Bulan Suci Ramadan

Hoaks Berbahaya, Simak Hukum Puasa bagi Pembuat dan Penyebar Hoaks

Arus informasi yang deras melalui sosial media dan gawai terkadang membuat masyarakat tidak bisa membedakan mana informasi asli maupun palsu (hoax).

Penulis: Muhamad Rusdi | Editor: PanjiBaskhara
kompasiana.com
Hoax sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara 

Apa hukumnya orang sebar hoaks di bulan puasa? Apa kerugian orang sebarkan hoaks?

Hingga saat ini bahkan peredaran hoaks di masyarakat timbulkan kerugian yang beragam.

Baik kerugian sebar hoaks berdampak ke harta dan nyawa.

Bagaimana hukum orang sebarkan hoaks saat sedang berpuasa?

Seorang Anak Menemukan Ayahnya dalam Kondisi Tewas Membusuk di Tangerang

Ingin Seperti Ahmad Dhani Jaman Masih Muda, El Rumi Juga Memanjangkan Rambut hingga Gondrong

WNA Amerika Serikat Tewas di Hotel Grand Kemang Setelah Seminggu Tak Henti Menenggak Miras

Membuat maupun menyebarkan informasi palsu atau hoaks pada saat berpuasa dapat menghilangkan pahala puasa karena bertentangan dengan tujuan berpuasa, yakni menjadi orang yang bertakwa.

Dilansir dari laman islami.com, di dalam hukum Islam pemberitaan palsu masuk dalam kategori berbohong (al-kadzib) atau dalam istilah al-Quran disebut “rafats”.

Berbohong tidak membatalkan puasa, tapi dapat menggugurkan pahalanya.

Hal tersebut mengacu dari kesepakatan para pakar hukum Islam.

Kriss Hatta Sudah Dua Bulan Mendekam di Penjara, Ekonomi Keluarga Mulai Goyang

Bertemu Steve Emmanuel di Pengadilan, Andi Soraya: Ototnya Agak-Agak Hilang Ya

Polisi Tunjukkan Senjata Api Laras Panjang dan Pendek untuk Bunuh Tokoh Nasional dan Lembaga Survei

Berbeda dengan mayoritas ulama, menurut ‘Abdurrahman Al-Auza‘i (w. 157 H), salah satu ulama besar Syam pada masanya berpendapat jika berbohong, menggunjing, mencaci maki dan mengadu domba dapat membatalkan puasa.

Apabila seseorang melakukan salah satu darinya maka puasanya batal dan wajib diqadla pada bulan lainnya.

Pendapat al-Auza‘i berdasarkan pada hadis Nabi Muhammad Saw :

خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالْكَذِبُ وَالنَّظَرُ بِالشَّهْوَةِ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ

Kepala BPKAD Kota Bekasi Prihatin Belasan Ribu KK Tunggu Uang Kompensasi Bau TPST Milik DKI

Susy Susanti: Sektor Tunggal Bulutangkis Indonesia Harus Dibenahi, Terutama Tunggal Putri

Fadli Zon Bilang 51 Bukti Termasuk Tautan Berita yang Dilampirkan Prabowo-Sandi ke MK Cuma Pengantar

“Ada 5 hal yang membatalkan puasa, yaitu

1) menggunjing

2) mengadu domba

3) berbohong,
4) melihat atau berkhayal disertai libido, dan

5) sumpah palsu.”

Penjabaran “Batal puasa” dalam hadis di atas bagi para ulama yang menyatakan berbohong tidak membatalkan puasa ditafsirkan sebagai “batal pahalanya” (suquth ats-tsawab) dan sebagai larangan keras melakukannya.
(Al-Mawardi, 1999: III, 464-465).

Adapun berdebat (tweet war) yang kerap dilakukan dengan caci maki, mengumpat, menghina dan perkataan buruk lainnya juga memiliki hukum sebagaimana di atas, dapat membatalkan puasa menurut Al-Auza‘i.

Maka dari itu semua ulama sepakat bahwa tindakan tersebut dapat menghilangkan pahala puasa, sehingga meski puasanya tidak batal namun sia-sia, hanya mendapatkan lapar dan dahaga sebagaimana disinggung dalam hadis Nabi Muhammad Saw:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Banyak orang berpuasa, namun hanya mendapatkan lapar dan haus”

Muhammad bin Idris asy-Syafi‘i (w. 204 H), atau lebih dikenal dengan Imam Syafi‘i mengatakan:

وَأُحِبُّ لِلصَّائِمِ أَنْ يُنَزِّهَ صِيَامَهُ عَنِ اللَّغَطِ الْقَبِيْحِ، وَالْمُشَاتَمَةِ وَإِنْ شُوْتِمَ أَنْ يَقُوْلَ إِنِّيْ صَائِمٌ لِلْخَبَرِ فِيْ ذَلِكَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم َ

“Saya senang orang yang berpuasa membersihkan puasanya dari perkataan buruk dan caci maki. Jika ia dicaci maki atau dihina maka jawablah saya sedang berpuasa karena ada hadis Nabi Muhammad Saw yang menjelaskan tentang hal itu.” (Al-Mawardi, 1999: III, 464). (Muhammad Rusdi)

Berbohong Juga Bisa Dampak Buruk Untuk Kesehatan

Memakan makanan junk food, menggigit kuku, dan begadang, merupakan beberapa kebiasaan buruk yang jelas memberikan dampak bagi kesehatan.

Namun, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampaknya tidak berbahaya, juga dapat merusak tubuh.

Kebiasaan yang bagaimana yang dimaksud?

Simak yang berikut ini dilansir dari Indiatimes.

Berbohong

Anda percaya berbohong untuk kebaikan? Seharusnya tidak.

Karena tidak peduli seberapa pun kecilnya berbohong, berakibat buruk bagi kesehatan mental.

Menurut peneliti, ketika Anda berbohong, tubuh secara tidak sadar membentuk perasaan stres yang tentu saja buruk bagi kesehatan.

Melewatkan makan siang.

Bukan hanya sarapan saja yang tidak boleh Anda lewatkan, makan siang pun tidak boleh dilewati.

Harus tepat waktu.

Melewatkan waktu makan siang hanyalah membuat Anda ngemil dan mengonsumsi kalori berlebihan.

Malas bebersih

Mulai sekarang, Anda tidak boleh malas membersihkan rumah.

Setidaknya setiap hari Anda harus menyapu atau membersihkan kamar tidur.

Mengapa? Menurut penelitian, membersihkan rumah dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, membersihkan rumah setelah seharian bekerja mencegah produksi hormon kortisol, yang memicu stres.

Pergi ke ATM

Anda tahu, mesin ATM sangat kotor dan penuh bakteri.

Hampir setiap hari banyak orang yang menggunakannya.

Jadi, jangan lupa untuk mencuci tangan setelah menggunakan mesin ATM.

Malas pergi dengan teman-teman.

Kadang-kadang, Anda membatalkan pergi dengan teman-teman karena hal-hal lain yang dapat dilakukan.

Tetapi jika alasannya karena Anda malas dan ingin sendirian, hentikan kebiasaan tersebut. Keinginan untuk menghabiskan waktu sendirian itu buruk bagi kesehatan.

Para peneliti menegaskan, ikatan sosial yang kuat mendukung kesehatan otak, mengurangi depresi, stres, dan meningkatkan semangat untuk menjaga kesehatan. Mulai sekarang, lakukan kebiasaan yang baik bagi kesehatan. (Intisari-online/K. Tatik Wardayati)

Sebagian Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul "Suka Bohong Ternyata Bisa Turunkan Kesehatan"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved