Pemilu 2019
UPDATE 99 Perusuh di Petamburan Diamankan, Mereka Bawa Busur, Molotov, dan Mulut Bau Alkohol
99 Pelaku Kerusuhan di Petamburan Diamankan oleh polisi. Mereka Bawa Busur, Panah, dan Mulut Bau Alkohol
Penulis: Joko Supriyanto |
Sebanyak 99 orang diamankan dalam kerusuhan di Petamburan Jalan KS Tubun, Slipi Jakarta Barat.
Massa yang diamankan diantaranya berasal dari warga luar Jakarta dan bukan warga Petamburan, Jakarta Pusat.
Massa yang terlibat kerusuhan ini terindikasi sudah menyiapkan aksi kerusuhan. Karena dari tangan mereka ditemukan beberapa alat kejahatan seperti busur, dan bom molotov untuk menyerang petugas.
"Pada siang hari ini kami sudah mengamankan sebanyak 99 orang dan sekarang sedang di periksa di Polres Jakarta Barat dan sebagian berada di Polda untuk di dalami," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Hengki Haryadi, Rabu (22/5/2019).
Selain itu saat dilakukan penangkapan para massa ini juga tercium bau alkohol, untuk itu pihaknya mengaku akan melakukan tes urine kepada para massa yang berhasil diamankan petugas.
"Dan kami saat ini kita coba periksa test urinenya, pengalaman kami ketika kehilangan rasa takut, rasa empati pasti adanya penyebabnya.
Dan kemudian kita juga temukan barang barang kejahatan yang sudah dipersiapkan seperti busur, dan bahan bakar," katanya.
Hingga kini situasi di KS Tubun masih terjadi bentrokan antara warga dan aparat kepolisian, meski sempat dihalau dan mundur, massa kembali melakukan provokasi kepada petugas.
• Polri: 20 Provokator yang Diamankan dari dari Luar Jakarta, Bukan Warga Petamburan, Tanah Abang
Diberitakan sebelumnya, menurut polisi pelaku provokator yang memicu kerusuhan massa dalam aksi 22 Mei di depan Gedung Bawaslu, Senin (21/5/2019) malam, berasal dari luar Jakarta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengidentifikasi mereka yang menjadi provokator dan berjumlah lebih dari 20 orang berasal dari luar Jakarta.
"Polri sudah mengidentifikasi bahwa pelaku provokator pertama warga dari luar Jakarta.
Saat ini aparat kepolisian sudah mengamanankan lebih dari 20 orang yang diduga pelaku provokator dan melakukan tindak pidana lainnya," kata Dedi kepada Warta Kota, Rabu (22/5/2019).
Dedi menuturkan pihaknya masih melakukan pengecekan terkait informasi adanya 6 korban tewas akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta, sejak Selasa (21/5/2019) malam sampai Rabu (22/5/2019) dini hari.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi jufa mengatakan massa yang terlibat bentrokan di sekitar area KS Tubun merupakan warga dari luar Jakarta.
Hal itu diungkapkan Hengki setelah mengamankan beberapa pelaku untuk diambil dimintai keterangan.
"Hari ini terjadi kerusuhan antara sekelompok massa yang setelah kami dalami rupanya sebagian besar dari luar jakarta bukan dari Petamburan. Dari pagi tadi kami bersama FPI dan tokoh-tokoh FPI dibantu para ulama untuk menghalau mereka," kata Kombes Hengki, Rabu (22/5/2019).
Menurut Hengki massa yang terlibat bentrok di antaranya bukanlah warga Petamburan, sehingga para pelaku ini menyusup untuk melakukan aksi provokasi, dan melakukan penyerangan terhadap petugas.
"Ada dari Tasik, Banten, ada juga dari Flores yang kami amankan. Banyaklah dan saat ini masih kita dalami. Artinya sekali lagi kita dibantu ulama dan tokoh FPI, FPI DKI Jakarta. Yang jelas pelaku pelaku ini sudah mempersiapkan untuk melakukan kerusuhan, membawa busur, dan bahan bakar untuk membakar," ujarnya.
Kini massa terpecah menjadi tiga bagian baik dari flyover Slipi Jaya, Flyover Jati Baru, dan Flyover Tanah Abang yang berdekatan dengan pasar Blok G Tanah Abang.
Massa terus anarkis melempari petugas dengan bom molotov, beberapa petugas TNI pun juga turut serta diterjunkan disekitar Jalan KS Tubun, Jakarta Barat.
Situasi Terkini
Sementara itu untuk arus lalu lintas dari Kemanggisan mengarah Tanah Abang terpantau lumpuh total, dan juga dari Slipi mengarah Tanah Abang. Kedua jalan ini masih di tutup untuk umum.
Seperti diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut ada 6 korban meninggal akibat kerusuhan di beberapa tempat, semalam.
"Masih dicek seputar itu. Termasuk penyebab tewas dan identitasnya," kata Dedi saat dikonfirmasi Warta Kota, Rabu (22/5/2019).
Yang pasti kata Dedi aparat kepolisian tidak dibekali peluru tajam dan senjata api saat mengamankan unjuk rasa yang berujung rusuh tersebut.
"Yang perlu disampaikan bahwa aparat keamanan dalam pengamanan unjuk rasa tidak dibekali oleh peluru tajam dan senjata api.
Kita sudah sampaikan jauh-jauh hari bahwa akan ada pihak ke tiga yang akan memanfaatkan situasi unras tersebut. Oleh karenanya masyarakat tidak perlu terprovokasi," kata Dedi.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan menyampaikan bahwa ada korban tewas dalam aksi semalam menjelang 22 Mei 2019. Anies juga menyampaikan ada ratusan orang terluka dalam insiden itu.
"Korban sejauh ini ada 6 korban meninggal," kata Anies di RS Tarakan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Enam korban tewas itu dirawat di RS Tarakan, RS Pelni, Budi Kemuliaan, RSCM dan RS Angkatan Laut Mintoharjo.
"Ini per jam sembilan. Jadi ada sekitar 200 an orang luka luka per jam 9. Lalu ada 6 orang meninggal," kata Anies. (bum/jos)