Operasi Tangkap Tangan
Nusron Wahid Bantah Perintahkan Bowo Sidik Pangarso Siapkan 400 Ribu Amplop Serangan Fajar
POLITIKUS Partai Golkar Nusron Wahid membantah menyuruh Bowo Sidik Pangarso menyiapkan 400 ribu amplop, untuk serangan fajar.
POLITIKUS Partai Golkar Nusron Wahid membantah menyuruh Bowo Sidik Pangarso menyiapkan 400 ribu amplop, untuk serangan fajar.
Sebelumnya, Bowo Sidik Pangarso mengaku diminta Nusron Wahid menyiapkan amplop tersebut.
"Tidak benar," kata Nusron Wahid kepada Tribunnews, Selasa (9/4/2019).
• Lembaga Survei Ini Menangkan Prabowo-Sandi, Pada 2014 Silam Mereka Juga Lakukan Hal yang Sama
Ia mengaku tidak tahu menahu mengenai amplop yang dituduhkan tersebut. Ia juga mengatakan tidak tahu kasus itu.
Sebelumnya, pengacara Bowo Sidik Pangarso, Saut Edward Rajagukguk, menyatakan kliennya mendapat 'perintah' dari Nusron Wahid.
Pernyataan Saut terkait kasus suap yang menjerat Bowo Sidik Pangarso. Bowo Sidik Pangarso menerima suap terkait kerja sama pengangkutan pelayaran.
• Jokowi Pendaki Pertama dari Mapala Fakultas Kehutanan UGM yang Sampai ke Puncak Gunung Kerinci
Yang kemudian uang suap senilai Rp 1,2 miliar dan sejumlah uang gratifikasi setotal Rp 6,5 miliar, disiapkan Bowo Sidik Pangarso untuk kebutuhan serangan fajar di Pemilu 2019.
Uang yang ditotal mencapai Rp 8 miliar itu, dipecah Bowo Sidik Pangarso ke dalam 400 ribu amplop, dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu.
"Amplop mau dibagi ke Jawa Tengah atas perintah pimpinan dia, Pak Nusron Wahid. Pimpinan di pemenangan pemilu. Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) Jateng-Kalimantan. Ini langsung disampaikan Bowo ke penyidik," ungkap Saut di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2019).
• Baca Puisi Ahmad Dhani, Fadli Zon: Rezim Ini Harus Segera Diganti dan Dimusnahkan
Bowo Sidik Pangarso dan Nusron Wahid berada dalam satu wadah partai politik yang sama, yaitu Golkar.
Selain di satu parpol, Bowo Sidik Pangarso dan Nusron Wahid juga maju sebagai anggota calon legislatif (caleg) DPR di daerah pemilihan (dapil) yang sama, yakni Jawa Tengah II.
"Ya karena dia (Bowo Sidik Pangarso) diperintah, ya dia bilang diperintah (oleh Nusron Wahid). (Tujuannya) supaya banyak yang memilih mereka berdua, karena di dapil yang sama," jelas Saut.
• Pemulung di TPA RAwa Kucing Sering Temukan Laptop Hingga Handphone, Paling Susah Kalau Hujan
"Bahkan, katanya 600 ribu yang menyiapkan Nurwo (Nusron Wahid). Pak wahid 600 ribu amplop, Pak Bowo 400 ribu amplop," imbuhnya.
Senada dengan pernyataan Saut, Bowo Sidik Pangarso yang sehabis diperiksa KPK pada Selasa (9/4/2019), juga mengatakan bahwa Nusron Wahid memintanya menyiapkan amplop serangan fajar.
"Nusron meminta saya untuk menyiapkan 400 ribu amplop, untuk menyiapkan itu," ucap Bowo Sidik Pangarso.
• Jokowi Teriak Lawan, Prabowo Gebrak Podium, Andi Arief: Jogja Memang Istimewa
Fakta lainnya dari amplop-amplop serangan fajar Bowo Sidik Pangarso ialah adanya cap jempol di masing-masing amplop.
Bowo Sidik Pangarso adalah kader Golkar, partai pengusung pasangan Jokowi-Maruf Amin.
'Jempol' sendiri adalah simbol yang digunakan pasangan Jokowi-Maruf Amin untuk mengidentifikasi nomor urut 01 dalam pesta demokrasi lima tahunan kali ini.
• Mayat Mrs X di Tol Jagorawi Ternyata Sedang Hamil Tua, Harusnya Sebentar Lagi Melahirkan
Namun, menurut Saut, logo cap jempol itu tidak berkaitan dengan Pemilihan Presiden Jokowi-Maruf Amin.
"Cap jempol memang dibuat karena supaya tahu bahwa amplop ini sampai atau enggak nanti. Sebagai tanda saja," terangnya.
"Enggak ada (terkait Pilpres). Jadi begini, mereka punya pengalaman bahwa amplop itu tidak disampaikan kepada yang bersangkutan. Nah, untuk menghindari itu, dibuat tanda cap jempol," sambung Saut.
• Anies Baswedan Janjikan Kemang Jadi Surga Pejalan Kaki, Warga Protes Wacana Pembatasan Kendaraan
Kata Saut, Bowo Sidik Pangarso menyebut nama Nusron Wahid sebagai bentuk kooperatif kliennya terhadap penyidikan penanganan perkara.
Partai Golkar sendiri telah memberhentikan Bowo Sidik Pangarso dari kepengurusan DPP Partai Golkar.
Di DPP, Bowo Sidik Pangarso sebelumnya duduk sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Tengah I.
• Ada Bekas Injakan di Punggung Mayat Mrs X di Tol Jagorawi
"Golkar telah mengambil langkah-langkah organisasi yang tegas sesuai dengan AD/ART, untuk memberhentikan saudara Bowo Sidik Pangarso sebagai Pengurus DPP Partai Golkar sebagai Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Tengah I, dan jabatan lainnya yang terkait Partai Golkar," kata Sekretaris Jendral Partai Golkar Lodewijk F Paulus, di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (28/3/2019).
Lodewijk menyatakan, posisi yang ditinggalkan Bowo Sidik Pangarso, yakni Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Jawa Tengah I, akan diisi oleh Nusron Wahid.
"Kita tahu di dapil yang bersangkutan ada Ketua pemenangan Pemilu Jawa-Kalimantan Pak Nusron Wahid. Tadi malam Pak Nusron dipanggil Pak Ketum dan diberi arahan, artinya untuk sementara jabatan Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Jateng I akan diambil alih oleh Pak Nusron," bebernya.
• Kuasa Hukum Bilang Kabar Ada Menteri yang Ajak Vanessa Angel Mimican Cuma Gosip Antar Muncikari
Bowo Sidik Pangarso bersama Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti dan pejabat PT Inersia Indung, ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait kerja sama pengangkutan pupuk milik PT Pupuk Indonesia Logistik dengan PT HTK.
Bowo Sidik Pangarso dan Indung sebagai penerima, sedangkan Asty pemberi suap.
Bowo Sidik Pangarso diduga meminta fee dari PT HTK atas biaya angkut. Total fee yang diterima Bowo Sidik Pangarso sebesar USD 2 per metrik ton.
Diduga ia telah terjadi enam kali menerima fee di sejumlah tempat, seperti rumah sakit, hotel, dan Kantor PT HTK sejumlah Rp 221 juta dan USD 85.130. (Taufik Ismail)