Lima Langkah Penanganan Banjir Jakarta Menurut Pengamat, Gubernur DKI Diminta Berani Menggusur
Menurut Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga, normalisasi termasuk dalam lima langkah penanganan banjir Ibu Kota.
MANGKRAKNYA normalisasi Kali Sunter di Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur sejak 2015, dinilai sebagai bukti ketidakseriusan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengatasi banjir.
Sebab, menurut Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga, normalisasi termasuk dalam lima langkah penanganan banjir Ibu Kota.
Lima langkah tersebut adalah regulasi, solusi, relokasi, sosialisasi, dan implementasi.
• Lembaga Survei Ini Menangkan Prabowo-Sandi, Pada 2014 Silam Mereka Juga Lakukan Hal yang Sama
Dalam langkah regulasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, katanya, harus bersikap tegas dalam menetapkan garis sempadan sungai dan danau sesuai di Ibu Kota.
Hal tersebut sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia Nomor 28/PRT/M/2018, tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau.
Dalam peraturan tersebut, dijelaskan garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, disesuaikan dengan kedalaman sungai.
• Jokowi Pendaki Pertama dari Mapala Fakultas Kehutanan UGM yang Sampai ke Puncak Gunung Kerinci
Sungai sedalam tiga meter harus berjarak 10 meter dari tepi kiri dan kanan sungai. Sungai sedalam tiga meter hingga 20 meter harus berjarak 15 meter.
Sedangkan sungai dengan kedalamam lebih dari 20 meter, sepadan harus berjarak 30 meter dari palung atau bibir sungai.
Sementara, sungai yang berada di dalam kawasan perkotaan, harus dibuat dengan jarak minimal tiga meter dari tepi luar tanggul. Lahan tersebut dapat digunakan sebagai jalan inspeksi maupun taman.
• Baca Puisi Ahmad Dhani, Fadli Zon: Rezim Ini Harus Segera Diganti dan Dimusnahkan
"Langkah kedua adalah solusi. Solusinya adalah normalisasi sesuai konsep BBWSCC (Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane), antara lain pengerukan, perdalam, pelebaran, dan pembangunan turap pada badan sungai," paparnya.
"Tetapi solusi ini konsekuensinya adalah menggusur permukiman warga di sempadan sungai," tambahnya.
Lantas, langkah ketiga dalam penyelesaian banjir Ibu Kota adalah relokasi.
• Pemulung di TPA RAwa Kucing Sering Temukan Laptop Hingga Handphone, Paling Susah Kalau Hujan
Beriringan dengan normalisasi, penggusuran permukiman warga harus dilakukan, sehingga penataan ataupun normalisasi sungai dapat dilakukan.
Langkah keempat adalah sosialisasi, sehingga Anies Baswedan ia harapkan dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat, terkait penataan sungai di sejumlah wilayah rawan banjir.
Sosialisasi dibutuhkan untuk proses pembebasan lahan, termasuk nilai ganti rugi kepada masyarakat.
• Jokowi Teriak Lawan, Prabowo Gebrak Podium, Andi Arief: Jogja Memang Istimewa
"Langkah terakhir adalah implementasi, sehingga perencanaan penataan sungai dapat diketahui masyarakat, termasuk nilai ganti rugi atas lahan yang dibebaskan," jelas Nirwono.
"Jadi Gubernur DKI harus tegas dan berani untuk melakukan penggusuran. Sehingga bukan hanya menyelesaikan masalah banjir, tetapi juga melakukan penataan kota," ulasnya.
"Masalahnya apakah Gubernur DKI berani merelokasi permukiman warga di bantaran sungai? Tujuannya agar proyek normalisasi sungai dapat segera diselesaikan," sambungnya.
• Mayat Mrs X di Tol Jagorawi Ternyata Sedang Hamil Tua, Harusnya Sebentar Lagi Melahirkan
Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menolak permintaan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, untuk membuktikan penyebab genangan air adalah proyek Lintas Rel Terpadu (LRT).
Anies Baswedan menilai hal itu hanyalah kesalahpahaman semata, dan meminta persoalan ini tak diperpanjang lagi.
"Udahlah enggak usah diperpanjang. Ini tuh persoalannya bukan LRT, tapi persoalannya adalah kurang pompa," ujar Anies Baswedan di Balai Kota, Selasa (9/4/2019).
• Anies Baswedan Janjikan Kemang Jadi Surga Pejalan Kaki, Warga Protes Wacana Pembatasan Kendaraan
Padahal, saat sidak ke Jalan Letjen MT Haryono dan DI Panjaitan pada Kamis (28/3/2019) lalu, Anies Baswedan menyalahkan Adhi Karya selaku kontaktor LRT Jabodebek.
Sebab, di beberapa lokasi proyek LRT seperti bawah flyover Pancoran dan bawah flyover Tol Bekasi - Cawang-Kampung Melayu (Becakayu), sering terjadi genangan yang lumayan tinggi jika durasi hujan cukup lama dan deras.
Namun, kini Anies Baswedan tak lagi menyalahkan tiang pancang proyek LRT Jabodebek yang menutupi saluran air, tetapi lebih ke pengadaan pompa.
• Ada Bekas Injakan di Punggung Mayat Mrs X di Tol Jagorawi
"Karena pompanya kurang maka terjadi banjir, yang kurang menyediakan pompa adalah pihak kontraktor LRT," ujarnya.
"Jadi kalau yang kurang menyediakan pompanya gedung, ya gedung yang salah. Jadi bukan LRT-nya, tapi pompa yang kurang. Karena pompa yang kurang maka terjadi genangan, jadi pompanya harus diberesin, bukan LRT-nya," papar Anies Baswedan.
Anies Baswedan juga menekankan bahwa Pemprov DKI mendukung penuh pembangunan infrastruktur transportasi massal yang terintegrasi, untuk mengurai kemacetan Ibu Kota.
• Kuasa Hukum Bilang Kabar Ada Menteri yang Ajak Vanessa Angel Mimican Cuma Gosip Antar Muncikari
Sebelumnya, Budi Karya Sumadi angkat bicara terkait kemurkaan Anies Baswedan kepada LRT Jabodebek, yang ia sebut menjadi penyebab banjir.
Menurut Budi Karya Sumadi, Anies Baswedan harus mempunyai bukti yang jelas sebelum menuding pembangunan LRT Jabodebek sebagai penyebab banjir.
"Mungkin saya minta Pak Gubernur itu meneliti lebih jauh, bahwa kalau berstatement itu harus ada buktinya," ujar Budi Karya Sumadi, ditemui di Kantor PT Pelindo II (Persero) Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (7/4/2019) lalu.
• Said Iqbal Ungkap Tiga Tanggapan Prabowo Saat Bertemu Ratna Sarumpaet yang Mengaku Dianiaya
Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meminta semua pihak tidak saling menyalahkan dalam pengerjaan proyek LRT Jabodebek.
Hal tersebut disampaikan Luhut Binsar Panjaitan dalam menjawab tudingan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang menyebut tiang proyek LRT penyebab banjir di sebagian wilayah Jakarta.
"Jangan nyalahin orang, kerjain enggak bidang masing-masing? Kalau ada masalah ketemu (duduk bersama), enggak usah di publik," kata Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta, Senin (8/4/2019).
• Sekjen PDIP: Rakyat akan Pilih yang Mampu Menggebrak Hambatan dan Persoalan, Bukan yang Gebrak Meja
Menurut Luhut Binsar Panjaitan, setiap pembangunan selalu dikoordinasikan semua pihak terkait, seperti halnya rencana membangun Stasiun Dukuh Atas yang sampai sekarang belum dibangun.
"Itu sudah dua bulan kita studi, DKI sampai hari ini belum dibangun. Saya enggak mau saling salah menyalahkan. Kita lihat dong, kita kerjain enggak bidang kita masing-masing?" papar Luhut Binsar Panjaitan.
Ia pun mengaku telah bertanya kepada pihak Pemprov DKI, bagian proyek LRT yang mana jadi penyebab banjir, agar dicarikan solusi bersama.
• Mantan Kalapas Sukamiskin Ogah Dibui di Penjara yang Pernah Ia Pimpin, KPK Anggap Aneh
"Kita tanya di mananya yang jadi banjir, di mananya enggak bisa dijawab," ucapnya.
Sebelumnya, Anies Baswedan meninjau tiga lokasi yang menjadi penyebab genangan di Ibu Kota, yakni bawah flyover Pancoran, flyover Cawang, dan bawah tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu).
Sesampainya di bawah flyover Pancoran, Jalan Letjen MT Haryono, Anies Baswedan melihat pembangunan Lintas Rel Terpadu (LRT) yang diduga menyumbat saluran air, sehingga terjadilah genangan.
• Mayat Mrs X di Tol Jagorawi Diduga Belum Rekam KTP Elektronik, Polisi Kesulitan Ungkap Kasus
Anies Baswedan pun melanjutkan perjalanan ke bawah flyover Cawang, dan melihat langsung tiang yang berdiri kokoh menutup saluran air.
"Pagi ini saya menginspeksi lokasi-lokasi yang menjadi tempat pembangunan yang menutup saluran air," ujar Anies Baswedan di lokasi, Kamis (4/4/2019).
"Sehingga ketika hujan deras dengan volume besar seperti kemarin, terjadilah genangan yang cukup lama," sambungnya.
• Maruf Amin Doakan Orang Sunda Jadi Presiden, Warga Bandung Barat Teriak Kang Emil!
Ia mengatakan, tiang-tiang tersebut menjadi penyumbat saat hujan deras, sehingga terjadilah genangan yang cukup lama.
Anies Baswedan menyayangkan pihak kontraktor, yakni Adhi Karya, tidak menyiapkan pompa yang cukup untuk mengalirkan air hujan.
"Jadi tadi saya berikan peringatan keras kepada mereka bahwa pihak Adhi Karya harus bertanggung jawab," ucap Anies Baswedan.
• Disuruh Buktikan oleh Menhub, Anies Baswedan Kini Bilang Banjir Akibat Kurang Pompa, Bukan LRT
Tak hanya dua titik lokasi tersebut, Anies Baswedan melanjutkan perjalanannya ke Jalan DI Panjaitan, tepatnya di bawah Tol Becakayu yang juga sering terkena imbas genangan dari pembangunan LRT Jabodebek.
Anies Baswedan menilai proyek pembangun jalur LRT di kawasan ini banyak yang tak memperhatikan saluran air.
Sebab, tiang-tiang beton yang dibangun sebagai penyangga jalur banyak didirkan di atas saluran air.
• Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih di Atas 25 Persen, Kubu 01: Halusinasi
"Ditemukan bahwa saluran-suluran air kita tertutup oleh pilar-pilar pembangunan LRT. Nah, pihak kontraktor tidak menyiapkan pompa yang cukup untuk mengalirkan air dari tempat yang terhalang. Jadi, ada saluran yang terpotong potong oleh pilar," beber Anies Baswedan.
Pihak kontraktor, katanya, telah mengklaim melakukan antisipasi banjir di kawasan ini, dengan menyediakan pompa mobile.
Namun, menurut Anies Baswedan, pompa itu jelas tak maksimal untuk menyedot air dalam volume yang besar.
• Prabowo Subianto: Negara Kita dalam Keadaan Tidak Sehat dalam Semua Ukuran
Selain itu juga, Anies Baswedan menduga penangan banjir di kawasan ini pasti terlambat dilakukan pihak kontraktor.
Sebab, pompa-pompa mobile itu baru didatangkan saat sudah terjadi genangan, sehingga imbasnya kawasan ini tergenang cukup lama.
"Harusnya mereka (kontraktor proyek LRT) menyiapkan pompa. Menurut mereka sudah dipasang pompa, pompa mobile," cetusnya.
• KPK Bilang Kebocoran Anggaran Negara 2 Ribu Triliun Lebih, Prabowo: Jadi Sekarang yang Benar Siapa?
"Pompa mobile itu kita sudah tahu pasti banjir baru dikirim pompa. Kalau pompanya permanen pasti tidak begitu (banjir/genangan). Soalnya kalau ada aliran, pasti genangan airnya langsung bergerak," ungkap Anies Baswedan.
PT Adhi Karya Tbk selaku kontraktor yang menangani pembangunan jalur Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek, menerima teguran Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Adhi Karya mengakui kelalaian pihaknya, sehingga mengakibatkan genangan di sejumlah titik kawasan Pancoran dan Cawang.
• Berdasarkan Laporan Intelijen, Dana Kampanye Sudah Ditarik Tunai Tiga Tahun Sebelum Pemilu
Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Ki Syahgolang Permata mengaku sudah menerima teguran dari Anies Baswedan, dan segera berbenah.
"Jadi proyek LRT ini sebetulnya hasil dari inspeksi Pak Gubernur ya tadi. Masukan-masukan yang kami terima tentunya hasil dari inspeksi tersebut kita tindaklanjuti hari ini, karena ada beberapa pompa yang kurang," ucap Syahgolang saat dihubungi, Kamis (4/4/2019).
Ia mengaku pihaknya akan segera melakukan tinjauan langsung ke lapangan, dan menambah pompa untuk mengatasi genangan di wilayah tersebut.
"Saat ini ada 4 pompa, dan hasil tadi pagi ada kekurangan dan kita akan tambahkan. Tadi Pak Anies juga bilang perlu pompa permanen," jelas Syahgolang. (*)