Kerusuhan Lapas Langkat
24 Tuntutan Napi Lapas Langkat yang Dipenuhi Petugas, Minta Kalapas Dicopot dan Protes ke Istrinya
24 Tuntutan Napi Lapas Langkat yang Dipenuhi Petugas, Minta Kalapas Dicopot dan Protes ke Istrinya
27 Tuntutan Napi Lapas Langkat yang Dipenuhi Petugas, Minta Kalapas Dicopot dan Protes ke Istrinya
ADA 24 tuntutan dan protes narapidana Lapas Klas III Narkotika Langkat di Kecamatan Hinai, Langkat, Sumatera Utara (Sumut).
Dalam negoisasi oleh TNI dan Polri, tuntutan mereka dipenuhi, kerusuhan pun mereda mulai Kamis (16/5/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.
Berikut ini 24 tuntutan dan protes yang dialami para narapidana.
1. Perlakuan petugas terhadap napi yang tidak manusiawi
2. Fasilitas kesehatan minim dan berbayar
3. Justice Colaboration Regulasi
4. Pengurusan remisi sesuai aturan
5. Fasilitas dipungut biaya dan minim
6. Kunjungan keluarga dibatasi
7. Jangan ada lagi jual beli makanan
8. Ada perpindahan ruangan tanpa alasan
9. Pungli administrasi
10. Ibadah dibatasi
11. Pengurusan pembebasan bersyarat sudah bayar tapi tidak dibebaskan
12. Keluhan terkait lapas yang over kapasitas
13. Minta Kalapas (B. Sitepu) dicopot
14. Pergantian Kepala Trantib karena suka aniaya napi wanita
15. Waktu tutup kereng ditambah
16. Remisi jangan diundur
17. Pengurusan PB administrasi minta jangan dipersulit
18. Register F tidak ada
19. Harga kantin diturunkan
20. Minta Karupam jangan non-muslim semua.
21. Kalapas bisnis pulsa
22. Ddiduga istri Kalapas ikut campur urusan di dalam Lapas
23. Istri Kalapas diduga berbisnis jualan makanan dan minuman di dalam lapa
24. Tanpa wewenang ikut-ikutan melakukan razia hingga menelanjang narapidana
• Cerita Lucu dari Kerusahan Lapas Langkat: Napi Jajan Sate, Pedagang Masuk Lapas, Hingga Minta Difoto
Menanggapi puluhan tuntutan ini, Kepala Divisi Administrasi Kanwil Kemenkumham Sumut, Indah Rahayu Ningsih dbelum bisa memberikan data pasti dan keterangan lebih rinci.
Pihaknya masih melakukan pendataan dan mengumpulkan informasi terkait tuntutan para napi.
Sejauh ini, pihaknya mendapat informasi terkait tuntutan fasilitas air dan makanan yang tidak layak sehingga napi protes.
"Yang jelas kita harus memberikan fasilitas dan melayani dengan baik. Fasilitasnya air harus lancar dan makanan harus diperhatikan. Nanti kita cari solusinya, kita mau cek dulu kebenarannya. Soal narkotika dan dugaan pemukukan masih akan kita cek dan cek Kebenaran," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (lapas) narkotika Langkat, Sumatera Utara, yang menyebabkan 500 narapidana kabur.

Sistem yang Buruk
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang menilai sistem yang ada di dalamnya buruk sehingga masalah ini kembali muncul.
Kepala BNN Komjen Heru Winarko menilai perlu dilakukan pembenahan sistem untuk membenahi manajemen pengelolaan lapas
Sebab, kasus kerusuhan hingga menyebabkan pembakaran lapas bukan yang pertama kali terjadi.
"Kasus pembakaran yang terjadi di lapas Langkat, menjadi perhatian kita. Saya dapat kabar, kasus pembakaran ini merupakan yang kedua kalinya terjadi. Harus segera dilakukan pembenahan," kata Heru, Jumat (16/5/2019).
Menurut Heru, kasus itu terjadi karena sistem pengamanan yang ada di dalam lapas dinilai buruk. Sehingga pembenahan harus segera dilakukan agar kasus ini tak terjadi di tempat-tempat lain.
Selama ini, kata Heru, fenomena yang terjadi di dalam lapas sudah dipantau pihaknya melalui deputi pemberantasan.
Bukan hanya napi semakin liar, namun warga binaan yang ada di dalamnya masih dengan bebasnya melakukan pengendalian narkotika
"Dari beberapa pengungkapan yang kami lakukan, semua bermuara ke lapas. Yang terbaru kemarin, 200 kilogram sabu dikendalikan dari lapas Cirebon," ungkapnya.
Heru menyebut, pihaknya sudah melaporkan masalah itu ke Dirjen Pemasyarakatan (dirjen PAS) sejak setahun belakangan.
Namun, perbaikan sistem tak juga kunjung dilakukan sehingga terus menimbulkan kejadian.
"Kami bicarakan formula untuk menanggulanginya sudah setahun ini berjalan. Harapannya perbaikan sistem untuk memutuskan mata rantai jaringan mereka," ujarnya.
Namun, hingga masalah ini kembali muncul, perbaikan sistem belum juga dilakukan. Beberapa napi yang menjadi operator dan yang menjadi playmaker, masih belum juga dipindahkan ke lapas Nusakambangan.
"Akibatnya ya seperti ini, napi masih bebas menjadi operator dan di sisi lain muncul kerusuhan," katanya.
Perbaikan lain, sambung Heru, juga harus membenahi masalah sipir yang ada di dalamnya. Karena selama ini, mereka ah yang membantu para napi untuk dapat hidup bebas di dalam lapas.
"Kami juga sudah meminta kepada Dirjen PAS untuk menindak tegas keterlibatan sipir, jangan hanya sanksi disiplin saja. Apalagi selama ini kami sudah memproses beberapa kalapas terkait pencucian uang," katanya.
Pemicu Kerusuhan Lapas
Seperti diketahui kekerasan yang dilakukan petugas lembaga pemasyarakatan (lapas) terhadap seorang narapidana diduga menjadi pemicu pemberontakan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Hinai di Simpang Ladang, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Kamis (16/5/2019) sekitar pukul 13.45 WIB.
Kerusuhan di lapas narkotika yang terletak di Simpang Ladang, Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, meletus sekitar pukul 13.45 WIB.
Api menyala di beberapa titik karena para narapidana membakar sejumlah ruangan, sepeda motor, dan mobil.
Dalam situasi itu, ratusan narapidana juga menjebol pintu melarikan diri ke berbagai arah. Kepala Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Lapas Narkotika Langkat, Sunardi mengatakan, napi yang kabur diperkirakan mencapai 500 orang.
Menurut dia, petugas tidak bisa mendekat ke gedung lapas untuk melakukan pengamanan. Petugas hanya bisa memantau dari kejauhan sembari menunggu bantuan aparat keamanan.
Informasi yang dihimpun menyatakan, amuk itu bermula dari penganiayaan yang dilakukan petugas lapas, AT, terhadap Ajo, salah seorang napi.
Ajo dihajar lantaran diduga menggunakan narkoba di lapas.
“Dipukuli orang itu, sampai keluar kotorannya," ujar G, seorang napi, Kamis (16/5/2019). "Makanya kami ngamuk, sampai rusuh kayak gini,” katanya.
Ajo dianiaya di hadapan napi lainnya. Dia mendapat tendangan, cekikan, dan pukulan dari AT. “Di depan Blok T5, dia dipukuli, diinjak-injak," ungkap G.
Kekerasan itu membuat Ajo terkulai lemas dan babak belur. Para napi kemudian marah dan mengamuk.
"Semua napi ngamuk karena mereka sudah kelewatan. Mereka main pukul dan tendang. Petugas lapas itu arogan,” kata G.
Saat para napi mengamuk, beberapa pegawai lapas tertahan di salah satu ruangan. Namun sejumlah napi menyelematkan mereka hingga keluar dari lapas.
Untuk mengendalikan situasi lapas, ratusan personel TNI dari Batalyon Raider 100 segera bergerak ke lokasi. Polisi juga dikerahkan ke lapas tersebut.
Setelah situasi mulai mereda, sejumlah napi mondar-mandi di luar ruang tahanan namun masih di lingkungan lapas. Mereka berkelompok dan menonton bekas-bekas kerusuhan.
Pada kondisi itu, tidak terlihat petugas lapas. "Kami manusia bukan binatang. Jadi perlakukan kami seperti manusia jangan seperti binatang," teriak salah seorang napi.
Juru bicara Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Utara, Josua Ginting membenarkan adanya insiden di Lapas Narkotika Langkat. "Informasi yang kami terima seperti itu," kata Josua.
Tentang penyebab kerusuhan, Josua mengaku masih menurunkan tim ke lokasi kejadian.
"Untuk penyebab kejadian tunggu ya. Tim masih menuju ke sana. Kalau sudah dapat segera kita kabari," katanya.
Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto memastikan sudah menginstruksikan kepada jajaran kepolisian mulai tingkat polres hingga polsek untuk melakukan sweeping.
"Kita sudah perintahkan untuk melakukan razia di jalan dan perbatasan. Ini melibatkan personel polsek dan polres," kata Agus Andrianto, Kamis (16/5/2019).
Kapolda juga sudah berkordinasi dengan Lapas Narkotika Langkat terkait data napi yang melarikan diri. "Semua data napi sudah kami pegang dan disebarkan ke para anggota polisi untuk mengantisipasi dan memperhatikan para pengguna jalan lintas dan jalan-jalan yang tidak jauh dari Lapas Hinai," ujarnya.
Agus pun mengultimatum para napi yang kabur agar secepatnya menyerahkan diri daripada menyesal di kemudian hari.
"Kita akan kerjasama mencari ratusan warga binaan yang kabur. Serahkan diri lebih baik daripada ditangkap polisi karena bisa lebih sakit," tegas jenderal bintang dua tersebut.
Agus pun memberikan imbauan kepada para napi secara umum untuk menjalani masa hukuman di lapas ataupun rutan sesuai aturan.
"Lari bukan menyelesaikan masalah, malah menambah masalah baru," imbuhnya.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes menambahkan, begitu mendapat informasi tentang kaburnya napi Lapas Narkota Langkat, pihak Polda Sumut langsung berkoordinasi dengan jajaran polres dan polsek untuk melakukan razia di jalan.
"Perhatikan para pengemudi dan penumpang mobil, truk dan sepeda motor. Mungkin para tahanan ada di situ," ujar mantan Wakapolrestabes Medan, ini.