Pilpres 2019

Pekan Depan Kubu 02 Laporkan Dugaan Kecurangan TSM ke Bawaslu, Niatnya Agar 01 Didiskualifikasi

Menurut Andre Rosiade, keputusan tersebut menunjukkan bahwa KPU selama ini bermasalah.

(KOMPAS.com/Devina Halim)
Wakil Sekjen Partai Gerindra Andre Rosiade saat menemui wartawan setelah acara diskusi di Gedung KOMINFO, Jakarta Pusat, Selasa (14/8/2018). 

Ia juga menyebut pembuktian data di KPU sebagai solusi terbaik mengatasi polemik terkait dugaan kecurangan.

"Kalau mereka bisa buktikan ke KPU data mereka benar, enggak perlu sampai ke Mahkamah Konstitusi (MK)," ucap Arya Sinulingga.

Arya Sinulingga juga menyayangkan sikap BPN yang justru membuka data sendiri tanpa didasari bukti-bukti kuat soal dugaan kecurangan.

Hasil Rekapitulasi Suara Tingkat Nasional di 26 Provinsi, Prabowo-Sandi Unggul di 10 Daerah

Arya Sinulingga juga menyindiri BPN yang hingga kini masih merahasiakan war room tempat penghitungan C1.

"War room mereka di mana? Pindah-pindah katanya, takut disadap. Itu sistem gampang banget. Cuma tambah-tambah kok takut di-hack," tuturnya.

"Kan ini bukan sesuatu yang luar biasa programnya. TPS satu tambah TPS dua tambah TPS tiga, anak saya yang SD juga tahu bos," sambungnya.

Fahri Hamzah: Makar Pakai Senjata, Enggak Pakai Mulut

Meski begitu, Arya Sinulingga tak permasalahkan hal itu. Namun, secara tegas Arya Sinulingga menantang BPN Prabowo-Sandi untuk menjabarkan data C1 secara terbuka di KPU.

"Ngapain pusing kok dihack, hack dari mana? Hack dari Hong Kong? Makanya saya bilang ini mahluk atau bukan. Kapan aja bos, KPU panggil, buka C1-nya," tegas Arya Sinulingga.

Arya Sinulingga juga menanggapi sikap BPN Prabowo-Sandi yang menolak hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, namun tetap menerima hasil Pemilihan Legislatif (Pileg).

‎Wiranto Balas Tudingan OSO Soal Kegagalan Partai Hanura ke DPR, Katanya Kesalahan Dia Cuma Satu

Menurut Arya Sinulingga, sikap BPN itu perlu dipertanyakan lebih jauh. Sebab, Pilpres dan Pileg diselenggarakan bersamaan.

Arya Sinulingga juga menyebut saksi koalisi Adil Makmur pun masih berada di Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat perhitungan Pilpres dan Pileg.

"Ya makanya itu. Ini makhluk apa bukan, saya bingung, kenapa? Di TPS tersebut ada saksi partai-partai mereka. Saksi mereka di samping mengawal suara legislatif juga mengawal suara pilpres," papar Arya Sinulingga.

Lebaran Semakin Dekat, Ini Tips Memilih Jasa Layanan Home Care

"Masa enggak dikawal mereka suara pilpresnya? Kan enggak mungkin yang namanya Gerindra, PKS, PAN tidak mengawal suara pilpresnya," tambahnya.

"Kenapa yang satu mereka akui, yang satu enggak mereka akui? Intinya mereka pengecut," ucap Arya Sinulingga. (Taufik Ismail/Danang Triatmojo)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved