Pilpres 2019

Akses di Media Sosial Dibatasi Sementara oleh Pemerintah, Tompi: Itu Langkah Bijak Saat Ini

Penyanyi Tompi menganggap, langkah pemerintah untuk menonaktifkan sementara layanan di media sosial adalah langkah tepat untuk meredam hoaks.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Musisi sekaligus dokter bedah Tompi saat jumpa pers di kliniknya 'Beyoutiful Aesthetic Clinic', di Jalan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018). 

Plis Deh Pak Amien Rais

Tompi terkejut ketika melihat dan membaca pemberitaan kericuhan peserta aksi unjuk rasa didepan Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Jalan MH Thamrin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa-Rabu (21-22/5/2019).

Dugaan Tompi terkait kericuhan massa dengan petugas kepolisian yang menjaga ketat Gedung Bawaslu RI itu terjadi karena didalangi para provokator benar terbukti.

"Saya bisa memilah mana provokator yang memancing keributan," kata Tompi.

YLKI Tuding Pembatasan Medsos Langgar Hak Publik, Menkominfo Bantah Bakal Berlaku 10 Hari

Amien Rais Yakin Tak Akan Dipanggil Polisi Lagi Terkait Kasus Makar Eggi Sudjana

Tompi kaget juga saat melihat beberapa foto yang beredar di sosial media ada yang memperlihatkan para pelaku yang diduga provokator aksi unjuk rasa ditangkap polisi.

"Begitu bajunya dibuka bertato semua. Bukan berarti orang bertato itu jelek. Tapi dilihat dari penampilannya preman semua," kata Tompi.

Aksi massa yang ingin menyampaikan pendapatnya didepan Gedung Bawaslu RI terkait hasil rekapitulasi perhitungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI itu, dinilai Tompi, ternodai aksi para provokator.

Tompi saat ditemui disela jumpa pers 'Romansa Berbuka with Tompi' dan peluncuran single 'Feel This Way' di Toko Musik Melodia, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019).
Tompi saat ditemui disela jumpa pers 'Romansa Berbuka with Tompi' dan peluncuran single 'Feel This Way' di Toko Musik Melodia, Jalan Sultan Iskandar Muda, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (21/5/2019). (Warta Kota/Arie Puji Waluyo)

"Kasihan yang memang mau berorasi untuk menyampaikan maksud baik, harus ternodai sekelompok orang yang sengaja menjadi penyusup keributan," jelas Tompi.

Salah satu penyusup itu, lanjut Tompi, terlihat ketika polisi mengamankan satu unit ambulan berlogo Partai Gerindra Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Mobil ambulan yang diamankan polisi di Jalan Sabang, Menteng, Jakarta Pusat, yang tidak jauh dari Gedung Bawaslu RI itu diketahui sengaja disiapkan untuk membuat kericuhan.

Polda Metro Jaya tunjukkan 5 orang di mobil ambulans berlogo Partai Gerindra yang membawa batu, untuk melawan petugas, saat rusuh dalam aksi 22 Mei, Rabu (22/5/2019).
Polda Metro Jaya tunjukkan 5 orang di mobil ambulans berlogo Partai Gerindra yang membawa batu, untuk melawan petugas, saat rusuh dalam aksi 22 Mei, Rabu (22/5/2019). (Warta Kota/Budi Sam Law Malau)

Sebab, ambulan tadi dipakai untuk menyelundupkan batu-batu hingga bom molotov yang disiapkan untuk memancing keributan dengan polisi.

Meski ikut terdampak akibat kericuhan didepan Gedung Bawaslu RI yang merembet hingga tempat-tempat di sekitarnya, Tompi tetap praktik dan menemui para pasiennya.

"Saya tetap praktik seperti biasa. Cuma kasihan ada beberapa pasien yang harus berputar jauh untuk menghindari keributan," kata Tompi.

BPN Prabowo-Sandi Ajukan Gugatan Pilpres 2019 ke MA, Bawa 51 Bukti

Amien Rais: People Power Saya, People Power Enteng-Entengan

Terlepas dari masalah itu, lanjut salah satu personel grup Trio Lestari ini, paling penting adalah, masyarakat bisa menahan diri.

"Elit politik jangan manas-manasin. Saya lihat komentar di sosial media seperti Pak Amien Rais, plis deh pak, jadilah orangtua yang baik dan jangan terus menyebarkan fitnah. Kebanyakan hoaks nih Pak Amien Rais," kata Tompi.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved