Ledakan Bom di Sri Lanka
Ada 8 Ledakan Dalam 1 Hari di Sri Lanka, 156 Orang Tewas dan 500 Orang Terluka, Begini Kata Kemenlu
Ledakan bom di Sri Lanka menarik perhatian dunia, dan jumlah korban ledakan bom di Sri Lanka terkini bertambah menjadi 156 orang dan 500 orang terluka
TRAGEDI ledakan bom di Sri Lanka menarik perhatian dunia, dan jumlah korban ledakan bom di Sri Lanka terkini bertambah menjadi 156 orang dan 500 orang terluka.
Selain itu, ada sebanyak 8 ledakan bom dalam 1 hari di Sri Lanka, dan diketahui pelaku pengeboman di Sri Lanka ini nekat ledakan bom 3 hotel dan 3 gereja di Sri Lanka.
Namun dalam tragedi ledakan bom di Sri Lanka tersebut, pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI pastikan tak terdapat WNI jadi korban ledakan bom di Sri Lanka tersebut.
WartaKotaLive melansir Kompas.com laporan terkini korban tewas dalam serangkaian ledakan bom di Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019) bertambah mejadi 156 orang.
• VIDEO: Cerita Driver Grab Cantik, Digoda Hingga Ditembak Penumpang
• China dan Rusia Semakin Mesra, Rusia dan China Kurangi Pemakaian Dollar AS
• VIDEO: PT KAI Hadirkan Loko Cafe di Stasiun Pasar Senen
Polisi mengatakan, 500 orang juga terluka dalam enam ledakan bom yang hampir bersamaaan mengguncang gereja dan hotel.
Sementara, korban tewas termasuk 35 orang asing.
Diwartakan Daily Mirror, sebanyak tiga gereja dan tiga hotel diguncang ledakan bom.
Hotel tersebut antara lain Kingsbury, Shangri-La, dan Cinnamon Grand, yang semuanya terletak di ibu kota Sri Lanka, Colombo.

Polisi Sri Lanka berdiri di lokasi ledakan pada area restoran mewah Hotel Shangri-La di Colombo pada Minggu (21/4/2019). (AFP/ISHARA S KODIKARA)
Dua gereja yang dilanda ledakan bom selama perayaan Paskah berada di Colombo, dan satu lagi terletak di Negombo.
Sejauh ini, belum ada klaim dari pelaku yang atas ledakan bom tersebut.
BBC melaporkan, pemerintah belum memiliki petunjuk apa pun soal siapa yang berada di balik serangan bom itu.
Badan intelijen negara hanya menduga sebuah organisasi internasional atau keagamaan kemungkinan sebagai dalang dari teror di Hari Paskah tersebut.

Petugas melakukan penjagaan pasca-ledakan yang menimpa Gereja St Anthony di Kochchikade, Kolombo, Minggu (21/4/2019). Jumlah korban tewas dalam ledakan yang menimpa sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka sudah mencapai 52 orang, belum dipastikan penyebab dan pelaku peledakan tersebut.(AFP/ISHARA S KODIKARA)
Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara pernah mengeluarkan peringatan nasional pada 10 hari sebelum serangan bom pada Minggu terjadi.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri telah merencanakan serangan pada gereja-gereja utama.
"Sebuah agen intelijen asing melaporkan, NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja terkemuka dan komisi tinggi India di Colombo," demikian bunyi peringatan itu.
NTJ merupakan kelompok radikal di Sri Lanka yang dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha pada tahun lalu.

Petugas melakukan penjagaan pasca-ledakan yang menimpa Gereja St Anthony di Kochchikade, Kolombo, Minggu (21/4/2019). Jumlah korban tewas dalam ledakan yang menimpa sejumlah gereja dan hotel di Sri Lanka sudah mencapai 52 orang, belum dipastikan penyebab dan pelaku peledakan tersebut.(AFP/ISHARA S KODIKARA)
Rangkaian ledakan Ledakan bom pertama dilaporkan terjadi di Gereja St Anthony's Shrine, sebuah gereja Katolik yang terkenal di Colombo.
Ledakan bom yang mematikan kedua kemudian dikonfirmasi berlangsung di Gereja St Sebastian, sebuah gereja di kota Negombo.
"Serangan bom terjadi di gereja kami, silakan datang dan bantu jika anggota keluarga Anda ada di sana," bunyi unggahan gereja di halaman Facebook.
Segera setelah itu, polisi mengkonfirmasi gereja ketiga di kota Batticaloa telah juga diserang, bersama dengan tiga hotel kelas atas di Colombo.
Sumber rumah sakit mengatakan warga negara Inggris, Belanda dan Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas.
Selain itu, warga Inggris dan Jepang dilaporkan terluka dalam serangan bom itu.
Ada 8 ledakan bom dalam 1 hari di Sri Lanka
Menanggapi serentetan ledakan bom, Kepolisian Sri Lanka akan memberlakukan jam malam di seluruh area mulai Minggu (21/4/2019) pukul 18.00 waktu setempat.
Jam malam itu akan berakhir pada Senin (22/4/2019) pukul 06.00 waktu setempat.
Mulai dari ledakan bom pertama pada pagi hari, serangan teror masih terus berlangsung dengan yang terbaru mengguncang Orugodawatta, Colombo.
Diwartakan kantor berita AFP, serangan terbaru menjadikan total seluruh ledakan bom hingga kini menjadi 8 ledakan dalam satu hari.
Korban tewas pun tercatat semakin bertambah dengan hampir 160 orang kehilangan nyawa dalam ledakan bom yang mengguncang sejumlah hotel dan gereja, yang bertepatan dalam perayaan Paskah.
Laporan sebelumnya menyebutkan, hotel yang diserang antara lain Kingsbury, Shangri-La, dan Cinnamon Grand, yang semuanya terletak di ibu kota Sri Lanka, Colombo.
Dua gereja yang dilanda ledakan bom selama perayaan Paskah berada di Colombo, dan satu lagi terletak di Negombo.
Polisi mengatakan, 500 orang juga terluka dalam enam ledakan bom yang hampir bersamaaan mengguncang gereja dan hotel.
Sementara, korban tewas termasuk 35 orang asing.
Sumber rumah sakit mengatakan warga negara Inggris, Belanda dan Amerika Serikat termasuk di antara yang tewas.
Selain itu, warga Inggris dan Jepang dilaporkan terluka dalam serangan itu.
Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara pernah mengeluarkan peringatan nasional pada 10 hari sebelum serangan bom pada Minggu terjadi.
Menurutnya, pelaku bom bunuh diri telah merencanakan serangan pada gereja-gereja utama.
"Sebuah agen intelijen asing melaporkan, NTJ (National Thowheeth Jama'ath) berencana melakukan serangan bunuh diri menargetkan gereja terkemuka dan komisi tinggi India di Colombo," demikian bunyi peringatan itu.
NTJ merupakan kelompok radikal di Sri Lanka yang dikaitkan dengan vandalisasi patung Buddha pada tahun lalu.
Kemenlu RI pastikan tak ada WNI jadi korban ledakan bom di Sri Lanka
Kementerian Luar Negeri RI memastikan tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam peristiwa ledakan yang terjadi di Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019).
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom Srilanka, seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La.
Namun, Kedutaan Besar RI di Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.
"Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La tidak berada di hotel saat kejadian," ujar Iqbal melalui keterangan tertulis, Minggu sore.
Meski tidak ada WNI yang dilaporkan menjadi korban, KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian.
Pihak KBRI juga berkoordinasi dengan otoritas setempat.
Bagi masyarakat yang membutuhkan informasi dapat menghubungi KBRI Kolombo di nomor +94 77 277 3123.
Pada Minggu pagi, sekitar pukul 09.00 waktu setempat, terjadi sejumlah ledakan di beberapa gereja dan hotel bintang lima di Kolombo, termasuk Hotel Shangri La.
Peristiwa ledakan ini terjadi tepat pada perayaan hari paskah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Korban Tewas Jadi 156 Orang, Pelaku Ledakan Bom di Sri Lanka Masih Misteri", "Teror Terus Terjadi, Hingga Kini Ada 8 Rentetan Ledakan Bom di Sri Lanka" dan "Kemenlu Pastikan Tak Ada Korban WNI dalam Ledakan Bom Sri Lanka"