Sandiaga Temui Keluarga Petugas KPPS yang Meninggal Dunia, Mereka Menolak Seruan Visum Prabowo

"Kami tahu ada berita itu dari televisi dan berita-berita. Kami tidak menginginkan itu (tes visum) kami sudah ikhlas,

KOMPAS.com/AJI YK PUTRA
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno saat mengunjungi kediaman ketua KPPS almarhum Selamat Riadi (66) yang terletak di Jalan Eka Bakti Nomor 22 Kelurahan Ilir D-1 Sekip, Palembang, Sumatera Selatan , Jumat (17/5/2019). 

Tak hanya itu, Ani Hasibuan pun meminta kepada KPU agar mengusut dengan jeli penyebab kematian ratusan petugas KPPS tersebut.

Ariel Noah Bicara Kabar Kedekatannya dengan Veronica Jalah Laissti Timuran: Hanya Teman Main Game!

Bahkan, Ani Hasibuan menyarankan untuk melakukan otopsi kepada jasad dari petugas KPPS yang meninggal dunia tersebut.

"Tiba-tiba KPU jadi dokter forensik, menyebutkan COD (Cause of death) kelelahan. Mana buktinya ? pemeriksaannya ? Yang saya minta ayo dong diperiksa. Saya enggak ada urusan soal politik. KPU harus tanggung jawab. Urus nih kenapa yang 500 orang meninggal ? Saya minta ini diotopsi," sambungnya.

Mendengar pernyataan Ani Hasibuan, Adian Napitupulu tampak tak terima.

Sebab, Adian Napitupulu tampak tak terima dengan salah satu pernyataan Ani Hasibuan sebelumnya yang menyangkut perihal beban kerja petugas KPPS.

Menurut Adian Napitupulu, dokter Ani Hasibuan tampak menghakimi pekerjaan dari petugas KPPS.

Ani Hasibuan Dokter Bongkar Kematian Anggota KPPS Diancam Hukuman 10 Tahun Hari Ini Dipanggil Polisi

"Saya itu berharap tadi mendengarkan analisa medis tanpa dibumbui pernyataan tendesius apapun termasuk menghakimi pekerjaan KPPS,"

"KPPS tuh apa sih kerjaannya cuma nyatat-nyatat doang ? Sebagai dokter analisanya medis saja. Enggak perlu kemudian menghakimi apa yang mereka kerjakan," ungkap Adian Napitupulu.

Menyambung pernyataannya, Adian Napitupulu pun meminta Ani Hasibuan memberikan pernyataan yang sesuai kapasitasnya saja.

Yakni dengan tidak menganalisa hal-hal di luar kapasitasnya sebagai seorang dokter.

"Ternyata ketika disampaikan Putu Arta (pekerjaan KPPS) tidak sekadar nyatat-nyatat kan ? Maksud saya yuk kita objektif. Dalam kapasitas dokter ya analisanya medis,"

"Jangan menganalisa beban kerja orang lain. Jangan kemudian menghakimi beban kerja KPPS cuma catat-catat kok meninggal. Ini tendesius menurut saya. Kan itu yang kemudian tertangkap publik. Sebagai dokter bicara sebagai dokter," kata Adian Napitupulu.

 Jangan Politisasi Kematian Petugas KPPS

Sebelumnya, Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) menilai perlu ada kajian yang mendalam mengenai penyebab meninggalnya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS).

Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini, tuntutan otopsi yang didesak sejumlah pihak harus mempertimbangkan aspek hukum dan persetujuan dari pihak keluarga.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved