Dampak Jalan Sutra Baru, Ada Perbedaan Terjadi di Jerman

Di dalam ruangan kantor kepala sekolah menengah Max Planck di Duisburg terlihat buku-buku teks berbahasa China tersebar di meja konferensi.

thinkstockphotos
Ilustrasi jalan sutra baru. 

WARTA KOTA, PALMERAH--- Di dalam ruangan kantor kepala sekolah menengah Max Planck di Duisburg, Jerman, terlihat buku-buku teks berbahasa China tersebar di meja konferensi.

Selain buku, piring-piring dan aksesori China menghiasi sebuah meja rendah di dekatnya.

Bahkan di dinding ada puisi Cina.

"Trennya jelas: Kita harus bekerja sama dengan Cina," kata Kepala Sekolah Gabriele Rüken, sambil menekankan bahwa Duisburg sedang mengembangkan "ikatan budaya dan ekonomi yang erat."

Oleh karena itu, dia memutuskan mulai tahun depan menawarkan pelajaran Bahasa Mandarin di sekolahnya mulai kelas tujuh, di samping bahasa Perancis dan Inggris.

Anggota Parlemen Minta Facebook Hentikan Proyek Mata Uang Digital Libra

Rüken mengatakan, pelajaran Bahasa Mandarin akan membantu mempersiapkan tenaga kerja yang diperlukan.

"Dengan mempelajari bahasa Mandarin, siswa akan dapat melihat gambaran yang baik (tentang China) dan perusahaan-perusahaan di Duisburg akan sangat tertarik pada lulusan dengan pengetahuan bahasa Mandarin," katanya.

Ikatan antara Duisburg dan China sudah ada hampir 40 tahun.

Tahun 1982, Duisburg dan kota pelabuhan Wuhan di China menjadi mitra kota kembar. Sejak saat itu, hubungan Duisburg dengan China makin erat.

Sekarang lebih kurang 2.000 mahasiswa China yang belajar di universitas-universitas di Duisbrug dan sekitarnya.

Pengakuan Terbaru Pendiri Huawei Setelah Diblokir Amerika Serikat

Ada lebih kurang 100 perusahaan China telah mendirikan cabang dan toko di Duisburg.

"Kami saat ini sedang dalam pembicaraan dengan investor Cina yang ingin membeli sebidang realestat dekat stasiun kereta api," kata Johannes Pflug, pejabat kota Duisburg untuk urusan China.

"Itu perkembangan yang sesuai dengan yang kita inginkan," katanya.

Duisburg memang sangat membutuhkan investasi baru.

Kota yang dulunya menjadi pusat industri baja dan batu bara Jerman, menghadapi masalah besar setelah industri baja dan batu bara makin mundur.

Bahkan Jerman akan meninggalkan batu bara sebagai sumber pembangkit listrik, karena pencemaran lingkungan yang diakibatkannya.

Saat ini, sekitar 11 persen penduduk Duisburg tercatat sebagai pengangguran.

Nasib Huawei, Masuk Daftar Hitam: Iklannya Diblokir Facebook

Sebagai perbandingan, tingkat pengangguran rata-rata di Jerman hanya 3 persen.

Pelabuhan Duisburg memang sudah lama jadi faktor penting dalam hubungan dagang dengan Cina.

Selama 20 tahun terakhir, 7.000 lapangan kerja baru tercipta, sebagian berkat proyek "Belt and Road Initiavite" (BRI) yang digalang China, yang juga dikenal juga proyek "Jalan Sutra Baru".

Melalui BRI, China akan membangun jaringan infrastruktur luas yang menghubungkan pusat-pusat perdagangan dan produksi di Asia dan Eropa.

Lebih dari 100 negara sudah terlibat dalam proyek besar ini, dan salah satu rute perdagangan baru akan berakhir di kota Duisburg, yang punya posisi strategis di Jerman dan Eropa.

Di Duisburg ada pelabuhan darat terbesar di dunia, yang menggunakan jalur air sungai Rhein.

Pelabuhan ini memiliki delapan terminal peti kemas, yang di sini akan disiapkan untuk diangkut ke seluruh Eropa.

Saat ini saja, setiap minggu ada 35 kereta barang yang beroperasi antara Duisburg dan China.

"Kami melayani sekitar selusin kota dan provinsi China," kata Erich Staake, kepala pelabuhan Duisburg.

Dia menjelaskan, sekitar sepertiga dari semua perdagangan antara Eropa dan China sekarang sudah melewati Duisburg.

Perusahaan Teknologi Pengembang Chipset Mobile 5G

Namun sejauh ini, China mendapat keuntungan lebih banyak dari rute perdagangan ini.

Untuk setiap tiga kontainer barang yang datang dari Cina lewat Duisburg, hanya satu kontainer dikirim ke arah timur, yang mengangkut barang-barang dari Eropa ke Cina. Artinya, China mengekspor lebih banyak barang daripada mengimpor dari Eropa.

Thomas Pattloch, pengacara dan konsultan untuk perusahaan-perusahaan Jerman yang berbisnis dengan China, mengakui masih ada hambatan kultural dalam hubungan ekonomi: "(Pihak) Jerman masih sangat naif kalau bernegosiasi dengan Cina."

Pattloch mengatakan perusahaan Jerman "cenderung tidak siap… Dan mereka benar-benar meremehkan cara orang China bernegosiasi, yang memang punya budaya dan gaya hidup unik."

Namun Pattloch percaya, kedua belah pihak dapat membangun kemitraan bisnis yang kuat, apalagi meskipun ada kekhasan budaya masing-masing "banyak negosiasi bisnis sekarang mengikuti pola standar yang sudah mapan."

Namun dia juga memperingatkan, masih ada perbedaan pandangan yang cukup jauh dalam beberapa isu, misalnya soal masalah keamanan dan perlindungan data.

Pemkab Bekasi Akui Jalan Raya Cikarang-Cibarusah Sempit dan Bakal Dilebarkan

Berita ini sudah diunggah di Kontan.co.id dengan judul Jalur Sutra Baru Cina ke Eropa Berakhir di Duisburg, Jerman

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved