Pemilu 2019
UPDATE Pemilu: Jumlah Petugas KPPS Meninggal Bertambah Jadi 90 Orang
Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia bertambah menjadi 90 orang.
Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia bertambah menjadi 90 orang.
KOMISI Pemilihan Umum (KPU) mencatat juga, sebanyak 374 petugas KPPS sakit.
"Terkait dengan jumlah sementara sampai pukul 15.00, jumlah update KPPS yang tertimpa musibah 90 orang meninggal dunia, kemudian 374 orang sakit bervariasi," kata Ketua KPU Arief Budiman di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2019).
Jumlah tersebut tersebar di 19 provinsi di Indonesia.
Para petugas yang meninggal dunia maupun sakit ini diduga kelelahan usai bertugas melakukan penghitungan dan rekapitulasi suara pemilu.
• UPDATE Terbaru Real Count KPU, Jokowi-Maruf Tadinya Kalah di Provinsi Ini, Sekarang Berbalik Unggul
• 3 Alasan Prabowo-Sandi Sulit Susul Perolehan Suara Jokowi-Maruf di Pilpres 2019
• Setelah Erin Taulany, Kini Muncul Suami Artis Rey Utami Sebut Prabowo Ada Gangguan Kejiwaan
Menurut Arief, pihaknya bakal memberi santunan kepada para korban, baik yang meninggal dunia maupun sakit.
Rencana santunan tersebut masih akan dibahas KPU bersama pihak Kementerian Keuangan, Selasa (23/4/2019).
"KPU sudah membahas secara internal terkait santunan yang akan diberikan ke KPPS, dengan memperhitungkan regulasi BPJS. Besok Sekjen akan bertemu dengan para pejabat Kemenkeu kami usulkan dalam pembahasan," ujar Arief. (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Jumlah Petugas KPPS Meninggal Bertambah Jadi 90 Orang
Tuntaskan Penghitungan Suara Pemilu Serentak, KPPS Kerja Sampai Subuh
Pelaksanaan Pilpres dan Pileg serentak 17 April 2019 memang membuat Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) bekerja sampai Kamis (18/4/2019) dini hari.
Di Jember, sejumlah KPPS ada yang meninggalkan TPS antara pukul 03.00 - 04.00 Wib.
Sementara proses penghitungan surat suara rata-rata selesai pukul 24.00 Wib. Setelahnya dilanjutkan dengan pengisian hasil ke aneka formulir salinan.
Di TPS 20 Kelurahan Tegalbesar, Kecamatan Kaliwates misalnya, selesai penghitungan pukul 00.00 Wib. Pukul 01.00 Wib, hasil keseluruhan dibawa ke Kantor Kelurahan.
Sedangkan di TPS 04 Kelurahan Sumbersari Kecamatan Sumbersari, penghitungan selesai pukul 23.00 Wib.
"Jam 11 malam penghitungan selesai. Lama itu ngisi salinan-salinan itu. Sekitar jam 2 dini hari semua logistik dikirim ke kantor kelurahan," kata Iwan Budianto, KPPS TPS 04 Sumbersari, Kamis (18/4/2019).
Sementara di TPS 02 Kelurahan Tegalgede Kecamatan Sumbersari, semua pekerjaan rampung pukul 03.00 Wib, dan logistik langsung digeser ke kantor kelurahan.
"Selesai jam 3 pagi tadi," ujar Ketua KPPS TPS 02 Tegalgede, M Syaifudin kepada Surya, Kamis (18/4/2019).
Penghitungan surat suara yang membutuhkan waktu cukup lama adalah penghitungan untuk DPRD Kabupaten dan DPR RI.
Sedangkan untuk penghitungan hasil Pilpres terbilang cepat di rata-rata TPS.
Komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi menegaskan sampai Kamis (18/4/2019) pagi, seluruh KPPS di Kabupaten Jember sudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Setelah selesai penghitungan, semua hasil dari TPS digeser ke PPS di kelurahan. Siang rata-rata sudah bergeser ke kantor PPK di kecamatan," ujar Hanafi.
Seperti di Kecamatan Sumbersari, Kamis (18/4/2019) siang, logistik dari TPS sudah dikirimkan ke Sekretariat PPK di Kantor Kecamatan Sumbersari.
Hanafi menambahkan, rekapitulasi suara di tingkat kecamatan akan mulai dilakukan, Sabtu (20/4/2019) nanti.
17 April kemarin, rakyat Indonesia mengikuti Pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden, serta anggota legislatif.
Pemilih mendapatkan lima jenis surat suara.
Kelima jenis surat suara yang telah dicoblos itulah yang harus bergantian dihitung oleh KPPS.
Pada Pemilu 2014, pelaksanaan Pilpres dan Pileg tidak bersamaan.
Dalam sejarah Pemilu Indonesia, KPPS paling banyak hanya menghitung empat jenis surat suara.
Dalam Pemilu 2019 ini menjadi lima jenis surat suara yakni Presiden - Wakil Presiden, DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten, dan DPD RI
12 Petugas KPPS di Jabar Meninggal, KPU Ungkap Penyebabnya
Sebanyak 12 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) di Jawa Barat meninggal dunia.
Ketua Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Provinsi Jawa Barat Rifqi Alimubarok mengatakan, terlalu lamanya waktu penghitungan jadi sebab utama kejadian itu.
Rifqi menjelaskan, para petugas KPPS kelelahan lantaran rata-rata penghitungan suara baru selesai pukul 05.00 pagi.
Apalagi para petugas sebelumnya mesti begadang untuk menyiapkan TPS dan logistik.
"Berdasarkan hasil pantauan di lapangan rata-rata itu selesai jam 5 pagi, bahkan ada yang berlanjut sampai jam 12 siang. Karena belum selesai menyalin hasil formulir yang cukup banyak. Dan itu kan tanpa jeda, apalagi kemudian mereka kebanyakan mempersiapkan TPS di H-1 jadi, otomatis kan kelelahan," ungkap Rifqi saat ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Sabtu (20/4/2019).
Selain itu, kata Rifqi, banyak juga petugas yang terbaring sakit setelah pemungutan suara.
Hingga saat ini, ia masih melakukan pendataan terkait hal itu.
"Kan ada lima jenis pemilihan, berarti lima jenis formulir C1. Itu banyak itemnya hampir 20-30 lembar. Kali saksi 16 partai, kali DPD, tambah pengawas TPS untuk Bawaslu. jadi Kalau komplit semua misalkan ada 50 set manual," tambah Rifqi.
Ia menjelaskan, proses rekruitmen petugas telah dilakukan sesuai prosedur.
Hanya, banyak warga yang enggan menjadi petugas KPPS lantaran honor yang tak sebanding.
"Problem kita banyak yang siap jadi KPPS secara persyaratan, memenuhi. Tapi tidak banyak yang mau. Maka kemudian yang sekarang di TPS itu adalah yang siap dan mau. Itu sangat luar biasa kesukarelaannya dengan honor tidak seberapa tapi mereka kerja full," tuturnya.
Disinggung soal santunan, Rifqi mengaku KPU Jabar tak memiliki anggaran untuk itu.
Sebab itu, ia pun meminta bantuan dari Pemprov Jabar agar memberikan uang bantuan bagi para keluarga yang ditinggalkan.
"Itu agak susah, itu kan tidak mengenal santunan. Bahkan tadi kita sudah koordinasi dengan pemerintah provinsi, akhirnya kita upayakan ada santunan. Jadi selesai semua proses pemilu, kita akan mendata semua yang kena musibah meninggal, baik di tingakt TPS, kelurahan atau kecamatan," jelasnya.
Ketua KPU: Kalau Kerja Jam Kantoran Pemilu Enggak Selesai
Ketua KPU Arief Budiman mengatakan, pihaknya bakal mengevaluasi sistem pemilu serentak 2019.
Hal ini dilakukan setelah banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia saat menjalankan tugasnya.
Para petugas mengalami kelelahan akibat proses penghitungan dan distribusi suara yang cukup lama.
"Ya nanti kita evaluasi," ujar Arief Budiman di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019).
Arief Budiman mengakui tugas yang dijalankan oleh petugas KPPS sangat berat.
Beban kerja yang berat, menurutnya, membuat banyak petugas KPPS kelelahan.
"Memang pekerjaannya berat, memang pekerjaannya banyak, maka ya orang sangat mungkin kelelahan dalam menjalankan tugas," tutur Arief Budiman.
Namun, dirinya mengakui sangat dilematis jika jam kerja petugas KPPS disesuaikan seperti jam kerja normal.
Sebab, penyelenggaraan pemilu membutuhkan waktu kerja di luar jam kerja.
"Kalau dibikin kerjanya seperti kerja normal kantoran masuk jam 08.00 pagi pulang jam 04.00 sore, bisa enggak selesai pemilunya. Memang kerja penyelenggara Pemilu itu kerjanya overtime," jelas Arief Budiman.
"Makanya ketika kami memilih itu, memang nyari orang-orang yang sehat fisiknya, sehat mentalnya. Karena sehat fisiknya saja juga berisiko kalau orang ditekan kanan kiri gampang down, enggak bisa," papar Arief Budiman.
Sebagian artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul VIDEO Detik-detik Ketua KPPS di Sleman Gantung Diri, Diduga Bukan Karena Masalah Perhitungan Suara. (Putra Dewangga Candra Seta)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul: Petugas Pemilu-Pilpres Banyak yang Meninggal, Ketua KPPS Sleman Bunuh Diri Begini Kronologinya
***
• Asmara Abigail Tampil Nyaman Tanpa Busana Demi Tuntutan Film Sekte
• Penyanyi Aaliyah Massaid Akui Dul Jaelani Teman yang Baik dan Asyik
• Aktris Syifa Hadju Bantah Pacaran dengan Rizky Nazar, Ini Alasannya Tepis Gosip
• Film Ini Digarap Bareng Arwah Perempuan Muda yang Tewas Secara Tragis Seabad Lalu
• Anies Baswedan Hapus Kebijakan Ahok, Rumah dan Bangunan di Bawah Rp 1 Miliar Bakal Kena Pajak
• Kemungkinan Sandiaga Balik Jadi Wagub DKI, Anies Baswedan: Itu Jebakan
• Simak Pidato Ahok BTP Akui Kekalahan Usai Quick Count Pilkada DKI 2017, Beda Dengan Prabowo
• Bukan Prabowo, Ini Sosok yang Bakal Jemput Rizieq Shihab Agar Bisa Rayakan Lebaran di Indonesia
• Ustadz Yusuf Mansur Dapat Komentar dari Warganet Beda Pilihan dengan UAS dan Aa Gym
• FOTO VIRAL Hotman Paris Pasang Foto Jadul Jokowi-Megawati Jadi Presiden Lagi, Nasib Orang Siapa Tahu
• 3 Alasan Prabowo-Sandi Sulit Susul Perolehan Suara Jokowi-Maruf di Pilpres 2019
• UPDATE REAL COUNT KPU Pagi Ini: Data Masuk 18 %, KH Maruf Amin Kalah di Kampung Sendiri
• UPDATE Real Count KPU Pukul 21.15, Tadinya Kalah, Jokowi-Maruf Susul Suara Prabowo di 2 Provinsi Ini