Pilpres 2019

Baca Puisi Ahmad Dhani, Fadli Zon: Rezim Ini Harus Segera Diganti dan Dimusnahkan

Fadli Zon meluncurkan buku Antologi Puisi Fadli Zon di Restoran Al Jazeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin.

Editor: Yaspen Martinus
Twitter @fadlizon
Wakil Ketua DPR Fadli Zon membaca puisi, saat meluncurkan buku Antologi Puisi Fadli Zon di Restoran Al Jazeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019). 

WAKIL Ketua DPR Fadli Zon meluncurkan buku Antologi Puisi Fadli Zon di Restoran Al Jazeerah Polonia, Jalan Cipinang Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/4/2019).

Politikus yang gemar menulis puisi kritik politik ini menjelaskan, buku tersebut berisi sekitar 25 puisi karyanya, yang sebelumnya diunggah di berbagai media sosial.

“Karena beberapa puisi politik itu kemudian viral, ada yang mengusulkan untuk dijadikan buku. Ini adalah antologi keempat, dan bahkan ada yang sudah menerjemahkannya ke Bahasa Inggris,” ungkap Fadli Zon yang mengenakan kemeja hitam dan topi newsboy hitam.

Prabowo: Kita Harus Menang dengan Selisih di Atas 25 Persen, Kubu 01: Halusinasi

Fadli Zon dalam sambutannya mengatakan, melalui puisi dirinya berharap penyampaian kritik politik tak selamanya dilakukan dengan selalu berdebat.

“Semoga dengan peluncuran ini menjadi relaksasi, jangan debat terus tapi tak ada sastranya. Ini juga sebagai upaya revitalisasi kebudayaan Indonesia berupa puisi,” ujarnya.

Di hadapan sejumlah tokoh yang menjadi tamunya seperti Neno Warisman, Dipo Alam, Fahri Hamzah, Sang Alang, hingga pelawak Komeng, Fadli Zon sempat membawakan puisi hasil karyanya yang berjudul 'Ahmad Dhani'.

Prabowo Subianto: Negara Kita dalam Keadaan Tidak Sehat dalam Semua Ukuran

Berikut ini puisi berjudul Ahmad Dhani karya Fadli Zon:

Kau telah bersaksi
Tentang zaman penuh persekusi

Kau lihat dengan mata kepala sendiri
Teater kebiadaban rezim tirani

Kini kau korban kriminalisasi
Ruang gerakmu makin dibatasi
Kau telah dizalimi

Mereka cemas kata-katamu melahirkan kesadaran, mereka gentar akan lagumu
Membangunkan perlawanan
Menabuh genderang kebangkitan

Mereka bungkam kalimatmu, sambil menebar teror ketakutan
Mereka hentikan nyanyianmu, sambil mencari kesalahanmu

Mereka ingin kau tunduk tersungkur
Tapi kau berdiri tegak pantang mundur

Mereka ingin kau berkhianat, tapi kau kokoh menjunjung amanat, membela umat, membela rakyat

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved