Waspadai Setelah Pukul 12 Malam, Geng Motor Bermodus SOTR Berkeliaran
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengimbau agar masyarakat khususnya remaja tidak melakukan kegiatan sahur on the road.
Penulis: Feryanto Hadi |
KEBAYORAN BARU, WARTA KOTA--- Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar mengimbau agar masyarakat khususnya remaja tidak melakukan kegiatan sahur on the road (SOTR).
"Kami secara tegas mengimbau kepada semua masyarakat agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan sahur on the road. Mengingat potensi konflik antar kelompok saat berkumpul di pinggir jalan itu sangat besar," kata Kombes Indra Jafar, Minggu (19/5/2019).
Kapolres menyebut, masing-masing kelompok biasanya kerap memanas ketika berpapasan di jalan.
"Mereka saling ejek, saling memanasi hingga kemudian terjadi keributan," kata Indra.
Belum lagi, imbuhnya, ada dugaan kelompok-kelompok tertentu yang bukan bertujuan untuk SOTR namun mereka sengaja ingin mencari musuh dan membuat kericuhan.
"Belum lagi ada kelompok-kelompok tertentu memang yang keras kemudian dia sebelumnya sudah konsumsi mungkin semacam pil koplo dan seterusnya atau tramadol itu yang meningkatkan adrenalin," kata Kombes Indra.
• Pelaku Pembacokan di SOTR Diringkus, Pelaku Berasal Geng Motor Berbendera Hitam
Kombes Indra mengatakan,"Ini akan berbeda lagi ini dan bisa menimbulkan hal-hal yang memicu mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar seperti penganiayaan dan seterusnya."
Ia mengatakan, geng motor itu mulai keluar ke jalan di atas pukul 12 malam. Mereka kemudian konvoi ke sejumlah lokasi untuk "mencari musuh".
"Nah ini yang perlu kita hindari, dan kalau kita lihat bahwa kecenderungan mereka ini rata-rata keluar di atas pukul 12 sambil menunggu pagi hari atau menunggu sahur di subuh hari sehingga mereka melakukan kegiatan berkumpul bersama-sama naik motor mutar-mutar, ejek-ejekan sehingga terjadilah tawuran dan lain sebagainya," kata Kombes Indra.
• Marak Terminal Bayangan, Sejumlah PO Bus di Terminal Terpadu Pulo Gebang Gulung Tikar
Terkait hal ini, Kombes Indra juga mengingatkan kepada orang tua untuk melarang anaknya keluar rumah malam-malam.
Sebab, dari informasi yang didapat polisi, kelompok-kelompok yang terlibat bentrokan ini rata-rata masih di bawah umur.
"Kami akan kasih masukan-masukan yang terbaik sehingga masyarakat terhindar dari hal-hal yang tidak kami inginkan apalagi sampai menimbulkan korban itu yang perlu kita imbau. Dan kami minta juga keikutsertaan sekuruh masyarakat para orangtua untuk mengawasi dan melarang anak-anak berkegiatan tengah malam," katanya.
Ditangkap
Polisi akhirnya bisa melacak kelompok geng motor berbendera hitam yang membuat kericuhan pada Sabtu (18/5/2019) dini hari.
Bahkan, akibat kebrutalan geng itu, satu remaja asal Jakarta Timur yang sedang melakukan Sahur on The Road (SOTR) meregang nyawa akibat dibacok di depan Vihara Jalan Prof Dr Satrio, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Seorang berinisial N dibekuk di rumahnya di wilayah Jakarta Selatan.
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar menerangkan, usai kejadian, pihaknya segera mendatangi lokasi dan meminta keterangan sejumlah saksi.
Dari sana diketahui bahwa pelaku pembacokan adalah kelompok yang sepanjang dini hari itu berkonvoi ke sejumlah wilayah di Jakarta.
Mereka selain membawa senjata tajam, juga menggunakan atribut bendera warna hitam sebagai simbol geng itu.
"Tersangka N ini yang berperan membacok korban hingga meninggal," kata Kombes Indra Jafar, Minggu (19/5/2019).
• Pemprov DKI Tidak Tegas, Marak Terminal Bayangan: PO Bus Minta Dishub Tindak Tegas
Kombes Indra mengatakan, pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini. Sebab, diduga korban tewas dengan cara dikeroyok oleh sejumlah orang.
"Tidak memungkinkan ada tersangka lain. Saat ini masih kami kembangkan kasusnya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan Danu Tirta (16), warga Jalan Madu Kalimalang Curug, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, tewas mengenaskan setelah diseret dan ditusuk dengan benda tajam dari punggung belakang sebelah kanan hingga tembus ke paru-paru.
Menurut keterangan rekan korban, Fajar (22) dan Halim (17), korban bersama adiknya Ahmad Pisera (14), mengikuti SOTR namun ketinggalan dengan rombongan temannya menggunakan sepeda motor.
Tiba-tiba korban dihampiri geng motor yang membawa bendera hitam.
Kemudian terjadilah cekcok dan selanjutnya korban diseret oleh sejumlah anggota geng motor itu dan ditusuk punggung belakangnya.
Setelah itu, para anggota geng motor itu melarikan diri.
Korban sempat dilarikan ke RS Jakarta menggunakan taksi, namun nyawanya tak tertolong.