Pembangunan Flyover
Dinas BMSDA Bekasi Targetkan Dua Flyover Rampung Akhir 2019
Pengerjaan kontruksi jembatan diproyeksi memakan waktu tujuh hingga delapan bulan, sehingga akhir 2019 proyek tersebut sudah bisa dinikmati warga.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
BEKASI, WARTAKOTALIVE.COM -- Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Kota Bekasi sedang menanti dana kemitraan dari DKI Jakarta untuk membangun jembatan layang atau flyover Cipendawa dan Rawapanjang di wilayah setempat.
Pengerjaan kontruksi jembatan diproyeksi memakan waktu tujuh hingga delapan bulan, sehingga akhir 2019 proyek tersebut sudah bisa dinikmati warga.
"Mudah-mudahan akhir tahun selesai, sehingga awal tahun sudah bisa berfungsi optimal," kata Kepala Seksi Pengembangan Jalan dan Jembatan pada Dinas BMSDA Kota Bekasi, Idi Susanto pada Selasa (7/5).
Idi menjelaskan, kebutuhan dana untuk flyover Cipendawa lebih besar karena kontruksi itu cukup panjang.
Jalan layang tersebut diperkirakan mencapai 830 meter, sedangkan girder box baru terpasang 150 meter.
Sedangkan untuk fly over Rawapanjang, kata dia, kebutuhan kontruksi jalan layang hanya sekitar 350 meter menghubungkan jalan Ahmad Yani dengan Jalan Siliwangi.
Sejauh ini, balok gelagar yang terpasang sekitar 100 meter berada di Jalan Ahmad Yani.
"Kalau pengerjaan sisa seperti taman dan pedestrian rencananya akan menggunakan APBD Kota Bekasi," ujarnya.
Kepala Bidang Bina Marga pada BMSDA Kota Bekasi Widayat Subroto menambahkan, flyover Rawapanjang akan menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan Jalan Raya Narogong.
Sementara flyover Cipendawa dibangun untuk mengurai kepadatan kendaraan di persimpangan jalan tersebut.
Nantinya, para pengendara yang datang dari Jalan Ahmad Yani bisa tetap melaju tanpa harus berhenti di persimpangan lampu lalu lintas di.
"Flyover Rawapanjang dibikin satu arah dari Ahmad Yani menuju Narogong, sedangkan flyover Cipendawa dibikin dua arah untuk ke Bekasi dan Bantargebang," jelasnya.
Menurut dia, keberadaan jembatan layang tersebut merupakan hal yang mendesak karena untuk mengurai kepadatan kendaraan yang selama ini terjadi.
DKI turut membantu pembangunan jembatan ini karena bisa dimanfaatkan untuk mempermuda laju kendaraan truk sampah mereka dari Gerbang Tol Bekasi Barat maupun Gerbang Tol Jatiasih menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Dia tidak memungkiri, setiap penataan infrastruktur di jalan raya pasti memiliki dampak pada lalu lintas.
Karena itu, dia meminta kepada masyarakat untuk mencari jalan alternatif lain untuk menghindari kemacetan akibat adanya pembangunan jalan.
Namun hal ini hanya dirasakan sementara waktu sementara bila jembatan ini selesai dibangun, masyarakat akan merasakan dampak positifnya.
"Persimpangan yang awalnya sering dilanda kemacetan, nanti akan terurai dengan kehadiran jembatan ini," ujarnya. (faf)