Wacana Soekarno dan Jokowi, Ini Tanda-Tanda Ibu Kota Indonesia Bakal Dipindah Ke Kota Palangkaraya

Wacana Ibu Kota Indonesia dipindah ke Luar Jawa atau Ibu Kota Indonesia dipindah ke Kota Palangkaraya ada sejak zaman Soekarno, ini respon Jokowi.

Editor: PanjiBaskhara
istimewa
Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi dan Presiden Pertama RI Soekarno (Kolase Bangka Pos) 

ADANYA wacana Ibu Kota Indonesia dipindah ke Luar Jawa atau Ibu Kota Indonesia dipindah ke Kota Palangkaraya masih tanda tanya.

Diketahui, soal wacana pemindahan Ibu Kota Indonesia tersebut sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden pertama RI Soekarno, yakni Ibu Kota Indonesia dipindah Kota Palangkaraya.

Bahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi sebut Ibu Kota Indonesia bakal dipindah ke Luar Jawa.

Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke luar Jawa pernah dilontarkan oleh Presiden Soekarno saat masih menjabat.

Lembaga Sosial di Bekasi Salurkan Bantuan Korban Gempa Lampung

Jelang Ramadan 2019, Harga Telur dan Bawang Putih Sudah Mulai Merangkak Naik

Trio Macan Sambut Ramadan Dengan Merilis Single Religi Anugerah

Jejak wacana Presiden Soekarno memiliki wacana pemindahan ibu kota ke Luar Jawa, tersimpan pada Tugu Soekarno.

Di sinilah tempat diletakkannya tiang sebagai batu pertama pembangunan Kota Palangkaraya, yaitu pada 17 Juli 1957.

Batu tersebut diletakkan, tak lain tak bukan, oleh Presiden Soekarno.

Tugu yang juga merupakan Tugu Peringatan Provinsi Kalteng ini berada tak jauh dari Bundaran Besar sebagai pusat kota.

Dewi Perssik Ogah Damai dengan Rosa Meldianti

Ada Tawaran dari Perusahaan Rintisn untuk Mempermudah Bisnis Online

Alberto Goncalves Mengaku Bosan, Madura United Latihan Terus Tapi Tak Bertanding

Presiden Soekarno
Presiden Soekarno (Istimewa)

Tepatnya berada di Jalan S Parman, di sisi Sungai Kahayan yang merupakan sungai terbesar di Kalimantan Tengah.

Tugu ini memiliki ikatan sejarah dengan proklamator Soekarno seperti dijabarkan dalam buku berjudul ”Soekarno dan Desain Rencana Ibu Kota RI di Palangkaraya”.

Pada tahun pembuatannya, Sang Proklamator telah menggagas pemindahan ibu kota Indonesia ke kota ini.

Anda yang baru pertama kali melancong ke Palangkaraya wajib mengunjungi destinasi ini.

Ini Daftar Kecanggihan Bus Listrik China Calon Transjakarta, Cocok Untuk Milenial, Anies Sudah Coba

VIDEO: Ratusan Anak dan Remaja Kompak Menari Topeng Samba di Taman Ayodya

Teman Facebook Jemput dengan Motor, Sebelum Merampok Cewek Sumedang dan Membuang ke Jurang

Bangunan inilah yang mengisahkan sejarah berdirinya Kota Palangkaraya.

Tugu ini memiliki 17 pancang yang menandakan tanggal berdirinya, dengan tiang utama setinggi sekitar enam meter sebagai monumrnnya.

Di bawahnya tertulis pahatan pembangunan pertama Kota Palangkaraya.

Tugu ini didesain sebagai taman di tengah kota.

Gede Pangrango Ultra Marathon (GPUM) Kembali Digelar Pada 27-28 April 2019

Kekompakan Ratusan Penari dalam Membawakan Tari Topeng Samba di Taman Ayodya

Dikabarkan Tidak Lolos Jadi Anggota DPR RI, Budiman Sudjatmiko Akui Lebih Fokus Pilpres

Pepohonan rindang dan tempat duduk berbentuk tribun yang mengelilingi tugu membuat wisatawan betah berlama-lama di sini.

Selain itu, letaknya yang berada di sisi sungai terbesar di Kalimantan Tengah membuat taman kota ini menjadi salah satu spot terbaik menikmati senja di tepi Sungai Kahayan dengan pemandangan Jembatan Kahayan.

Pada sore hari, Anda bisa memandangi indahnya matahari terbenam di belakang Jembatan Kahayan.

Sedangkan di malam hari, indahnya Sungai Kahayan semakin nampak dari hiasan lampu warna-warni yang terpendar dari jembatan tersebut.

Pelunasan Biaya Haji Tahap II Dibuka Senin 29 April dan Ditutup 10 Mei 2019

Tanggapi Cuitan Mahfud MD, Karni Ilyas Protes: PRRI Tidak Ada Hubungan dengan Islam Garis Keras

Ini Catatan Untuk Calon Penonton dan Penggemar Konser Ed Sheeran di Stadion Utama Gelora Bung Karno

Presiden Jokowi putuskan pindahkan ibu kota

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota ke luar pulau Jawa.

Hal itu diputuskan Jokowi dalam rapat terbatas terkait pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, awalnya dalam rapat itu ada tiga alternatif yang ditawarkan ke Jokowi.

Nikita Mirzani Melahirkan, Tiga Bagian Tubuh Anaknya Disebut Mirip 3 Pria Ini, Bukan Dipo Latief

Lima Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Olahraga Aman Saat Mengandung Buah Hati

Mahasiswi PG PAUD Tewas Setelah Terperosok di Lubang Lantai Gedung Kampus FKIP Universitas Lampung

Pertama, Ibu Kota tetap di Jakarta tetapi daerah seputaran Istana dan Monas dibuat khusus untuk kantor-kantor pemerintahan, kementerian, dan lembaga.

Sehingga seluruh kawasan pemerintahan berada di satu tempat dan itu menciptakan efisiensi di dalam tugas koordinasi pemerintah.

Alternatif kedua, pusat pemerintahan pindah ke luar Jakarta, tetapi masih dalam radius sekitar 50-70 km dari Jakarta.

Alternatif ketiga adalah memindahkan Ibu Kota ke luar pulau Jawa, khususnya mengarah kepada kawasan tmur Indonesia.

Capres Joko Widodo menunjukkan tinta di jari setelah menggunakan hak pilihnya di TPS 008, Gambir, Jakarta, Rabu (17/4/2019).
Capres Joko Widodo menunjukkan tinta di jari setelah menggunakan hak pilihnya di TPS 008, Gambir, Jakarta, Rabu (17/4/2019). (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

"Dalam rapat tadi diputuskan, Presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan Ibu Kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu putusan penting yang dilahirkan hari ini," kata Bambang.

Menurut Bambang, keputusan Jokowi itu diambil dengan mempertimbangkan agar Indonesia tidak Jawa sentris.

Diharapkan nantinya pertumbuhan ekonomi bisa merata di setiap wilayah.

Kendati demikian, pemerintah belum memutuskan daerah mana yang akan dipilih menjadi Ibu Kota baru.

Bambang mengatakan, untuk memutuskan lokasi ini masih dibutuhkan pembahasan yang panjang.

"Dan tentunya akan dilanjutkan dengan ratas berikutnya yang akan bicara lebih teknis, bicara design, dan bicara mengenai masterplan dari kota itu sendiri," kata dia.

Terminal Bandara Baru

Wacana Palangkaraya akan menjadi ibu kota negara sempat ramai menjadi perbincangan publik.

Meski begitu, Gubernur Kalimantan Tengah Suhianto Sabran menyatakan kesiapan Palangkaraya selaku ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah menjadi ibu kota Indonesia di masa mendatang.

‎Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Palangkaraya merupakan salah satu wilayah yang akan terus berkembang termasuk bandaranya.

Terlebih dengan adanya rencana Palangkaraya bakal menjadi ibu kota negara.

Sehingga disiapkan bandara yang cukup besar yang bisa menampung 4,5 juta orang.

"Kalau selama ini di tempat lain, apalagi ada rencana menjadi ibu kota negara. Kita siapkan bandara ini cukup besar untuk kapasitas 4-4,5 juta orang. Jadi 5 tahun ke depan bandara ini tetap eksis," ungkap Budi Karya di Bandara Tjilik Riwut‎, Senin (8/4/2019).

Dia menambahkan pembangunan terminal baru juga sebagai antisipasi pertumbuhan yang bakal maju di Palangkaraya.

Saat ini, menurut Budi Karya, jumlah penumpang baru 1 juta.

Ia meyakini dua tahun ‎mendatang bisa menjadi tiga juta.

"Diharapkan penduduk Kalsel bisa kemana-mana menggunakan bandara ini," tambahnya.

Terpisah, dikonfirmasi kepada Presiden Jokowi soal apakah pembangunan terminal baru Bandara Tjilik Riwuti dimaksudkan sebagai persiapan Palangkaraya sebagai ibu kota negara? 

Jokowi menyatakan hal itu belum diputuskan.

"Belum diputuskan, sudah ada kajian tapi belum diputuskan," ujar Jokowi.

Harapan Jokowi

Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) diresmikan Presiden Jokowi, Senin (8/4/2019) sore.

Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan membunyikan sirene yang dilakukan Jokowi didamping ‎Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Gubernur Provinsi Kalimantan, H Sugianto Sabran.

Hadir pula Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Anang Revandoko, Pangdam XII/Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Herman Asaribab, Wali Kota Palangkaraya, dan jajaran Forkopimda.

Usai peresmian, Jokowi berharap terminal baru Bandara Tjilik Riwut bisa jadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah.

Hal tersebut terlihat dari peningkatan jumlah penumpang dan kargo.

"Hampir 4,5 tahun telah diselesaikan ini menyangkut anggaran kurang lebih 700 miliar yang kemudian dibebankan dianggarkan APBN kita. Artinya terminal yang saat ini, 6 kali lipat lebih besar, jadi diharapkan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di Kalteng," ungkap Jokowi.

Untuk diketahui, terminal baru Bandara Rjilik Riwut memiliki luas 29.124 meter persegi dan mampu menampung 2.200 orang per hari.

Dimana sebelumnya, terminal lama seluas 3.865 meter persegi hanya bisa menampung 600 orang per hari.

Maskapai yang saat ini melayani penumpang di Bandara Tjilik Riwut yakni Garuda Indonesia, Citilink, Batik Air, Lion Air, Wings Air, dan Transusa dengan total 34 pergerakan pesawat.

Hadirnya terminal baru diharapkan bisa menyerap aspirasi masyarakat utamanya soal penambahan rute penerbangan dari dan menuju Kalimantan Tengah.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut‎ dan Wacana Ibu Kota Negara di Palangkaraya, Ini Respons Jokowi" dan di Tribunjateng.com dengan judul "Ibu Kota RI Pindah ke Luar Jawa, Apakah ke Palangkaraya Seperti Gagasan Soekarno?"

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved