Pilpres 2019

Tiga Alasan Anak-anak Terlibat Kerusuhan Aksi 22 Mei, Salah Satunya Diduga Diajak Guru Ngaji

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan tiga alasan anak-anak terlibat kerusuhan aksi 22 Mei 2019 di depan Bawaslu, Jakarta Pusat.

Editor: Yaspen Martinus
Wartakotalive.com/Feri Setiawan
Aksi massa di depan Kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin kembali Rusuh, Rabu (22/5/2019) malam, sejumlah demonstran menyerang petugas kepolisian dengan melemparinya dengn batu, dan melontarkan kembang api. 

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan tiga alasan anak-anak terlibat kerusuhan aksi 22 Mei 2019 di depan Bawaslu, Jakarta Pusat.

Ketua KPAI Dr Susanto menyebutkan, tiga alasan itu adalah karena ajakan dari teman, berawal karena ingin melihat kejadian, hingga karena ada ajakan dari guru ngaji.

“Faktornya tidak tunggal. Ada anak yang diajak temannya, ada yang ingin melihat demonstrasi, anak-anak yang diajak diduga guru ngaji,” ungkap Susanto kepada Tribunnews.com, Senin (27/5/2019).

Bambang Widjojanto Sebut Pemilu 2019 Terburuk di Indonesia, KPU Tanggapi Begini

Terkait masalah terkait adanya dugaan ajakan dari guru mengaji tersebut, Susanto menyebutkan pihak KPAI sedang melakukan pendalaman.

“Itu sedang didalami (ada indikasi ajakan guru ngaji),” jelas Susanto.

Adapun dugaan alasan-alasan yang disebutkan Susanto, berdasarkan hasil pendalaman antara pihak KPAI dengan berbagai pihak, dan ada kemungkinan alasannya bisa bertambah.

Dua Tersangka Kerusuhan Aksi 22 Mei 2019 Konsumsi Narkotika, Kata Polisi untuk Tambah Keberanian

“Hasil koordinasi dengan lintas stakeholders. Ini terus dilakukan pendalaman. Bisa saja nanti berkembang,” papar Susanto.

Sementara, rentan usia anak-anak yang terlibat pada kerusuhan akibat sengketa hasil pemilu 2019 itu berkisar antara 14 hingga 17 tahun.

Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal mengatakan, pihaknya bakal menggandeng lembaga independen seperti Komnas HAM, untuk mengusut peristiwa kerusuhan pada 21 dan 22 Mei 2019.

Ini Peran Enam Tersangka Baru Terkait Kerusuhan Aksi 22 Mei, Salah Satunya Perempuan

Terutama, terkait meninggalnya delapan orang dari pihak sipil akibat kerusuhan dua hari tersebut.

“Polri menggandeng sejumlah lembaga independen seperti Komnas HAM, mengusut kerusuhan 21 dan 22 Mei 2019, terutama terkait meninggalnya delapan orang akibat peristiwa itu,” jelas Iqbal di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).

Selain menggandeng lembaga independen, Polri juga sudah membentuk tim untuk mengusut peristiwa tersebut.

Delapan Orang Tewas, Polri Gandeng Komnas HAM Usut Kerusuhan Aksi 22 Mei

“Tim itu dipimpin Irwasum (Inspektur Pengawasan Umum Polri),” jelasnya.

Iqbal mengatakan, tim akan mengkaji secara ilmiah peristiwa kerusuhan itu, dan akan segera menyampaikan hasil investigasi kepada publik.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved