Kesehatan

WASPADA! Buat Pria yang Suka Pamer Otot dengan Cara Ini Bisa Berujung Pada Kematian

Hati-hati buat para pria yang suka pame otot dengan cara menekan pembuluh darah bisa berakibat fatal dari pingsan hingga berujung pada kematian.

Kolase foto instagram @makassar_iinfo dan Youtube Eddie Hall
Seorang pria mencoba pamer otot dada dan lengkap yang mengakibatkan pingsan (kiri) dan atlet angkat besi yang juga pingsan telah angkat besi 

HATI-hati buat Anda, khusus pria yang suka pamer otot!

Baru-baru ini seorang pria pingsan setelah pamer otot dengan menekan pembuluh darahnya.

Tidak diketahui dimana pria ini berada. 

Namun hal ini diketahui Wartakotalive.com dari instagram @makassar_iinfo yang diperlihatkan lewat sebuah video.

Dalam video tersebut terlihat pemuda bertelanjang dada tampak memamerkan busungan dada dan otot di lengannya. 

Namun tak sampai 5 menit pemuda itu langsung jatuh dan pingsan.

Penjelasan Lengkap Polisi Terkait Video Viral Medsos Tawuran di Hari Raya Idul Fitri 1440 H

VIRAL! Dibonceng Kekasih, Kepala Wanita Ini Kejedot Palang Pintu Kereta Api Sampai Helmnya Terpental

Disebut Pasangan Teromantis, Reino Barack Gendong Syahrini di Mal Jadi Heboh

Dalam captionnya ditulis: tolong sampaikan ini kepada anak-anak Anda untuk dikirim ke teman-teman mereka juga karena praktik ini biasa bagi kaum muda yang ingin memamerkan otot dengan menekan pembuluh darah untuk membuat otot lebih menarik tetapi dapat menyebabkan pembuluh darah otak pecah dan pendarahan bisa mengakibatkan kematian.

Atlet Angkat Besi Pingsan Setelah Deadlift

Hal itu pernah juga terjadi pada atlet angkat berat Eddie Hall.

Hall merupakan juara angkat berat dan menjadi orang pertama yang mampu mengangkat beban setengah ton.

Namun sayang, tak lama setelah keberhasilannya itu, ia segera hilang kesadaran.

Hobi Minum Bubble Tea Membuat Remaja ini Mengalami Sembelit Parah, Begini Ceritanya

Teuku Markam Penyumpang 38 Kg Emas untuk Monas, Dituduh PKI hingga Berakhir Menyedihkan

TERUNGKAP! Mulan Jameela Ngaku Nikah Sama Ahmad Dhani Tanpa Cinta, Ini Pria yang Diincarnya

Atlet asli Stoke-on-Trent, Staffordshire, Inggris ini selesai melakukan angkatan menakjubkan di Kejuaraan Deadlift Dunia yang digelar di Leeds Arena pada tahun 2016.

Namun ia kemudian mengakui, prestasi itu hampir membunuhnya.

Akibat pecah pembuluh darah di otak menjadi penyebab pria perkasa ini pingsan.

Padahal Hall baru dinobatkan sebagai orang terkuat yang pernah hidup.

Dua pesaing lainnya berhasil mengejar skor beban Hall sebelumnya yang mencapai 465 kg, sehingga pria berjuluk 'The Beast' ini kembali ke panggung untuk terakhir kalinya.

Hall sekarang telah menetapkan rekor dunia baru setelah sebelumnya mengalami masalah besar, ketika ia pingsan sesaat setelah melakukan deadlift.

Dengan hidung sedikit berdarah Hall kembali berdiri di hadapan penonton yang tertegun.

" Itu hampir membunuhku. Tekanan pada tubuhku begitu nyata. Aku pingsan setelahnya," kata Hall kepada Yorkshire Post.

" Aku yakin prestasi itu akan berada di buku-buku sejarah untuk waktu yang sangat lama. Ini perasaan yang hebat, seperti manusia pertama di bulan, manusia pertama yang berlari di bawah empat menit.

" Dan sekarang aku orang pertama yang melakukan deadlift setengah ton. Itu sejarah dan aku sangat bangga menjadi bagian dari itu," katanya.

Simak videonya  di sini: 

Penjelasan Ade Rai Soal Kematian Atlet Binaraga

Penggiat binaraga Indonesia, Ade Rai, mencoba memaparkan hal yang serius di olahraga  binaraga dengan penyampaian lebih komunikatif.

Menurut Ade Rai, ada dua cara untuk membuat seorang atlet binaraga terlihat memiliki tubuh lebih besar dengan cara membesarkan badan atau mengecilkan kepala.

Untuk cara yang kedua, mengecilkan kepala tentu jauh lebih sulit.

Seorang atlet bina raga harus berterima kasih kepada orangtuanya bila ia dilahirkan dengan memiliki kepala yang (tampak) lebih kecil dibandingkan dengan badannya.

Ade Rai.
Ade Rai. (Warta Kota/Nur Ichsan)

Sementara cara pertama adalah cara yang lazim dilakukan atlet binaraga atau body builder.

"Pembesaran otot dapat dilakukan melalui latihan rutin selama beberapa waktu. Karena latihan terus-menerus tersebut, otot dapat dibentuk sesuai keinginan kita."

Namun, menurut Ade, saat ini ada kecenderungan para calon dan atlet binaraga menggunakan jalan pintas untuk mencapai bentuk tubuh ideal.

"Dengan pertolongan obat-obatan hormon maupun steroid, maka otot dapat dipacu berkembang lebih cepat," kata Ade.

Percepatan itu bahkan bisa memangkas pencapaian hasil dua hingga tiga kali lebih cepat.

"Apa yang dengan latihan rutin dan normal dapat dicapai dengan lebih cepat," kata Ade lagi.

Akan tetapi, lanjut Ade, penggunaan obat-obatan hormon dan steroid secara serampangan nyatanya mampu menimbulkan efek buruk bahkan kematian pada beberapa atlet binaraga.

Meski dalam kuantitas masih kecil, kasus kematian atau kerusakan organ tubuh pada atlet binaraga ataupun fitness setiap tahun meningkat.

"Memang dengan penggunaan obat-batan ilegal tersebut hasil lima tahun dapat dicapai dalam waktu dua tahun atau bahkan lebih cepat. Tetapi, si pemakai tidak menyadari bahwa pemakaian secara rutin itu dapat merusak hati dan ginjalnya," ungkap Ade.

Kemarin Bung Karno Berulang Tahun ke-118, Ini Sosok Sembilan Istrinya

Putra Sulung Ustaz Arifin Ilham Bersyukur Penuhi Permintaan Ayahnya Meski Sempat Banyak yang Menolak

Ustadz Syahrul Syah Meninggal Usai Salat Tahajud Saat Posisi Ini, Padahal Sempat Mau Kutbah Salat Id

Jokowi dan Prabowo Akhirnya Bertegur Sapa di Tengah Tegangnya Sengketa Pilpres 2019

Ia memberi contoh kematian atlet binaraga di wilayah Bandung dan SUkabumi.

"Pernah ada seorang atlet binaraga yang tampil sebagai juara di sebuah turnamen body building. Di belakang panggung tiba-tiba ia jatuh pingsan dan mengalami koma selama empat hari sebelum meninggal," kata Ade.

"Kalau begini, kan, yang kasihan keluarganya."

Namun, "gaya jalan pintas" ini juga dimungkinkan karena sistem pembinaan olahraga yang ada sekarang.

"Seperti ikut kejuaraan nasional seperti PON. Yang menang di PON saya tahu banyak yang mereka melakukan jalan pintas untuk mencapai bentuk badan ideal. Namun, dengan iming-iming bonus yang begitu besar, apa pun akan dilakukan," kata Ade.

Sementara sanksi yang diberikan sama sekali tidak memiliki efek jera.

"Bonus sudah mereka terima. Kalaupun berdasar pemeriksaan doping, mereka terbukti bersalah, paling dia akan terkena skorsing atau larangan bertanding selama satu tahun. Setelah itu ia dapat bertanding lagi," ungkap Ade.

Karena itulah, Ade berharap sistem penjurian juga menekankan pada aspek natural body buliding dan fitness.

Tubuh yang dinilai harus yang berkembang secara wajar, hasil latihan.

"Toh di olahraga lain, seperti atletik, hasil yang dicapai berdasar doping atau bantuan obat-obatan juga tidak akan disahkan."

Untuk itulah, kualitas juri untuk mewaspadai hal ini memang harus ditingkatkan.

"Para juri atau atlet binaraga yang berpengalaman akan mudah mengetahui atlet yang menggunakan obat-obatan untuk membentuk otot tubuhnya. Kan tampak tidak wajar kalau seorang dengan tubuh pendek bisa memiliki badan yang kelihatan jauh lebih besar daripada besar kepalanya." Kalau itu namanya pentol korek api, De.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ade Rai tentang Kematian Atlet Binaraga", 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved