Berita Banten
MIRIS Gerbong KRL Penuh Sampah, Bupati Lebak Akui Masyarakat Rangkas Jorok
Bupati Lebak Iti Oktavia mengakui jika masyarakat Rangkasbitung harus lebih diedukasi soal kebersihan. Hal ini menyusul gerbong KRL yang penuh sampah
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
Bupati Lebak Iti Oktavia Jayabaya angkat bicara soal gerbong commuter line Rangkasbitung yang dipenuhi dengan sampah.
Via memastikan jika Pemerintah Kabupaten Lebak akan ikut bertanggung jawab dalam membenahi budaya kebersihan masyarakat Rangkas.
Hal tersebut diungkapkan Iti dalam akun instagramnya @viajayabaya pada Kamis (13/6/2019) seperti dikutip Wartakotalive.com.
Iti mengunggah foto-foto gerbong KRL yang penuh dengan sampah.
• Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Palmerah Kembali Layani Pengguna KRL
Diketahui foto tersebut didapat dari komunitas pecinta Kereta Api di Instagram @drama.kereta.
Pada caption foto tersebut dijelaskan jika gerbong tersebut merupakan gerbong KRL Rangkasbitung-Tanah Abang.

Via pun tidak memungkiri jika masyarakat belum teredukasi dalam membangun kesadaran membuang sampah pada tempatnya.
• Penumpang KRL di Stasiun Bekasi Turun 30 Persen, Ini Kata Kepala Stasiun
• 11 Hari Ujicoba LRT Gratis, Ini Syaratnya Bila Mau Ikutan
Bahkan kata Via, prilaku buruk tersebut bukan hanya dijumpai kalangan tidak terdidik tetapi juga di kalangan terdidik.
“Siapa yang tidak miris bahkan sangat mungkin marah melihat sampah berserakan di berbagai fasilitas umum,” ungkap Via.
Terlebih kata Via, belakangan ia mendapatkan laporan soal gerbong KRL dan Alun-alun Rangkasbitung yang dipenuhi oleh sampah.
• Aturan Buka Puasa di MRT, Makan Selain Kurma Akan Diturunkan, Kalau KCI Beri Waktu Satu Jam di KRL
Seharusnya kata Via, fasilitas umum dapat dijaga bersama masyarakat Lebak. Apalagi fasilitas umum dibuat untuk menjadi ruang interaksi antar masyarakat.
“Seindah apapun sebuah fasilitas publik diadakan dan dibangun, apabila kita semua tidak aware dan memiliki sense of belonging maka hanya akan menjelma menjadi monumen ego,” jelasnya.
Menurutnya, dua gambar yang ia pampangkan di akun instagramnya merupakan contoh dari simbol individualitas dan kemasabodoaan masyarakat Lebak.
Namun begitu, ia mengaku tidak akan lempar-lempar kesalahan untuk menyelesaikan permasalahan ini.
Ia mengaku akan ikut bertanggung jawab dalam membenahi prilaku budaya masyarakat Lebak. “Kami Pemerintah tentu saja akan menjadi pihak yang paling bertanggungjawab dalam soal kebersihan dan menjaga,” terangnya.
Oleh karenanya ia mengajak masyarakat Lebak mulai menjaga kebersihan dari hal yang terkecil sekalipun.
Misalnya saja menjaga kebersihan fasilitas umum dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Sebelumnya salah satu komunitas kereta mengunggah foto gerbong KRL yang dipenuhi sampah. Diketahui KRL tersebut merupakan KRL jurusan Rangkas Bitung –Tanah Abang.
“Ini kereta isinya manusia kan ya bukan binatang ??? KRL jalur hijau (Rangkas bitung - Tanah Abang) tidak berkenan ditampilkan,” tulis akun @drama.kereta.
Tampak kereta berbangku hijau itu berbeda dengan penampakan gerbong-gerbong KRL Jabodetabek lainnya.
Tampak sampah-sampah seperti biji salak dan kulit salak bertebaran di lantai gerbong. Bahkan beberapa sampah plastik dan botol juga berserakan di lantai gerbong.
Pemandangan itupun langsung dikomentari oleh netter yang mengaku kerap naik KRL tersebut. “Kereta jurusan itu....ya maklumin lah min...dari jaman kereta AC ada ampe ntar anak gw punya anak mungkin ga akan berubah,” tulis @rully.indah.194
Komentar netter tersebut pun langsung mendapatkan tanggapan pro kontra. Beberapa pihak tidak terima jika masyarakat Rangkas menjadi penyebab utama dari banyaknya sampah.
“Bu klo ngomong di jaga ya. Toh itu bukan semua orang Rangkasbitung,” tulis @zahragevira26_