Pemilu 2019
Kursinya Mau Direbut M Taufik, Ketua DPRD Pras Bilang Gerindra Aja Kalah Sama PKS
"Suara Gerindra aja masih kalah sama PKS. Masih banyakan PKS, mau ngegeser," ujar Prasetyo di gedung DPRD DKI, Senin (22/4/2019).
Namun, kabar mengejutkan datang dari Gerindra. Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta M Taufik juga mendatangi Rumah Dinas Prasetyo pada pertengahan Oktober 2018.
Taufik mengaku kedatangannya untuk bersilaturahmi ke Prasetyo karena dirinya akan maju juga sebagai Cawagub DKI.
"Saya sowan lah ke Pak Ketua (Pras), kan Gerindra mencalonkan saya sebagai Cawagub. Jadi saya silaturahmi ke Ketua dan saya kira Ketua sangat terbuka, yang penting dia bilang sesuai aturan saja," ujar Taufik, Selasa (16/10/2018).
Pernyataan Taufik membuat hubungan kedua partai ini sempat memanas. Sebab, PKS beranggapan bahwa pendamping Anies Baswedan adalah jatah partainya, sebab pada Pilpres 2019 sudah diisi oleh Gerindra.
Presiden PKS pun turun tangan dan segera menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, untuk meminta Taufik mengurungkan niatnya dan menyetujui serta menandatangani surat keputusan Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu yang akan maju menuju DKI 2.
"Kita sudah sampaikan ke Pak Prabowo dua nama itu, dan beliau katakan akan meminta Saudara Taufik dan DPD Gerindra untuk tanda tangan," ujar Sohibul Iman, Senin (29/10/2018).
Setelah Taufik mengalah, awal November 2019, PKS dengan sigap langsung menemui Anies Baswedan, untuk membicarakan pencalonan wagub.
Ketua Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi lah yang menemui Anies Baswedan untuk menyampaikan nama-nama kandidat yang diusung partainya.
"Diskusi detail belum, tapi sudah info aja yang diusung PKS siapa dan seterusnya itu sudah kami sampaikan ke Pak Gubernur," jelas Suhaimi, Minggu (4/11/2018).
Belum legawa posisi tersebut diambil PKS, Gerindra meminta para kandidat Cawagub dites terlebih dahulu. Hal tersebut diungkap Gerindra setelah melakukan pertemuan dengan PKS di Kantor DPD Gerindra DKI pada Senin (5/11/2019).
Gerindra meminta pembentukan tim uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test). Hal itu dilakukan untuk menguji apakah kandidat yang diusung memenuhi kriteria dan pantas mendampingi Anies Baswedan.
Setelah kedua pihak setuju membentuk tim tersebut, lagi-lagi ada permintaan baru dari pihak Gerindra. Taufik meminta PKS siapkan kandidat lebih dari dua untuk menjalani fit and proper test.
"Nama-namanya (kandidat dari PKS) kita minta lebih dari dua. Kalau dua bukan fit and proper, karena yang mau dihasilkan dua," ujar Taufik, Kamis (15/11/2018).
Geram dengan permintaan Taufik, Suhaimi mengatakan fit and proper test tidaklah penting, karena memang jatah PKS untuk mengisi posisi DKI 2.
Taufik meminta PKS menghargai mekanisme yang telah disepakati bersama untuk melahirkan wagub terbaik.
"Kita juga punya mekanisme, hargai mekanisme kita dong. Secara politik kita sudah hargai PKS. Terus maunya pakai sistem apa? Mau dua langsung? Wah enak bener, kan sudah disepakati ada proper test. Calonnya juga dari dia, bukan dari saya (Gerindra)," beber Taufik, Senin (26/11/2018).
Sempat kukuh hanya mengajukan dua nama, akhirnya PKS mengalah dan menambahkan satu kandidat baru, yaitu Abdurrahman Suhaimi untuk mengikuti fit and proper test.
Namun, Gerindra masih belum puas juga pada jumlah yang diajukan PKS. Sebab, pihaknya berharap PKS menyodorkan minimal empat nama untuk mengikuti fit and proper test.
"Orang kita mintanya lebih dari empat, muncul lah nambah satu (Suhaimi) ya alhamdulillah. Harapan kita tetap empat sampai lima," ujar Wakil Ketua DPD Gerindra Syarif, Kamis (3/1/2019).
Akhirnya, Gerindra dan PKS pun mengadakan fit and proper test yang iikuti oleh Suhaimi, Agung Yulianto, dan Ahmad Syaikhu pada Minggu (27/1/2019) di Hotel Aston Priority, Jakarta Selatan.
Test ini berlangsung sejak pukul 13.00 sampai pukul 20.00 WIB, dengan empat penguji, yakni Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta Syarif, Peneliti LIPI Siti Zuhro, Pakar Kebijakan Publik Eko Prasodjo, dan Pengamat Politik Ubedilah Badrun.
Tak lama setelah tahap pertama selesai, para penguji menggelar focus group discussion (FGD) dengan sejumlah tokoh. FGD tersebut berlangsung di Hotel Aston Priority kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu (3/2/2019).
Ketua Umum DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo mengatakan, FGD dilakukan untuk mendengar masukan-masukan dari para tokoh demi kebaikan Jakarta.
Selain itu, hasil FGD ini bakal dijadikan bahan pertimbangan para panelis untuk menentukan dua dari tiga kandidat Cawagub yang layak maju ke tahap berikutnya.
Mendapat sinyal lampu hijau, Ahmad Syaikhu pun menyambangi rumah dinas Prasetyo Edi Marsudi seperti Agung Yulianto yang telah lebih dahulu.
"Silaturahim biasa aja. Ngobrolin tentang Jakarta," ujar Ahmad Syaikhu, Jumat (15/2/2019).
Pada kesempatan itu, Ahmad Syaikhu juga mengaku membahas perkembangan terkait Cawagub DKI yang saat ini masih dalam tahap proses internal Partai Gerindra dan PKS.
"Ya salah satunya menanyakan bagaimana perkembangan yang ada dalam proses pergantian Wagub," kata Ahmad Syaikhu
Akhirnya proses pemilihan Cawagub sudah hampir menemui titik terang. Kini dua partai pengusung secara resmi telah menandatangani dua nama yang akan direkomendasikan ke Anies Baswedan.
"Suratnya sudah kami tandatangani. Insyaallah surat ini akan disampaikan pada Pak Anies untuk dilanjutkan ke DPRD," jelas Taufik, Jumat (22/2/2019).
Rencananya, surat keputusan ini akan diserahkan ke Anies Baswedan pada Senin (25/2/2019) esok, lalu dilanjutkan ke DPRD untuk dilakukan voting dalam rapat paripurna.
Sayangnya, kedua cawagub masih enggan buka suara.
"Saya secara pribadi pokoknya sebelum penetapan saya no comment dulu. Saya cooling down dulu, biarkan seluruh orang yang melakukan proses penetapan ini melakukan tugasnya dengan baik, " ucap Agung Yulianto kepada Warta Kota, Sabtu (23/2/2019). (*)
(M16)
