Ani Yudhoyono Meninggal
Luhut Panjaitan Tuliskan Apa yang Ia Rasakan Saat Datangi SBY Usai Ani Yudhoyono Meninggal
Luhut Binsar Panjaitan diketahui langsung datang ke rumah sakit tak lama usai Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal. Luhut pun menuliskannya.
MENKO Maritim Luhut Binsar Panjaitan langsung datang ke National University Hospital (NUH) Singapura usai Ani Yudhoyono dikabarkan meninggal dunia.
Luhut datang bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani danlangsung menemui Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Luhut bertemu dengan SBY di ruangan ICU.
• Ketua DPD RI Bukber Dengan Maruf Amin
• Bripka Afrizal Hobi Pelihara Ikan Hingga Koleksi Bonsai, Korban Tewas Ditembak Perampok
• Libur Idul Fitri 1440 H Telah Tiba, Ini 5 Tempat Instagramable Gratis di Jakarta
Ia lantas memberikan salam hormat khas tentara ke arah jenazah Ani Yudhoyono.
Sekitar 30 menit kemudian mereka bersama-sama mengantarkan jasad mendiang menuju tempat persemayaman di kantor KBRI Singapura.
Menko Luhut dan Menkeu Sri Mulyani melayat Ani Yudhoyono yang ditutupi kain batik yang sebetulnya disiapkan untuk Lebaran 1440 H (capture twitter @jansen_jsp)
"Saya bersama istri merasa sangat berduka cita yang sangat dalam atas kepergian Ibu Ani, bagaimana pasangan yang sangat serasi tiba-tiba salah satu dari mereka harus pergi. Kita sulit membayangkan itu," ujar Luhut, yang juga mendoakan supaya keluarga yang ditinggalkan dapat diberi kekuatan.
"Pak SBY mudah-mudahan kuat," lanjut Luhut.
Rasa duka Luhut turut ia tuliskan pada halaman facebooknya.
Ia juga mengunggah foto-foto saat di National University Hospital (NUH) Singapura.
• Tantri Kotak Ternyata Keturunan Legenda Musik Campur Sari
• Begini Sejarah Sidang Isbat Penentuan Hari Besar Islam di Indonesia
• 5 Cerita Mudik Lebaran Selebriti, Temani Ayah Sakit Hingga Pergi Umroh
Berikut tulisan lengkapnya;
Di ruang ICU itu kemarin, beberapa saat setelah jasad Bu Ani dibersihkan, saya berada di samping Pak SBY yang mencium kening istrinya lalu membisikkan sesuatu seolah-olah belahan jiwanya itu masih bernyawa.
Di titik itu saya melihat habisnya separuh jiwa Pak SBY.
Saya kehabisan kata-kata. Saya hanya bisa memeluk Beliau, lalu memberikan penghormatan terakhir saya pada almarhumah Ibu Negara dari Presiden ke-6 RI tersebut.
Momen kehilangan seperti ini pasti akan dialami setiap manusia.
Sehebat apapun pencapaian kita, air mata tetap tak ayal dibendung ketika saat itu tiba.
Seperti bagaimana saya menyaksikan seorang mantan Presiden yang menangis selayaknya seorang manusia biasa yang terdiri dari darah, daging, tulang dan emosi juga.
Masih di National Universty Hospital, 10 sampai 15 menit setelah momen itu, keranda jenazah didatangkan.
• Halaman Masjid Istiqlal Sedang Direnovasi, Disiapkan Lahan Parkir Tambahan, Termasuk di Katedral
• Jelang Lebaran, 8000 Petasan Lebih Diamankan di Kelapa Dua Tangerang
• Penggemar V BTS Kumpulkan Sumbangan 2 Miliar Dalam Waktu Singkat
Melihat begitu sederhananya peti mati yang disiapkan, membuat saya merenung, bahwa inilah yang akan kita semua pakai nantinya.
Tidak peduli apakah kita Presiden, Ibu Negara, Wakil Presiden, ataupun hanya manusia biasa, semua sama saja.
Ketika sudah selesai waktu kita di dunia ini, kita akan diperlakukan sama. Tinggal masalah kapan, di mana, dan bagaimana kita berpulang.
Ya itulah hidup.
Sekarang untuk kita yang masih diberikan hidup, mari kita bawa peristiwa ini menjadi sebuah bahan refleksi diri bagaimana membuat hidup ini bermakna.
Bagi saya, pada akhirnya hidup adalah tentang bagaimana kita bisa berbagi dengan orang lain, berbuat baik kepada orang lain.
• Surat PermenpanRB Terbit, Penerimaan CPNS 2019 Buka Usai Lebaran, Ini Syaratnya
• Terungkap! Gaji PNS Kemenkumham Untuk Lulusan SMA Terbaru Tahun 2019, Siap-Siap Daftar CPNS 2019
• Soal CPNS 2019 Bakal Banyak Jebakan di Soal TKP, Ayo Belajar Sekarang dari Video Ini
Hidup begitu singkat, untuk apa kita berbuat curang atau culas.
Buat apa juga kita senang membuat permusuhan atau membuat orang lain menjadi susah.
Termasuk dalam hidup bernegara, untuk apa juga kita membuat perkara atau keributan terus menerus.
Selain itu saya juga melihat keteladanan SBY sebagai seorang suami yang mau terus mendampingi istrinya sampai akhir, mengesampingkan kesibukannya selama 4 bulan terakhir ini.
Terakhir, saya mengajak kita semua untuk mendoakan Pak SBY dan keluarga, supaya diberi kekuatan.
Manusia hanya bisa berencana, tapi kehendak Tuhan yang jadi.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Menteri Luhut Berkisah, Sederhananya Peti Jenazah Ibu Negara Ani Yudhoyono.
Penulis: Hendrik Naipospos