolah Favorit Siswa Inklusi Jakarta Timur
Tumeri mengaku khawatir tak dapat menangani anak berkebutuhan khusus dengan baik sehingga akhirnya merekomendasikan orang tua mendaftar ke sekolah lain.
Setelah mendapat penjelasan dan rekomendasi, sampai akhirnya tenggat pendaftaran jalur inklusi ditutup tak ada orang tua yang mendaftarkan anaknya.
"Biasa kami mengarahkan ke sekolah-sekolah yang tahun lalu menerima peserta didik yang ada inklusinya. Seperti SMP 139 dan 129," lanjut ungkapnya.