Pemilu 2019
IDI: Kelelahan Jadi Pemicu Kematian Mendadak Bukan Penyebab Kematian
Hampir 500-an petugas KPPS yang meninggal dunia hingga saat ini, membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkaji secara ke llmuan kedokteran.
Penulis: Joko Supriyanto |
MENTENG, WARTAKOTALIVE.COM -- Meninggalkannya anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada pemilu serentak 2019 menuai polemik dari berbagai pihak.
Bahkan beberapa diantaranya meminta untuk mengusut atas kematian petugas KPPS tersebut.
Hampir 500-an petugas KPPS yang meninggal dunia hingga saat ini, membuat Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkaji secara ke llmuan kedokteran.
Dimana banyak masyatakat mengklaim jika kelelahan menjadi faktor utama petugas KPPS meninggal dunia.
Menurut, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Muhammad Faqih jika sebab kematian mendadak dan jumlah kesakitan yang cukup banyak serta waktu yang cukup singkat bukan disebabkan karena kelelahan.
"IDI berpendapat jika kelelahan bukan penyebab langsung kematian mendadak namun menjadi salah satu faktor pemicu sebab kematian," kata Daeng dalam diskusi 'Membedah Persoalan Kematian Mendadak Petugas Pemilu dari Perspektif Keilmuan' di Kawasan Menteng, Senin (13/5/2019).
Menurut Daeng atas kondisi seperti ini dalam perspektif keilmuan dan kemanusiaan seharusnya didalami dan diteliti secara serius independen.
Bahkan totalitas dan mobilitas di rumah sakit menjadi audit yang kridebel dan independen khususnya untuk pekerja pemilu baik yang sakit maupun meninggal dunia.
Bila ada anggota masyarakat yang merasa adanya kematian yang tidak wajar dapat segera disampaikan ke pihak berwenang untuk dilakukan investigasi.
Terkait kepentingan penelitian dapat memungkinkan dilakukan bedah mayat klinis sesuai pasal 119 UU Kesehatan.
"IDI siap membantu seluruh pihak yang berwenang dan bertanggung jawab untuk melakukan investigasi yang objektif berbasis keilmuan. Dokter dapat membantu sepenuhnya secara maksimal kepada yang sakit dalam rangka melakukan investigasi," ujarnya.
Sementara itu Pakar kedokteran ilmu penyakit dalam, Zubairi Djoerban, menjelaskan mengenai kematian mendadak (Sudden Death).
Kematian ini bukan karena pembunuhan, dan kecelakaan, melainkan kematian yang tidak ditemukan tanda penyakit.
"Penyebabkan kemungkinan jaring berhenti, stoker, atau kelelahan stres. Ini sebagai pencetus kematian mendadak. Jadi artinya orang muda atau olahragawan pun bisa meninggal. Jadi harus berfikir banyak kenapa bisa terjadi. Pemicunya kelelahan ataupun dehidrasi," katanya.
Untuk itu kejelasan akan kematian ini sangat perlu ditelusuri karena memicu polemik hingga munculnya hoax yang justru membuat orang memiliki opini lan.
Meski begitu penyebab kematian dapat dicegah dengan melengkapi data data kesehatan sebelum melakukan pekerjaan.
"Kita perlu data yang sakit dan meninggal dunia. Data itu penting dan perlu untuk pencegahan dan mengobati yang sakit, dan bisa menepis hoaks. Dan Penyebab kematian ini bisa dicegah. Namun penyebab kematian perlu dilengkapi dengan data faktor kesehatan sebelum bekerja," ucapnya. (JOS)